Potensi wisata dongkrak bisnis properti di Bali
A
A
A
Sindonews.com - Potensi wisata dan budaya Bali yang kuat mendorong terdongkraknya industri bisnis lain, salah satunya bisnis properti. Banyaknya wisatawan yang datang mengunjungi Bali serta didukung meningkatnya aktivitas Meeting, Intensive, Conference, Exhibition (MICE) di sana semakin membuat pengembang tertarik membangun berbagai proyek properti terutama sektor hotel dan resort.
Menyasar agenda Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013 yang akan diselenggarakan di Bali dan meningkatnya jumlah turis baik domestik maupun asing, pengembang berlomba membangun hotel di sejumlah daerah yang menjadi titik utama wisata dan liburan.
Seperti dicantumkan dalam laporan resmi Knight Frank seperti dikutip dari okezone, Selasa (21/2/2012), pasokan hotel di Bali pada akhir 2011 tumbuh 10 persen atau bertambah 1.850 kamar sejak awal 2010. Jumlah pasokan hotel bintang lima masih mendominasi pangsa pasar hotel di Bali hingga 48 persen atau 10.099 kamar.
Daerah Kuta mencatat jumlah kamar terbanyak untuk hotel bintang tiga dan empat masing-masing 2.450 kamar dan 3.119 kamar. Daerah Nusa Dua membukukan jumlah kamar terbanyak untuk hotel bintang lima yakni 3.367 kamar. Daerah lainnya seperti Sanur, Tanjung Benoa, Seminyak, Jimbaran dan Ubud juga menunjukkan dominasi pasokan hotel bintang lima.
Tarif kamar rata-rata dalam mata uang Dolar Amerika untuk seluruh hotel bintang tiga hingga lima sampai akhir 2011 mencapai USD112,21 atau sekira Rp1,1 juta (Rp9.043 per USD) atau tumbuh sekira 8,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan tingkat hunian tertinggi jika dibandingkan dengan hotel berbintang lainnya, tarif kamar rata-rata untuk hotel bintang lima mencatat pertumbuhan terbesar sekira 11,9 persen dibandingkan periode yang sama pada 2010. (ank)
Menyasar agenda Asia Pacific Economic Cooperation (APEC) 2013 yang akan diselenggarakan di Bali dan meningkatnya jumlah turis baik domestik maupun asing, pengembang berlomba membangun hotel di sejumlah daerah yang menjadi titik utama wisata dan liburan.
Seperti dicantumkan dalam laporan resmi Knight Frank seperti dikutip dari okezone, Selasa (21/2/2012), pasokan hotel di Bali pada akhir 2011 tumbuh 10 persen atau bertambah 1.850 kamar sejak awal 2010. Jumlah pasokan hotel bintang lima masih mendominasi pangsa pasar hotel di Bali hingga 48 persen atau 10.099 kamar.
Daerah Kuta mencatat jumlah kamar terbanyak untuk hotel bintang tiga dan empat masing-masing 2.450 kamar dan 3.119 kamar. Daerah Nusa Dua membukukan jumlah kamar terbanyak untuk hotel bintang lima yakni 3.367 kamar. Daerah lainnya seperti Sanur, Tanjung Benoa, Seminyak, Jimbaran dan Ubud juga menunjukkan dominasi pasokan hotel bintang lima.
Tarif kamar rata-rata dalam mata uang Dolar Amerika untuk seluruh hotel bintang tiga hingga lima sampai akhir 2011 mencapai USD112,21 atau sekira Rp1,1 juta (Rp9.043 per USD) atau tumbuh sekira 8,5 persen jika dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dengan tingkat hunian tertinggi jika dibandingkan dengan hotel berbintang lainnya, tarif kamar rata-rata untuk hotel bintang lima mencatat pertumbuhan terbesar sekira 11,9 persen dibandingkan periode yang sama pada 2010. (ank)
()