Menanti layanan yahud operator seluler

Minggu, 11 Maret 2012 - 15:34 WIB
Menanti layanan yahud...
Menanti layanan yahud operator seluler
A A A
Sindonews.com - Kebutuhan masyarakat akan layanan komunikasi nirkabel kian berkembang. Potensi ini dimanfaatkan dengan semakin banyaknya handset yang ditawarkan vendor lokal maupun luar negeri. Gadget yang dihadirkan mengakomodasi penggunaan kartu seluler, baik GSM maupun CDMA.

Tidak hanya sekadar komunikasi voice, seiring berjalannya perkembangan teknologi informasi, kebutuhan layanan meningkat pada layanan data dan visual.Alhasil, potensi pasar ini yang digarap sejumlah operator. Sebut saja PT Telkomsel,PT XL Axiata, Indosat, Telkom,dan Smart Fren. Melalui tawaran teknologi komunikasi dengan keunggulan masing-masing, operator seluler terus bersaing menggaet pelanggan sebanyak-banyaknya.

Masyarakat ditawarkan fasilitas yang membuat jarak semakin dekat, baik komunikasi lewat suara maupun bertatap muka melalui dunia digital, seperti menggunakan fasilitas 3G dan layanan telekonferensi. Model layanan ini tentu sangat menguntungkan bagi siapa saja yang sangat bergantung dengan teknologi ini.Apalagi, layanan ini bisa mencakup seluruh kegiatan, baik bisnis maupun perkuliahan.

Namun, dibalik tawaran yang dirasakan begitu menguntungkan, banyak pula keluhan yang muncul akibat tidak maksimal layanan yang diberikan operator. Mulai sinyal yang putus nyambung, layanan data yang lambat loading,hingga pesan singkat yang kadang tiba sehari atau lebih. Kendati didera keluhan sejumlah pelanggan, sepertinya sejumlah perusahaan operator ini tak terpengaruh dengan kondisi tersebut.

Bahkan, mereka kian jorjoran meluncurkan inovasi terbaru. Tujuannya hanya satu, memanjakan pelanggan dan memberikan mereka banyak pilihan. Dengan banyaknya pilihan, ke depan masyarakat akan semakin selektif memilih penyedia layanan komunikasi. Tinggal bagaimana perusahaan penyedia layanan memberikan pelayanan terbaik untuk merebut simpati masyarakat agar memilih produk unggulan mereka.

Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Sulsel Zohra Andi Baso menyatakan, operator itu berani bersikap jujur jika memang terjadi kerusakan jaringan pada sistemnya. Operator juga harus bertanggung jawab terhadap kerugian dan ketidaknyamanan yang dirasakan pelanggan. “Kami sering menerima keluhan soal sinyal yangt idak bagus, termasuk tawaran promosi yang tidak sesuai kenyataan.Mestinya, jika ingin adil,seluruh kerugian yang diderita konsumen harus diganti rugi operator sebagai penyedia jasa,”ungkap dia.

Menurutnya, perang program promosi oleh operator seluler jangan sampai dijadikan momen bagi perusahaan penyedia layanan komunikasi untuk meraup keuntungan besar, tanpa memperhatikan kepentingan konsumen. Kalau itu terjadi, tentu kepercayaan masyarakat akan hilang kepada operator tersebut. Kondisi itu bisa dibuktikan ketika konsumen membeli promosi yang ditawarkan,kemudian ketika digunakan tidak sesuai harapan.

”Masyarakat kita ini sangat mudah memercayai iklan dan promosi yang ada, apalagi harganya begitu murah. Kondisi ini jangan dijadikan aji mumpung bagi operator untuk merebut pasar pelanggannya,” ujarnya. Justru promosi yang ditawarkan harus dibarengi dengan perbaikan kualitas layanan sehingga pelanggan bisa puas.

Zohra Andi Baso menjelaskan, keluhan yang banyak masuk di YLKI itu tidak saja soal kehilangan pulsa lewat SMS premium yang ada, tapi jika iklan yang beredar tidak sesuai kenyataan. Buruknya jaringan juga pernah dirasakan Ketua DPRD Sulsel M Roem,utamanya ketika berada di ruang kerjanya di Kantor DPRD Sulsel yang lokasinya berada sangat strategis dan mudah diakses.Jangankan komunikasi voice, pesan singkat sesama kolega politisi nyaris tidak terkirim.

”Harusnya perusahaan operator bertindak cepat jika menerima keluhan pelanggannya. Jangan selalu mencari pembenaran dan alasan jika sistem mereka sudah maksimal,” tuturnya. Banyak orang yang bergantung dengan perbaikan layanan komunikasi operator, salah satunya juga Public Relation Trans Studio Kartika Paluluan Mongkar yang sehari-hari tidak pernah lepas dari layanan tersebut.

Dia mengharapkan tawaran yang disampaikan melalui iklan-iklan tersebut dapat membentuk persepsi positif calon konsumen.Dengan begitu, itu membangun kepercayaan untuk mengambil keputusan menggunakan produk mereka. Tak hanya itu,jika ingin menawarkan tarif murah dengan ragam manfaatnya, mestinya juga tidak setengah hati karena pelanggan selalu menginginkan yang serbapasti.

”Banyak sekali promosi yang ditawarkan operator, tapi ketika akan digunakan, pelanggan terasa dibatasi oleh syarat dan ketentuan yang berlaku yang tidak dijelaskan detail dalam iklan atau promosi. Kalaupun ada, tulisannya sangat kecil,”paparnya. Pola seperti itu tentu menjadi bagian pembodohan konsumen. Jika disadari tentu kepercayaan terhadap operator akan hilang.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0644 seconds (0.1#10.140)