Suku bunga bank beratkan industri kreatif
A
A
A
Sindonews.com - Kendati Bank Indonesia telah menurunkan BI Rate menjadi 5,75 persen, kebijakan itu belum mampu menekan penurunan suku bunga perbankan. Padahal, tingginya suku bunga perbankan menjadi salah satu kendala industri kreatif berskala kecil dalam mengakses pembiayaan perbankan.
Ketua Kadin Kota Bandung Deden Hidayat mengatakan, suku bunga kredit perbankan yang masih di atas 20 persen cukup memberatkan industri kreatif terutama bagi industri kecil dan menengah (IKM). Mereka enggan mengakses kredit perbankan lantaran suku bunga kredit yang harus ditanggung debitur masih terlalu tinggi.
“Di China, suku bunga kredit sudah single digit. Tapi di Indonesia masih cukup besar, walaupun sudah ditekan penurunan BI Rate. Kondisi ini tentu cukup memberatkan industri kreatif,” kata Deden di Bandung, kemarin.
Dia mengakui, suku bunga kredit perbankan di Indonesia masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya. Atas kondisi tersebut, Deden berharap pemerintah segera mengambil tindakan agar suku bunga kredit perbankan dapat diturunkan dan mengacu kepada BI Rate.
Menurut Deden, kendati pemerintah menyiapkan kredit usaha rakyat (KUR) serta program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) BUMN, namun jumlahnya sangat terbatas. Seperti halnya Kredit Cinta Rakyat (KCR) dengan bunga 9,3 persen.
Sementara itu, Regional Branch Manager West Standard Chartered Bank Devianto Setioraharjo mengakui, banknya belum melakukan penyesuaian suku bunga bank berdasarkan penurunan BI Rate. Menurut dia, untuk menurunkan suku bunga butuh proses panjang. Karena menyangkut ikatan perjanjian dengan debitur dan kreditur. (ank)
Ketua Kadin Kota Bandung Deden Hidayat mengatakan, suku bunga kredit perbankan yang masih di atas 20 persen cukup memberatkan industri kreatif terutama bagi industri kecil dan menengah (IKM). Mereka enggan mengakses kredit perbankan lantaran suku bunga kredit yang harus ditanggung debitur masih terlalu tinggi.
“Di China, suku bunga kredit sudah single digit. Tapi di Indonesia masih cukup besar, walaupun sudah ditekan penurunan BI Rate. Kondisi ini tentu cukup memberatkan industri kreatif,” kata Deden di Bandung, kemarin.
Dia mengakui, suku bunga kredit perbankan di Indonesia masih tergolong tinggi bila dibandingkan dengan sejumlah negara lainnya. Atas kondisi tersebut, Deden berharap pemerintah segera mengambil tindakan agar suku bunga kredit perbankan dapat diturunkan dan mengacu kepada BI Rate.
Menurut Deden, kendati pemerintah menyiapkan kredit usaha rakyat (KUR) serta program kemitraan dan bina lingkungan (PKBL) BUMN, namun jumlahnya sangat terbatas. Seperti halnya Kredit Cinta Rakyat (KCR) dengan bunga 9,3 persen.
Sementara itu, Regional Branch Manager West Standard Chartered Bank Devianto Setioraharjo mengakui, banknya belum melakukan penyesuaian suku bunga bank berdasarkan penurunan BI Rate. Menurut dia, untuk menurunkan suku bunga butuh proses panjang. Karena menyangkut ikatan perjanjian dengan debitur dan kreditur. (ank)
()