Menuju ketahanan pangan, RI gandeng Jepang & AS
A
A
A
Sindonews.com - Setelah bekerjasama dengan negara Asean, pemerintah akan memperluas kerjasama international dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan. Diantaranya Indonesia sudah menjajaki bekerjasama dengan beberapa negara, yaitu Jepang dan Amerika Serikat (AS).
"Kerjasama international tersebut diluar kerjasama Asean plus 3. Diperluas dengan siapa saja yang ingin melakukan kerjasama. Bisa Amerika serikat (AS), bisa juga Jepang. Intinya negara-negara yang sudah paham dalam soal ketahanan pangan" ucap Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan usai menghadiri Rakor ketahanan pangan, di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (20/2/2012).
Menurutnya, konteks kerjasama nantinya akan meluas pembahasannya, seperti revitalisasi pertanian. "Misalnya irigasi, kelembagaan di lapangan. Biar bagaimanapun supply change yang paling nyaman adalah bagaimana produksi diperkuat," paparnya.
Selain itu, hal ini dapat memperkuat cadangan beras sehingga, target pemerintah memiliki surplus beras 10 juta ton pada 2014 dapat tercapai.
"Kita tidak ingin impor, tapi sebelum kita yakin 2014 tercapai 10 juta ton, itu artinya kita masih menginginkan opsi-opsi lain untuk memperkuat cadangan. Yang terpenting pada 2012 ini akan kita coba," urai Rusman.
Namun, Rusman mengaku hal ini masih dalam pembahasan dengan kementerian atau lembaga yang terkait, seperti kementerian perdagangan. (ank)
"Kerjasama international tersebut diluar kerjasama Asean plus 3. Diperluas dengan siapa saja yang ingin melakukan kerjasama. Bisa Amerika serikat (AS), bisa juga Jepang. Intinya negara-negara yang sudah paham dalam soal ketahanan pangan" ucap Wakil Menteri Pertanian, Rusman Heriawan usai menghadiri Rakor ketahanan pangan, di Kantor Menko Perekonomian, Jalan Lapangan Banteng, Jakarta, Senin (20/2/2012).
Menurutnya, konteks kerjasama nantinya akan meluas pembahasannya, seperti revitalisasi pertanian. "Misalnya irigasi, kelembagaan di lapangan. Biar bagaimanapun supply change yang paling nyaman adalah bagaimana produksi diperkuat," paparnya.
Selain itu, hal ini dapat memperkuat cadangan beras sehingga, target pemerintah memiliki surplus beras 10 juta ton pada 2014 dapat tercapai.
"Kita tidak ingin impor, tapi sebelum kita yakin 2014 tercapai 10 juta ton, itu artinya kita masih menginginkan opsi-opsi lain untuk memperkuat cadangan. Yang terpenting pada 2012 ini akan kita coba," urai Rusman.
Namun, Rusman mengaku hal ini masih dalam pembahasan dengan kementerian atau lembaga yang terkait, seperti kementerian perdagangan. (ank)
()