Foke pastikan MRT dibangun bulan Mei
A
A
A
Sindonews.com — Desain proyek mass rapid transit (MRT) tahap I (Lebak Bulus–Bundaran HI) kemungkinan berubah. Meski demikian, Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo memastikan pembangunan MRT dimulai Mei mendatang.
Permintaan pengurangan jumlah stasiun tersebut untuk kelancaran laju kereta.Dia mengusulkan, penghapusan stasiun antara Gedung ASEAN dan Universitas Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Lokasi tersebut dianggap terlalu dekat dengan Stasiun Blok M,” kata Fauzi Bowo di Balai Kota DKI Jakarta kemarin. Dia menyarankan stasiun MRT di kawasan itu diubah menjadi satu dengan ke Blok M. Hal itu untuk membuat laju kereta lebih landai ke bawah tanah di sekitar Al-Azhar tadi. “Kereta biar tidak terlalu menukik turun ke bawah tanah,” ungkapnya. Meskipun ada perubahan desain, pihaknya memastikan bahwa pembangunan awal (ground breaking) tetap sesuai jadwal yakni Mei mendatang.
“Pembangunan MRT tetap direncanakan Mei.MRT solusi mengurangi macet,”ujar Fauzi. Rute MRT tahap I sepanjang 15,5 kilometer. Pada 9,5 km pertama merupakan jalur layang dan lima km di bawah tanah. Stasiun layang dibangun di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, dan Blok M. Sementara stasiun bawah tanah dibangun di Universitas Al-Azhar/Sisingamangaraja, Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI. Proyek ini bakal menelan anggaran sebanyak 144,322 miliar yen atau sekitar Rp15 triliun.
Pembangunan MRT merupakan bagian dari revolusi bentuk angkutan massal di Jakarta. Saat ini kemacetan lalu lintas di Jakarta begitu parah. Salah satu solusi untuk mengatasi ancaman kelumpuhan ini dengan cara membangun moda transportasi massal berbasis rel yakni MRT. Angkutan ini diprediksi mampu melayani penumpang sebanyak 960 ribu orang setiap hari. Head of Corporate Communications PT MRT Jakarta Manpalagupta Sitorus menuturkan, PT MRT Jakarta telah diinformasikan tentang rencana pemindahan stasiun yang dimaksudkan Fauzi Bowo. Pemindahan ini berkaitan dengan rencana pengembangan wilayah DKI Jakarta oleh pemerintah daerah.
“Kami menjalankan semua kegiatan berdasarkan peraturan dan keputusan yang ditentukan pemerintah,” tandas Manpalagupta. Sementara itu, bakal calon gubernur DKI Jakarta dari jalur independen Hendardji Soepandji menilai, selama ini transportasi publik di Ibu Kota belum terintegrasi dengan baik.Kondisi angkutan umum bahkan masih semrawut dan tidak aman.“Ini membuktikan kalau Pemprov DKI Jakarta gagal dalam mengelola transportasi publik,” kata Hendardji kemarin. Menurut dia, pembuatan jalur bus Transjakarta juga tidak diimbangi dengan sistem feeder yang memadai. Keberadaan moda transportasi massal tersebut belum mampu mengurai kemacetan Ibu Kota.
Penggunaan jalur khusus tersebut bahkan memangkas median jalan sehingga membuat arus lalu lintas makin semrawut. “Contohnya bila kita naik busway dari Pondok Indah mau menuju ke Bintaro harus tanya dulu karena bingung tidak ada petunjuk dan tidak terkoneksi. Begitupun dengan jalur-jalur lainnya,” kritiknya. Seharusnya bus Transjakarta terkoneksi dengan moda angkutan lainnya. Jaringan feeder sudah seharusnya didesain masuk ke setiap kelurahan sehingga warga tidak lagi mengandalkan kendaraan pribadi.
“Jaringan transportasi massal seharusnya terkoneksi dengan tempat-tempat publik seperti pasar,terminal,stasiun, dan pusat keramaian lainnya. Pemprov seharusnya membuat koridor busway itu terkoneksi dengan angkutan umum yang dikelola pihak swasta. Sampai saat ini regulasinya tidak jelas sehingga pelaksanaan busway sering tumpang tindih jalur dan rutenya dengan moda alat transportasi umum yang dikelola pihak swasta,”ungkapnya. Jika terpilih pada pilkada mendatang, mantan Danpom TNI ini akan menjadikan perbaikan bus Transjakarta sebagai program prioritas.
Hendardji bertekad akan melakukan integrasi angkutan umum. “Harapan warga untuk mendapatkan pelayanan angkutan umum yang nyaman hingga tingkat kelurahan akan terwujud,” janjinya. Pengamat transportasi dari Institut Transportation and Development Policy (ITDP) Yoga Adiwinarto mengatakan, kondisi angkutan umum selain bus Transjakarta seharusnya memang sudah ditiadakan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki transportasi publik.
“Saat ini metromini,kopaja, dan bus lainnya masih beroperasi di bawah standar. Pembenahan transportasi bukan berarti mengganti elemen yang sudah ada dengan transportasi yang bisa dikatakan nyaman seperti busway.Tapi peningkatan standardisasi mengenai pelayanan minimum bisa dilakukan,” pintanya.
Dengan demikian, angkutan umum seperti metromini dan sebagainya masih bisa beroperasi, tapi dengan standar yang baru.“Yang bisa melakukan pembaharuan terhadap transportasi adalah pemerintah, jika ada kemauan kuat, pasti bisa,”tuturnya.
Permintaan pengurangan jumlah stasiun tersebut untuk kelancaran laju kereta.Dia mengusulkan, penghapusan stasiun antara Gedung ASEAN dan Universitas Al-Azhar, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan.
“Lokasi tersebut dianggap terlalu dekat dengan Stasiun Blok M,” kata Fauzi Bowo di Balai Kota DKI Jakarta kemarin. Dia menyarankan stasiun MRT di kawasan itu diubah menjadi satu dengan ke Blok M. Hal itu untuk membuat laju kereta lebih landai ke bawah tanah di sekitar Al-Azhar tadi. “Kereta biar tidak terlalu menukik turun ke bawah tanah,” ungkapnya. Meskipun ada perubahan desain, pihaknya memastikan bahwa pembangunan awal (ground breaking) tetap sesuai jadwal yakni Mei mendatang.
“Pembangunan MRT tetap direncanakan Mei.MRT solusi mengurangi macet,”ujar Fauzi. Rute MRT tahap I sepanjang 15,5 kilometer. Pada 9,5 km pertama merupakan jalur layang dan lima km di bawah tanah. Stasiun layang dibangun di Lebak Bulus, Fatmawati, Cipete Raya, H Nawi, Blok A, dan Blok M. Sementara stasiun bawah tanah dibangun di Universitas Al-Azhar/Sisingamangaraja, Senayan, Istora, Bendungan Hilir, Setiabudi, Dukuh Atas, dan Bundaran HI. Proyek ini bakal menelan anggaran sebanyak 144,322 miliar yen atau sekitar Rp15 triliun.
Pembangunan MRT merupakan bagian dari revolusi bentuk angkutan massal di Jakarta. Saat ini kemacetan lalu lintas di Jakarta begitu parah. Salah satu solusi untuk mengatasi ancaman kelumpuhan ini dengan cara membangun moda transportasi massal berbasis rel yakni MRT. Angkutan ini diprediksi mampu melayani penumpang sebanyak 960 ribu orang setiap hari. Head of Corporate Communications PT MRT Jakarta Manpalagupta Sitorus menuturkan, PT MRT Jakarta telah diinformasikan tentang rencana pemindahan stasiun yang dimaksudkan Fauzi Bowo. Pemindahan ini berkaitan dengan rencana pengembangan wilayah DKI Jakarta oleh pemerintah daerah.
“Kami menjalankan semua kegiatan berdasarkan peraturan dan keputusan yang ditentukan pemerintah,” tandas Manpalagupta. Sementara itu, bakal calon gubernur DKI Jakarta dari jalur independen Hendardji Soepandji menilai, selama ini transportasi publik di Ibu Kota belum terintegrasi dengan baik.Kondisi angkutan umum bahkan masih semrawut dan tidak aman.“Ini membuktikan kalau Pemprov DKI Jakarta gagal dalam mengelola transportasi publik,” kata Hendardji kemarin. Menurut dia, pembuatan jalur bus Transjakarta juga tidak diimbangi dengan sistem feeder yang memadai. Keberadaan moda transportasi massal tersebut belum mampu mengurai kemacetan Ibu Kota.
Penggunaan jalur khusus tersebut bahkan memangkas median jalan sehingga membuat arus lalu lintas makin semrawut. “Contohnya bila kita naik busway dari Pondok Indah mau menuju ke Bintaro harus tanya dulu karena bingung tidak ada petunjuk dan tidak terkoneksi. Begitupun dengan jalur-jalur lainnya,” kritiknya. Seharusnya bus Transjakarta terkoneksi dengan moda angkutan lainnya. Jaringan feeder sudah seharusnya didesain masuk ke setiap kelurahan sehingga warga tidak lagi mengandalkan kendaraan pribadi.
“Jaringan transportasi massal seharusnya terkoneksi dengan tempat-tempat publik seperti pasar,terminal,stasiun, dan pusat keramaian lainnya. Pemprov seharusnya membuat koridor busway itu terkoneksi dengan angkutan umum yang dikelola pihak swasta. Sampai saat ini regulasinya tidak jelas sehingga pelaksanaan busway sering tumpang tindih jalur dan rutenya dengan moda alat transportasi umum yang dikelola pihak swasta,”ungkapnya. Jika terpilih pada pilkada mendatang, mantan Danpom TNI ini akan menjadikan perbaikan bus Transjakarta sebagai program prioritas.
Hendardji bertekad akan melakukan integrasi angkutan umum. “Harapan warga untuk mendapatkan pelayanan angkutan umum yang nyaman hingga tingkat kelurahan akan terwujud,” janjinya. Pengamat transportasi dari Institut Transportation and Development Policy (ITDP) Yoga Adiwinarto mengatakan, kondisi angkutan umum selain bus Transjakarta seharusnya memang sudah ditiadakan. Banyak cara yang bisa dilakukan untuk memperbaiki transportasi publik.
“Saat ini metromini,kopaja, dan bus lainnya masih beroperasi di bawah standar. Pembenahan transportasi bukan berarti mengganti elemen yang sudah ada dengan transportasi yang bisa dikatakan nyaman seperti busway.Tapi peningkatan standardisasi mengenai pelayanan minimum bisa dilakukan,” pintanya.
Dengan demikian, angkutan umum seperti metromini dan sebagainya masih bisa beroperasi, tapi dengan standar yang baru.“Yang bisa melakukan pembaharuan terhadap transportasi adalah pemerintah, jika ada kemauan kuat, pasti bisa,”tuturnya.
()