Ekspor industri kreatif, fashion sumbang 61,13%
A
A
A
Sindonews.com – Kementerian Perdagangan (Kemendag) optimistis industri fashion (busana) Tanah Air bisa menjadi tren di dunia internasional. Sebab, sepanjang 2002–2010, industri fashion tercatat sebagai penyumbang ekspor terbesar, yakni 61,13 persen dari total ekspor industri kreatif.
Sementara, kontribusi produk fashion terhadap nilai ekspor nasional mencapai 5,96 persen, dengan rata-rata nilai ekspor sebesar Rp53,94 triliun. Pada 2010 produk busana diestimasi mencatat nilai ekspor sebesar Rp72triliun, meningkat 18,04 persen dari tahun sebelumnya.
”Industri ini juga menyerap banyak lapangan kerja,” kata Menteri Perdagangan (Mendag) Gita Wirjawan di Jakarta, 14 Februari 2012.
Menurut Gita, jika dilihat dari sisi penyerapan tenaga kerja dan lapangan usaha yang tercipta, dalam periode yang sama busana mendominasi sektor industri kreatif, yaitu rata-rata sebesar 54,32 persen dengan penyerapan tenaga kerja sebanyak 4,13 juta orang, atau 4,22 persen terhadap tingkat partisipasi terhadap tenaga kerja nasional.
Menurut Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional (PEN) Kemendag Hesti Indah Kresnarini, subsektor industri busana pun potensial. Sektor kerajinan tangan (handycraft) tercatat memiliki kontribusi terhadap total ekspor nasional pada 2010 sebesar 3,95 persen.
Di sisi lain, kontribusi 14 subsektor industri kreatif terhadap total Pendapatan Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada 2010 adalah sekitar 7,29 persen.
”Dari segi ekspor, dari 14 subsektor industri kreatif tersebut menyumbang sekitar Rp131,3 triliun atau sekitar 9,25 persen dari total ekspor nasional,” tuturnya.
Karena itu, tegas Gita, pihaknya akan memprioritaskan kelancaran distribusi produk busana untuk mendukung peningkatan penguasaan pasar lokal, Asia, bahkan internasional.
Kemendag siap melakukan promosi secara intensif baik di dalam maupun luar negeri dan meningkatkan pengetahuan serta pemahaman pasar bagi para pelaku bisnis busana. ”Kita akan mencoba memperluas jalur distribusi melalui pemanfaatan lembaga bisnis yang telah ada,” ujar Gita.
Tercatat, pada 2012, Kemendag akan berpartisipasi aktif dalam beberapa kegiatan promosi dalam negeri, IFW 2012 dan Jakarta Fashion Weeks (JFW) 2012-2013.
Sementara, untuk promosi luar negeri Kemendag juga berpartisipasi dalam Hong Kong Fashion Week dan Intertex di Shanghai.
Di samping itu, untuk peningkatan wawasan, pemahaman, dan kemampuan tentang pasar ekspor, Balai Besar Pendidikan dan Pelatihan Ekspor Indonesia (BBPPEI) Kemendag akan mendidik dan melatih para pebisnis fashion agar memiliki keahlian dan pengetahuan tentang mekanisme ekspor, potensi pasar ekspor, teknik negosiasi dan strategi pengembangan ekspor.
Gita menyebutkan, Indonesia harus menunjukkan kepada dunia bahwa produk busananya adalah produk-produk yang berkualitas dengan desain beraneka ragam yang bersumber pada kearifan lokal dan budaya tinggi.
”Bertitik tolak dari keunggulan tersebut, kita sebagai bangsa Indonesia sudah sewajarnya bangga, mencintai serta menggunakan fashion Indonesia,” imbuhnya. (bro)
()