3 daerah rawan penimbunan BBM di Semarang
A
A
A
Sindonews.com - Menjelang kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan diberlakukan pada 1 April nanti, Kepolisian Resort (Polres) Semarang melakukan langkah antisipasi untuk mencegah penimbunan premium dan solar. Langkah yang dilakukan yakni memantau distribusi BBM ke Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) dan pengecer.
Selain itu, Polres juga telah memetakan daerah rawan penyimpangan penjualan BBM. Sedikitnya ada tiga daerah yang disinyalir dijadikan tempat untuk menimbun dan mengoplos BBM, yakni Bawen, Ambarawa, dan Tuntang.
“Kami sudah membentuk tim khusus untuk mengawasi distribusi dan penjualan BBM di SPBU hingga pengecer. Tiga daerah rawan penyimpangan, kami pantau ketat,” kata Kapolres Semarang AKBP IB Putra Narendra, Kamis (8/3/2012).
Menurut Kapolres, rencana kenaikan harga BBM bisa dimanfaatkan oleh spekulan atau oknum masyarakat yang ingin mengeruk keuntungan pribadi dengan cara menimbun atau melakukan penyimpangan penjualan BBM. Ini harus diantisipasi agar tidak merugikan masyarakat serta tidak menimbulkan gejolak sosial yang bisa mengganggu stabilitas keamanan.
Kapolres mengatakan, gejolak sosial masyarakat dimungkinan bakal terjadi menjelang dan pascakenaikan BBM. Ini sudah diantisipasi dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat. Kelompok masyarakat, lembaga sosial masyarakat (LSM), mahasiswa, dan semua pihak diminta untuk ikut berperan aktif dalam menjaga stabilitas kemanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing.
“Jika hendak melakukan aksi penolakan atau menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah, tolong dilakukan sesuai aturan dan jangan melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Karena semua pelanggaran hukum akan ditindak tegas,” tandasnya.
Sementara itu, sejumlah kru angkutan umum di Ambarawa menolak rencana kenaikan harga BBM. Alasannya, kenaikan harga BBM memberatkan biaya operasional dan akan membawa dampak negatif bagi kelangsungan usaha jasa transprotasi.
“Kenaikan harga BBM dampaknya luas. Jika harga BBM dinaikkan, harga suku cadang akan ikut naik dan biaya operasional jadi
bertambah,” kata seorang sopir angkot jurusan Ambarawa-Bandungan, Totok, (28).
Menurut dia, saat ini dunia usaha jasa transportasi sedang kolaps dan sulit untuk berkembang. Pasalnya, pendapatan tidak dapat untuk menutup biaya operasional. Kalau harga BBM dinaikkan, biaya operasional akan semakin melambung dan usaha jasa transportasi bisa bangkrut.
Dia berharap, pemerintah bisa menunda kenaikan harga BBM. Kalau harga BBM tetap akan dinaikkan, pemerintah diminta untuk memberikan subsidi BBM kepada angkutan umum. (ank)
Selain itu, Polres juga telah memetakan daerah rawan penyimpangan penjualan BBM. Sedikitnya ada tiga daerah yang disinyalir dijadikan tempat untuk menimbun dan mengoplos BBM, yakni Bawen, Ambarawa, dan Tuntang.
“Kami sudah membentuk tim khusus untuk mengawasi distribusi dan penjualan BBM di SPBU hingga pengecer. Tiga daerah rawan penyimpangan, kami pantau ketat,” kata Kapolres Semarang AKBP IB Putra Narendra, Kamis (8/3/2012).
Menurut Kapolres, rencana kenaikan harga BBM bisa dimanfaatkan oleh spekulan atau oknum masyarakat yang ingin mengeruk keuntungan pribadi dengan cara menimbun atau melakukan penyimpangan penjualan BBM. Ini harus diantisipasi agar tidak merugikan masyarakat serta tidak menimbulkan gejolak sosial yang bisa mengganggu stabilitas keamanan.
Kapolres mengatakan, gejolak sosial masyarakat dimungkinan bakal terjadi menjelang dan pascakenaikan BBM. Ini sudah diantisipasi dengan melakukan pendekatan kepada masyarakat. Kelompok masyarakat, lembaga sosial masyarakat (LSM), mahasiswa, dan semua pihak diminta untuk ikut berperan aktif dalam menjaga stabilitas kemanan dan ketertiban di lingkungan masing-masing.
“Jika hendak melakukan aksi penolakan atau menyampaikan aspirasinya kepada pemerintah, tolong dilakukan sesuai aturan dan jangan melanggar ketentuan hukum yang berlaku. Karena semua pelanggaran hukum akan ditindak tegas,” tandasnya.
Sementara itu, sejumlah kru angkutan umum di Ambarawa menolak rencana kenaikan harga BBM. Alasannya, kenaikan harga BBM memberatkan biaya operasional dan akan membawa dampak negatif bagi kelangsungan usaha jasa transprotasi.
“Kenaikan harga BBM dampaknya luas. Jika harga BBM dinaikkan, harga suku cadang akan ikut naik dan biaya operasional jadi
bertambah,” kata seorang sopir angkot jurusan Ambarawa-Bandungan, Totok, (28).
Menurut dia, saat ini dunia usaha jasa transportasi sedang kolaps dan sulit untuk berkembang. Pasalnya, pendapatan tidak dapat untuk menutup biaya operasional. Kalau harga BBM dinaikkan, biaya operasional akan semakin melambung dan usaha jasa transportasi bisa bangkrut.
Dia berharap, pemerintah bisa menunda kenaikan harga BBM. Kalau harga BBM tetap akan dinaikkan, pemerintah diminta untuk memberikan subsidi BBM kepada angkutan umum. (ank)
()