BBM naik, sopir angkutan umum galau
A
A
A
Sindonews.com - Wacana kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) membuat pengemudi angkutan umum di terminal Joyoboyo, Surabaya kuatir akan menurunkan pendapatan mereka. Hal ini dikarenakan tarif yang mengikuti kenaikan harga BBM, ditakutkan akan membuat penumpang beralih membeli sepeda motor.
"Kalau harga BBM jadi naik, para supir akan galau karena penumpang akan beralih ke sepeda motor. Kendaraan roda dua ini sangat mudah dimiliki. Bahkan tanpa uang muka, sudah bisa memiliki sepeda motor," ucap Prisma, salah seorang sopir angkutan umum di Surabaya, Rabu (7/3/2012).
Dia juga menambahkan bahwa ketakutan ini bukan hanya dialami oleh dirinya tapi juga dirasakan hampir semua sopir angkutan umum di Surabaya.
Dimana saat ini menurutnya, tarif angkutan umum adalah tiga ribu rupiah per orang. Jika harga BBM jenis premium jadi naik menjadi enam ribu rupiah per liter, mau tidak mau tarif angkutan umum juga ikut naik. Asumsinya, pemerintah juga mengurangi subsidi untuk angkutan umum.
Prisma juga menambahkan jika BBM naik yang berujung pada menurunnya pemasukan tetapi di sisi lain bahan pokok sudah pada naik, hal ini juga dikeluhkan para pengemudi atas naiknya sejumlah harga bahan pokok di pasar, bahkan waktu kenaikan harga BBM masih rencana. "BBM belum naik saja, sekarang harga-harga di pasar sudah naik," ungkapnya.
Namun masih saja ada saja penumpang yang tetap setia menggunakan angkutan umum, meski tarif naik. Angkutan umum dianggap lebih aman daripada sepeda motor.
Seperti diutarakan oleh Tarminah, salah seorang pengguna angkutan umum yang juga seorang guru TK ini mengatakan akan tetap menggunakan angkot. "Saya tetap akan naik angkutan umum karena aman saya tidak berani naik motor," ucap Tarminah.
Organisasi usaha angkutan darat (Organda) kota Surabaya mencatat, terdapat sekira 5 ribu lebih mobil angkutan kota dengan tujuh puluh sembilan jurusan berbeda. Tiga ratusan unit bis, beroperasi pada sebelas jurusan. Sedangkan taksi ada empat ribu lima ratusan armada. (ank)
"Kalau harga BBM jadi naik, para supir akan galau karena penumpang akan beralih ke sepeda motor. Kendaraan roda dua ini sangat mudah dimiliki. Bahkan tanpa uang muka, sudah bisa memiliki sepeda motor," ucap Prisma, salah seorang sopir angkutan umum di Surabaya, Rabu (7/3/2012).
Dia juga menambahkan bahwa ketakutan ini bukan hanya dialami oleh dirinya tapi juga dirasakan hampir semua sopir angkutan umum di Surabaya.
Dimana saat ini menurutnya, tarif angkutan umum adalah tiga ribu rupiah per orang. Jika harga BBM jenis premium jadi naik menjadi enam ribu rupiah per liter, mau tidak mau tarif angkutan umum juga ikut naik. Asumsinya, pemerintah juga mengurangi subsidi untuk angkutan umum.
Prisma juga menambahkan jika BBM naik yang berujung pada menurunnya pemasukan tetapi di sisi lain bahan pokok sudah pada naik, hal ini juga dikeluhkan para pengemudi atas naiknya sejumlah harga bahan pokok di pasar, bahkan waktu kenaikan harga BBM masih rencana. "BBM belum naik saja, sekarang harga-harga di pasar sudah naik," ungkapnya.
Namun masih saja ada saja penumpang yang tetap setia menggunakan angkutan umum, meski tarif naik. Angkutan umum dianggap lebih aman daripada sepeda motor.
Seperti diutarakan oleh Tarminah, salah seorang pengguna angkutan umum yang juga seorang guru TK ini mengatakan akan tetap menggunakan angkot. "Saya tetap akan naik angkutan umum karena aman saya tidak berani naik motor," ucap Tarminah.
Organisasi usaha angkutan darat (Organda) kota Surabaya mencatat, terdapat sekira 5 ribu lebih mobil angkutan kota dengan tujuh puluh sembilan jurusan berbeda. Tiga ratusan unit bis, beroperasi pada sebelas jurusan. Sedangkan taksi ada empat ribu lima ratusan armada. (ank)
()