BBM naik, Kemendikbud pangkas anggaran non modal

Selasa, 28 Februari 2012 - 20:37 WIB
BBM naik, Kemendikbud...
BBM naik, Kemendikbud pangkas anggaran non modal
A A A


Sindonews.com - Rencana menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) melalui percepatan pembahasan Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) yang dilakukan pemerintah berpengaruh terhadap operasional kementerian.

Sesuai dengan hasil rapat yang diadakan oleh tiga Kementerian Koordinator Perekonomian, Polhukam, Kesra, beserta menteri-menteri yang berada dalamnya, pada RAPBN 2012 harus ada penghematan sebesar Rp22 triliun dengan melakukan pemotongan anggaran di semua kementerian.

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh mengatakan, pihaknya akan memangkas 10 persen anggaran non-modal untuk rencana membentuk APBNP 2012. Hasil tersebut menunjukan ke arah komitmen agar ada optimasi anggaran di masing-masing kementerian- lembaga (KL).

"Kita juga melakukan optimasi atau bahasa kasarnya adalah pemotongan untuk belanja barang. Kementerian lain juga melakukan pemotongan itu. Tetapi hasil pemotongannya, harus kembali lagi ke kementerian. Karena kan dalam undang-undang sudah ditetapkan kalau anggaran untuk Kemendikbud itu 20 persen," ujarnya saat ditemui di kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jakarta, Selasa (28/2/2012).

Format optimasi yang dilakukan menurutnya dapat dicontohkan dengan pemindahan dana perjalanan dinas ke bantuan siswa miskin ataupun untuk program-program mendesak lainnya.

"Kita lakukan penghematan 10 persen, dan itu bisa disalurkan ke program-program yang sangat mendesak, misalkan kaitannya dengan pembukaan daerah perbatasan. Itu kalau dibuka atau diperbaiki otomatis perlu sekolahan, berarti kita harus bangun sekolahan," jelasnya.

Salah satu anggaran yang rampung pembahasannya adalah mengenai pembiayaan siswa miskin yang ditambah dari sisa optimasi kebutuhan kementerian yang dirasa kurang perlu. "Kemarin kan anggaran untuk siswa miskin itu sekira Rp2 triliun dan dalam anggaran yang baru kita tambah sebesar Rp3 triliun sehingga menjadi Rp5 triliun," pungkasnya. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.8494 seconds (0.1#10.140)