Peringkat 9 negara Eropa dipangkas

Rabu, 15 Februari 2012 - 10:13 WIB
Peringkat 9 negara Eropa dipangkas
Peringkat 9 negara Eropa dipangkas
A A A


Sindonews.com – Lembaga pemeringkat Moody’s Investor Service menurunkan peringkat kredit sembilan negara Eropa. Langkah tersebut dilakukan akibat semakin rentannya risiko keuangan dan makroekonomi di kawasan zona euro.

Dalam pengumuman Senin (13/2) lalu, Moody’s memangkas peringkat utang Italia satu tingkat dari ”A2” menjadi ”A3”, Spanyol dua tingkat dari ”A1” menjadi ”A3”, dan Portugal satu level dari ”Ba2” menjadi ”Ba3”. Negara lainnya yang didowngrade adalah Slovenia dan Slovakia masing-masing satu tingkat menjadi ”A2”, sedangkan Malta diturunkan satu tingkat menjadi ”A3”.

Adapun Prancis, Inggris, dan Austria tetap bertahan dengan rating ”AAA”, namun Moody’s mengubah outlook-nya menjadi negatif. ”Outlook negatif tersebut mencerminkan adanya sejumlah tekanan kredit yang akan memperburuk kelemahan neraca,” ujar Moody’s dalam pernyataan resminya dikutip AFP.

Lembaga pemeringkat internasional itu menyatakan, prospek pelemahan ekonomi Eropa mengancam pelaksanaan program penghematan domestik dan reformasi struktural yang dibutuhkan untuk mempromosikan daya saing.

Moody’s juga mempertanyakan pelaksanaan reformasi kelembagaan di kawasan Eropa. Di samping itu, Moody’s juga mengkritisi ketersediaan sumber daya yang memadai untuk menangani krisis. ”Faktor-faktor tersebut akan menjaga kepercayaan pasar dengan tingginya potensi terhadap guncangan lebih lanjut terhadap kondisi pendanaan untuk perbankan,” ungkapnya.

Moody’s menambahkan, sampai tingkat yang bervariasi, faktor-faktor itu membatasi kelayakan semua penguasa tertinggi Eropa sehingga memperburuk kelemahan terhadap risiko keuangan dan makroekonomi tertentu.

Penurunan peringkat sembilan negara Eropa disampaikan satu hari setelah Parlemen Yunani menyetujui paket penghematan guna memuluskan dana talangan senilai USD170 miliar. Persetujuan itu pun disambut kalangan Uni Eropa.

Melalui Komisioner Bidang Ekonomi Olli Rehn, Uni Eropa menyatakan langkah parlemen Yunani akan mendukung penerapan reformasi ekonomi. Dukungan yang sama juga datang dari Kanselir Jerman Angela Merkel yang menyebut kemenangan pemerintah di parlemen merupakan langkah penting dalam upaya menuju stabilitas di Yunani.

Moody’s sendiri berpendapat, pihaknya telah membatasi pemangkasan peringkat karena pemerintah Eropa berkomitmen melestarikan serikat moneter dan melaksanakan reformasi yang diperlukan guna memulihkan kepercayaan pasar.

Hal tersebut merujuk perjanjian para pemimpin Uni Eropa pada kerangka kerja perencanaan disiplin fiskal serta kebijakan menurunkan risiko penularan krisis dari negara Eropa yang paling bermasalah.

Perbankan Spanyol juga dipangkas

Di bagian lain, lembaga pemeringkat internasional Fitch Ratings dan Standard and Poor (S&P) juga memangkas peringkat kredit perbankan Spanyol termasuk empat bank pemberi pinjaman terbesar di negara itu. Fitch menurunkan peringkat utang bank Santander, BBVA, Bankia, dan Caixa Bank.

Khusus untuk Santander, yang merupakan bank terbesar di zona euro berdasarkan kapitalisasi pasar, peringkat Santander dipangkas dua level menjadi ”A”.

Sementara tiga bank lainnya diturunkan satu tingkat. Sama halnya dengan Fitch, lembaga pemeringkat S&P juga menurunkan ratingkredit 10 bank Spanyol satu tingkat dan memangkas peringkat lima bank Spanyol dua level.

”Penurunan perbankan Spanyol menunjukkan lemahnya kemampuan negara untuk mendukung bank terbesar mereka,” kata Fitch.

Lembaga tersebut menambahkan, pihaknya yakin penurunan peringkat mempunyai hubungan erat antara bank dan risiko kredit, namun hal tersebut merupakan hal yang biasa bagi bank.

Menurut Fitch, bank cenderung memiliki portofolio utang dalam negeri yang terekspos ke pihak kontra domestik. Hal itu menunjukkan lemahnya profitabilitas dan kualitas aset terhadap tren kerugian ekonomi makro dan pasar.

Selain itu, akses pendanaan stabilitas dan biaya bagi bank dalam negeri juga sering terkait erat dengan persepsi yang luas dari risiko berdaulat.

Sekadar diketahui, sektor perbankan Spanyol telah terbebani tingginya pinjaman dan hilangnya nilai aset properti setelah ledakan gelembung properti bertepatan dengan awal penurunan global pada 2008 lalu.
Menurut Bank Sentral Spanyol, sektor properti memiliki kredit bermasalah sebesar 176 miliar euro (USD232 miliar) pada Juni 2011.

Namun, angka tersebut kemungkinan meningkat disebabkan lemahnya perekonomian Spanyol. ”Kami berharap profitabilitas sistem perbankan Spanyol tetap berada di bawah rata-rata dalam jangka menengah, sebagaimana bank terus beroperasi dalam lingkungan ekonomi dan keuangan yang kurang baik,” ungkap S&P. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6314 seconds (0.1#10.140)