2011, laba Indosat naik 29%
A
A
A
Sindonews.com – PT Indosat Tbk (ISAT) membukukan laba bersih sebesar Rp835 miliar hingga akhir 2011, atau meningkat sekitar 29 persen dibanding 2010.
Naiknya laba bersih perusahaan seiring naiknya pendapatan perseroan. Direktur Utama Indosat Harry Sasongko mengatakan, pendapatan usaha perseroan pada tahun 2011 tumbuh 3,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp20,577 triliun. “Naiknya pendapatan terutama didukung oleh pertumbuhan dalam bisnis seluler,“ kata dia di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan,pendapatan seluler perseroan sepanjang tahun lalu meningkat sekitar 4,5 persen dibanding tahun sebelumnya, menjadi Rp16,751 triliun. Naiknya pendapatan seluler didukung bertambahnya jumlah pelanggan yang mencapai 51,7 juta pada akhir tahun lalu. Selain itu,lanjut Harry,pertumbuhan pendapatan didukung peningkatan jumlah BTS perseroan pada tahun lalu sebesar 6,3 persen dibanding tahun lalu,menjadi 19.253 BTS.
Pada 7 Februari 2012 perseroan telah menandatangani dokumen perjanjian dengan PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) dan anak usaha PT Solusi Menara Indonesia untuk penjualan maupun penyewaan kembali 2.500 menara. “Proses penutupan penjualan diharapkan selesai tahun ini, sebagian dari peningkatan utilisasi aset perusahaan,” imbuh Harry.
Sedangkan, pendapatan nonseluler tumbuh 1,5 persen, didorong meningkatnya penggunaan sirkuit layanan data. Sementara, EBITDA margin pada tahun lalu tercatat sebesar 45,7 persen. Nilai tersebut memperhitungkan beban program voluntarily separation scheme(VSS), yang merupakan bagian dari program transformasi yang dijalankan pada tahun lalu. Menurut dia, jika tidak memperhitungkan beban VSS, EBITDA margin normalisasi meningkat 3,2 persen, menjadi sebesar 48,1 persen.
Adapun, total utang perseroan pada tahun lalu berhasil ditekan sebesar 2,7 persen menjadi Rp23,406 triliun. “Terlepas dari krisis keuangan global sepanjang tahun 2011,kami tetap berupaya untuk fokus dalam meraih pertumbuhan pendapatan yang berkesinambungan. Kerja keras kami telah mengubah risiko menjadi peluang,” ujarnya.
Dia mengakui, perseroan akan menghadapi tantangan di tahun-tahun ke depan, tetapi akan tetap teguh memanfaatkan peluang-peluang untuk mengembangkan bisnis inti dan beradaptasi dengan lingkungan operasinya. Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai, kenaikan laba bersih ISAT disebabkan peningkatan pendapatan lain-lain.
“Di mana itu akibat penjualan aset, karena kalau dilihat revenue-nya sebagai bisnis inti,hanya tumbuh sembilan persen,“ kata dia.
Menurut Edwin, setelah restrukturisasi besar-besaran, perusahaan telekomunikasi tersebut seharusnya bisa lebih baik dalam membukukan kinerja, efisiensi biaya, dan pengambilan keputusan. Namun, restrukturisasi tersebut belum menunjukkan hasil yang sangat baik.
Naiknya laba bersih perusahaan seiring naiknya pendapatan perseroan. Direktur Utama Indosat Harry Sasongko mengatakan, pendapatan usaha perseroan pada tahun 2011 tumbuh 3,9 persen dibanding periode yang sama tahun sebelumnya, menjadi Rp20,577 triliun. “Naiknya pendapatan terutama didukung oleh pertumbuhan dalam bisnis seluler,“ kata dia di Jakarta kemarin.
Dia menjelaskan,pendapatan seluler perseroan sepanjang tahun lalu meningkat sekitar 4,5 persen dibanding tahun sebelumnya, menjadi Rp16,751 triliun. Naiknya pendapatan seluler didukung bertambahnya jumlah pelanggan yang mencapai 51,7 juta pada akhir tahun lalu. Selain itu,lanjut Harry,pertumbuhan pendapatan didukung peningkatan jumlah BTS perseroan pada tahun lalu sebesar 6,3 persen dibanding tahun lalu,menjadi 19.253 BTS.
Pada 7 Februari 2012 perseroan telah menandatangani dokumen perjanjian dengan PT Tower Bersama Infrastructure (TBIG) dan anak usaha PT Solusi Menara Indonesia untuk penjualan maupun penyewaan kembali 2.500 menara. “Proses penutupan penjualan diharapkan selesai tahun ini, sebagian dari peningkatan utilisasi aset perusahaan,” imbuh Harry.
Sedangkan, pendapatan nonseluler tumbuh 1,5 persen, didorong meningkatnya penggunaan sirkuit layanan data. Sementara, EBITDA margin pada tahun lalu tercatat sebesar 45,7 persen. Nilai tersebut memperhitungkan beban program voluntarily separation scheme(VSS), yang merupakan bagian dari program transformasi yang dijalankan pada tahun lalu. Menurut dia, jika tidak memperhitungkan beban VSS, EBITDA margin normalisasi meningkat 3,2 persen, menjadi sebesar 48,1 persen.
Adapun, total utang perseroan pada tahun lalu berhasil ditekan sebesar 2,7 persen menjadi Rp23,406 triliun. “Terlepas dari krisis keuangan global sepanjang tahun 2011,kami tetap berupaya untuk fokus dalam meraih pertumbuhan pendapatan yang berkesinambungan. Kerja keras kami telah mengubah risiko menjadi peluang,” ujarnya.
Dia mengakui, perseroan akan menghadapi tantangan di tahun-tahun ke depan, tetapi akan tetap teguh memanfaatkan peluang-peluang untuk mengembangkan bisnis inti dan beradaptasi dengan lingkungan operasinya. Kepala Riset MNC Securities Edwin Sebayang menilai, kenaikan laba bersih ISAT disebabkan peningkatan pendapatan lain-lain.
“Di mana itu akibat penjualan aset, karena kalau dilihat revenue-nya sebagai bisnis inti,hanya tumbuh sembilan persen,“ kata dia.
Menurut Edwin, setelah restrukturisasi besar-besaran, perusahaan telekomunikasi tersebut seharusnya bisa lebih baik dalam membukukan kinerja, efisiensi biaya, dan pengambilan keputusan. Namun, restrukturisasi tersebut belum menunjukkan hasil yang sangat baik.
()