2.000 kontainer tertahan, produsen baja terancam rugi

Senin, 20 Februari 2012 - 17:47 WIB
2.000 kontainer tertahan, produsen baja terancam rugi
2.000 kontainer tertahan, produsen baja terancam rugi
A A A
Sindonews.com - Tertahannya 2.017 kontainer berisi bahan baku besi tua selama 16 hari di Tanjung Priok mengancam produsen baja nasional yang mengalami kerugian hingga miliaran rupiah.

“Penahanan kontainer itu bisa menimbulkan biaya tinggi, Contohnya biaya menginap satu kontainer ialah sebesar USD50 per hari. Lalu dikalikan dengan 2.017 kontainer dan 16 hari. Bisa miliaran rupiah. Kami sudah berdarah-darah,” kata Co Chairman Indonesian Iron and Steel Industry Association (IISIA) Ismail Mandry, di Jakarta, Senin (20/2/2012).

Belum lagi, lanjutnya, ada sekitar 30 ribu orang karyawan yang terancam di PHK apabila hingga dua bulan seluruh kontainer tersebut belum bisa dilepas. “Saya berharap, kontainer bisa dilepas paling lambat hari Rabu 22 Februari,” jelasnya.

Hal senada juga diungkapkan oleh Direktur Eksekutif IISIA Edward Pinem bahwa dengan tertahannya kontainer berisi besi tua di pelabuhan, industri baja nasional terancam tutup disebabkan kekurangan bahan baku karena ketiadaan tolak ukur kebersihan (impurities).

Selain kekurangan bahan baku, lanjutnya, masalah tersebut juga akan melemahkan daya saing produk baja nasional terhadap barang impor karena ada potensi kenaikan biaya produksi sebesar 15 persen dan membanjirnya produk impor untuk mendukung program pembangunan infrastruktur di dalam negeri sehingga menurunkan kontribusi produk buatan dalam negeri.

Untuk itu, Edward berharap, pemerintah bisa segera mempercepat pengeluaran setiap kontainer yang berisi besi tua melalui kebijakan khusus dan memperbaiki pedoman importasi besi tua berkaitan dengan tingkat impurities.

“Secara internasional praktek importasi scrap dalam realita tidak ada yang selalu bersih dan bebas imputities, seperti contohnya adalah blok-blok mesin, rantai transmisi, veleg roda dan lain-lain. Karenanya, wajar jika impurities merupakan kotoran-kotoran yang menempel atau sebagai ikutan dari scrap,” kata Edward. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 2.6430 seconds (0.1#10.140)