BBM naik, angkutan umum dapat subsidi Rp4,2 T

Jum'at, 09 Maret 2012 - 09:08 WIB
BBM naik, angkutan umum...
BBM naik, angkutan umum dapat subsidi Rp4,2 T
A A A
Sindonews.com – Pemerintah memberikan subsidi bagi angkutan umum sebagai antisipasi kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Upaya ini untuk meredam kenaikan tarif angkutan umum.

Pasalnya, bila tarif angkutan umum naik, harga barang-barang bisa melambung. Pemerintah akan menyalurkan subsidi angkutan umum Rp4,2 triliun yang dimasukkan dalam RAPBN-P 2012.

”Pemerintah juga akan membebaskan pajak kendaraan bermotor selama satu tahun serta menerapkan bea masuk nol persen terhadap suku cadang angkutan umum,” kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Bappenas Armida Alisjahbana saat rapat kerja dengan Komisi XI DPR kemarin.

Bantuan lain adalah dengan membebaskan bunga kredit bila pemilik ingin mengganti armada baru dan subsidi bunga bagi peremajaan armada angkutan umum. ”Intinya ada kompensasi untuk angkutan umum agar tarifnya tidak naik atau seminimal mungkin tarifnya naik,” ujarnya. Selain subsidi untuk angkutan umum, pemerintah juga mengalokasikan anggaran Rp25,6 triliun untuk Bantuan Langsung Sementara Masyarakat (BLSM).

Nantinya anggaran itu disalurkan kepada 18,5 juta rumah tangga sasaran (RTS). BLSM rencananya diberikan Rp150 ribu per bulan selama sembilan bulan. Sasaran dari program ini mengacu pada data Pendataan Program Perlindungan Sosial (PPLS) 2011. ”Sistemnya didistribusikan di kantor pos. Orang yang namanya ada di database 30 persen RTS termiskin dapat kartu. Kita ngasihnya per tiga bulan.
Makanya kita sembilan bulan desainnya,” paparnya.

Di tempat yang sama, Gubernur Bank Indonesia (BI) Darmin Nasution memperkirakan laju inflasi tahun ini bisa menembus angka 6,8 persen bila pemerintah jadi menaikkan harga BBM Rp1.500 per liter. Angka inflasi menjadi tinggi karena tahun ini pemerintah juga akan menaikkan tarif tenaga listrik (TTL) sebesar 10 persen. ”Kalau cuma ada penyesuaian TTL, inflasi 4,4 persen. Namun kalau BBM naik Rp1.500 per liter,perkiraan kami inflasi 6,8 persen,” tutur Darmin.

Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Anggito Abimanyu mempertanyakan rencana pemerintah menaikkan harga BBM Rp1.500 karena dinilainya terlalu tinggi. Mantan Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan itu mengingatkan kenaikan harga BBM yang terlalu besar justru membahayakan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sebab daya beli masyarakat tertekan akibat harga melambung tinggi.

”Kenaikan Rp1.500 liter terlalu besar sehingga bisa menimbulkan beban ekonomi yang terlalu besar. Ini bisa mengganggu pertumbuhan,” tuturnya.

Ketua DPP Partai Demokrat Gede Pasek Suardika mengatakan, pihaknya sadarbahwaakan ada dimensi politik atas kebijakan menaikkan harga BBM. ”Dimensi politik kenaikan BBM pasti selalu ada. Tapi ini konsekuensi dan kebijakan menaikkan harga BBM ini kan sangat terkait dengan krisis ekonomi global,” ujarnya dalam diskusi ”Kenaikan BBM Sama dengan Makar ”kemarin di Jakarta.

Pasek menjelaskan, isu kenaikan harga BBM memang sangat tidak populis, tetapi sangat gampang untuk dipolitisasi. Namun,menurut Pasek, harus diingat bahwa kebijakan pemerintah ini diambil karena kondisi global mendesak hal itu.

Bahkan negara maju di Eropa dan Amerika pun mengalami krisis yang sama sehingga terjadi instabilitas politik di negara-negara tersebut. Pada acara yang sama, Ketua Umum DPP Partai Hanura Wiranto mengatakan,dampak kenaikan harga BBM sejatinya sangat besar dirasakan rakyat. Bahkan dampaknya bisa terjadi dalam dua tahap, yakni ketika isu harga BBM naik serta ketika harga BBM sudah dinaikkan.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6115 seconds (0.1#10.140)