Negara berkembang tantang tradisi AS
A
A
A
Sindonews.com – Menjelang pemilihan presiden Bank Dunia April mendatang, negara-negara berkembang menyatakan akan menantang tradisi Amerika Serikat (AS) dalam pemilihan posisi tertinggi di lembaga keuangan internasional itu.
AS selama ini memang menjadi negara yang selalu menempatkan orangnya menjadi Presiden Bank Dunia.Hal itu sudah menjadi semacam perjanjian tidak tertulis bersama Eropa yang selalu memimpin Dana Moneter Internasional (IMF). Niat negara-negara berkembang menantang AS dipicu pernyataan Presiden AS Barack Obama yang menyebutkan perlunya perubahan di lembagalembaga internasional.
“Sudah waktunya untuk mematahkan tradisi puluhan tahun atau perjanjian tidak tertulis antara AS dan Eropa bahwa Presiden Bank Dunia harus orang AS sementara Direktur IMF harus orang Eropa,” ujar pernyataan negara berkembang dalam pernyataan resmi dikutip Reuters, Minggu 26 Februari 2012 waktu setempat.
Tetapi, saat ini negara berkembang menghadapi permasalahan siapa yang bersedia untuk menantang AS yang merupakan pemegang saham terbesar dan paling berpengaruh di Bank Dunia.
Direktur Sekretariat Negara Berkembang G-24 Amar Bhattacharya mengatakan, pihaknya yakin bahwa AS akan mencalonkan kandidat yang sangat baik, dan dipastikan perebutan posisi akan terjadi dalam proses pemilihannya. “Ada kandidat yang sangat kuat di negara berkembang. Hal itu sangat penting karena menunjukkan negara berkembang melakukan segala upaya untuk mengindentifikasi kandidat yang cocok dengan dunia berkembang, ”imbuhnya.
Dia menambahkan, negara berkembang akan mencoba mendaftarkan kandidat Presiden Bank Dunia sebelum batas waktu pencalonan pada 23 Maret. Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan AS Timothy Geithner tidak memberikan komentar langsung mengenai Bank Dunia. Dia hanya mengungkapkan, saat ini Washington mengakui perlunya perubahan untuk mencerminkan kekuatan ekonomi yang tumbuh dari negara berkembang.
Menteri Keuangan Afrika Selatan Pravin Gordhan mengungkapkan, Paman Sam dapat mengajukan calon yang diinginkan dengan syarat harus menjadi proses yang konstruktif. “Hal tersebut idealis namun tidak ada salahnya jika kita mencoba,”paparnya.
Saat ini negara Brasil, Rusia, India,China dan Afrika Selatan (BRICS) tengah berjuang untuk mengusulkan kandidat guna mematahkan tradisi lama dari AS dan Eropa.
Sejumlah nama pun muncul dan diperkirakan bersaing dengan kandidat lain dari AS, salah satunya Sri Mulyani yang kini menjabat sebagai Managing Director Bank Dunia. Sebagaimana diketahui, hingga kini Sri Mulyani masih memimpin dalam polling calon presiden Bank Dunia dengan perolehan suara lebihdari 80 persen.
AS selama ini memang menjadi negara yang selalu menempatkan orangnya menjadi Presiden Bank Dunia.Hal itu sudah menjadi semacam perjanjian tidak tertulis bersama Eropa yang selalu memimpin Dana Moneter Internasional (IMF). Niat negara-negara berkembang menantang AS dipicu pernyataan Presiden AS Barack Obama yang menyebutkan perlunya perubahan di lembagalembaga internasional.
“Sudah waktunya untuk mematahkan tradisi puluhan tahun atau perjanjian tidak tertulis antara AS dan Eropa bahwa Presiden Bank Dunia harus orang AS sementara Direktur IMF harus orang Eropa,” ujar pernyataan negara berkembang dalam pernyataan resmi dikutip Reuters, Minggu 26 Februari 2012 waktu setempat.
Tetapi, saat ini negara berkembang menghadapi permasalahan siapa yang bersedia untuk menantang AS yang merupakan pemegang saham terbesar dan paling berpengaruh di Bank Dunia.
Direktur Sekretariat Negara Berkembang G-24 Amar Bhattacharya mengatakan, pihaknya yakin bahwa AS akan mencalonkan kandidat yang sangat baik, dan dipastikan perebutan posisi akan terjadi dalam proses pemilihannya. “Ada kandidat yang sangat kuat di negara berkembang. Hal itu sangat penting karena menunjukkan negara berkembang melakukan segala upaya untuk mengindentifikasi kandidat yang cocok dengan dunia berkembang, ”imbuhnya.
Dia menambahkan, negara berkembang akan mencoba mendaftarkan kandidat Presiden Bank Dunia sebelum batas waktu pencalonan pada 23 Maret. Menanggapi hal itu, Menteri Keuangan AS Timothy Geithner tidak memberikan komentar langsung mengenai Bank Dunia. Dia hanya mengungkapkan, saat ini Washington mengakui perlunya perubahan untuk mencerminkan kekuatan ekonomi yang tumbuh dari negara berkembang.
Menteri Keuangan Afrika Selatan Pravin Gordhan mengungkapkan, Paman Sam dapat mengajukan calon yang diinginkan dengan syarat harus menjadi proses yang konstruktif. “Hal tersebut idealis namun tidak ada salahnya jika kita mencoba,”paparnya.
Saat ini negara Brasil, Rusia, India,China dan Afrika Selatan (BRICS) tengah berjuang untuk mengusulkan kandidat guna mematahkan tradisi lama dari AS dan Eropa.
Sejumlah nama pun muncul dan diperkirakan bersaing dengan kandidat lain dari AS, salah satunya Sri Mulyani yang kini menjabat sebagai Managing Director Bank Dunia. Sebagaimana diketahui, hingga kini Sri Mulyani masih memimpin dalam polling calon presiden Bank Dunia dengan perolehan suara lebihdari 80 persen.
()