Perluas perkebunan karet, Multistrada siapkan Rp400 M
A
A
A
Sindonews.com – Produsen ban nasional, PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA), menyiapkan dana sebesar Rp400 miliar guna perluasan usaha di sektor perkebunan karet.
Langkah ekspansi tersebut dilakukan oleh anak usaha MASA, PT Multistrada Agro Internasional (MAI), yang memiliki lahan konsesi IUPHHK-HTI seluas 33.800 hektare (ha) di Kalimantan.Perseroan berharap bisa melakukan penanaman seluas 1.200 ha di tahun ini. “Itu merupakan biaya investasi kami untuk perkebunan. Dana tersebut diambil dari sebagian hasil rights issue (penerbitan saham terbatas) yang belum lama ini kami lakukan,” ujar Presiden Direktur MASA Pieter Tanuri di Jakarta kemarin.
Pemilik merek ban Achilles, Corsa,dan Strada ini melakukan penerbitan saham terbatas senilai Rp1,53 triliun di akhir tahun lalu. Selain untuk perkebunan, lanjut Pieter, perseroan juga mengalokasikandana rightsissue untuk pengembangan bisnis inti, berupa peningkatan kapasitas produksi ban.Perseroan berharapbisameningkatkankapasitas produksi ban mobil menjadi sekitar 10 juta ban untuk mobil dan lima juta ban untuk motor.
Saat ini kapasitas produksi yang dimiliki sebesar tujuh juta untuk ban mobil dan 4,7 juta untuk ban motor. Menurut dia, hasil perkebunan itu nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan karet untuk bahan baku ban sebanyak 20 ribu–24 ribu ton per tahun. Dengan begitu, perseroan dapat mengamankan ketersediaan bahan baku karet yang terus mengalami kenaikan. Tahun lalu harga karet meningkat 98 persen menjadi sekitar USD4,95 per kilogram (kg) dari USD2,5 per kg. Padahal, perseroan berharap bisa meningkatkan kapasitas produksi ban dari tahun ke tahun.
Selain melakukan penanamanlahan, ungkap Pieter, perseroan juga berencana membangun pabrik pengolahan karet dengan nilai investasi USD10 juta (setara Rp90,67 miliar) di tahun ini. Pabrik tersebut memiliki kapasitas 24 ribu ton dan diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan produksi sekitar 10–15 juta ban mobil per tahun.
Multistrada menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,75-2 triliun pada tahun ini dan 2013. Selain perkebunan, capex juga akan digunakan untuk penambahan kapasitas ban. Sebesar Rp1,53 triliun telah terpenuhi dari hasil rights issue.
Sementara, sisanya sekitar Rp500 miliar akan menggunakan pinjaman bank. Saat ini,menurut dia, ada beberapa lembaga keuangan asing dan lokal yang telah menawarkan pinjaman. Perseroan masih akan melihat mana yang dianggap menguntungkan.
Managing Research PT Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, rencana ekspansi perseroan ke perkebunan karet merupakan bagian dari sinergi bisnis dari hulu ke hilir. Adanya karet produksi sendiri akan menghemat pengeluaran untuk bahan baku di masa mendatang.
Langkah ekspansi tersebut dilakukan oleh anak usaha MASA, PT Multistrada Agro Internasional (MAI), yang memiliki lahan konsesi IUPHHK-HTI seluas 33.800 hektare (ha) di Kalimantan.Perseroan berharap bisa melakukan penanaman seluas 1.200 ha di tahun ini. “Itu merupakan biaya investasi kami untuk perkebunan. Dana tersebut diambil dari sebagian hasil rights issue (penerbitan saham terbatas) yang belum lama ini kami lakukan,” ujar Presiden Direktur MASA Pieter Tanuri di Jakarta kemarin.
Pemilik merek ban Achilles, Corsa,dan Strada ini melakukan penerbitan saham terbatas senilai Rp1,53 triliun di akhir tahun lalu. Selain untuk perkebunan, lanjut Pieter, perseroan juga mengalokasikandana rightsissue untuk pengembangan bisnis inti, berupa peningkatan kapasitas produksi ban.Perseroan berharapbisameningkatkankapasitas produksi ban mobil menjadi sekitar 10 juta ban untuk mobil dan lima juta ban untuk motor.
Saat ini kapasitas produksi yang dimiliki sebesar tujuh juta untuk ban mobil dan 4,7 juta untuk ban motor. Menurut dia, hasil perkebunan itu nantinya akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan karet untuk bahan baku ban sebanyak 20 ribu–24 ribu ton per tahun. Dengan begitu, perseroan dapat mengamankan ketersediaan bahan baku karet yang terus mengalami kenaikan. Tahun lalu harga karet meningkat 98 persen menjadi sekitar USD4,95 per kilogram (kg) dari USD2,5 per kg. Padahal, perseroan berharap bisa meningkatkan kapasitas produksi ban dari tahun ke tahun.
Selain melakukan penanamanlahan, ungkap Pieter, perseroan juga berencana membangun pabrik pengolahan karet dengan nilai investasi USD10 juta (setara Rp90,67 miliar) di tahun ini. Pabrik tersebut memiliki kapasitas 24 ribu ton dan diperkirakan mampu memenuhi kebutuhan produksi sekitar 10–15 juta ban mobil per tahun.
Multistrada menganggarkan belanja modal (capital expenditure/capex) sebesar Rp1,75-2 triliun pada tahun ini dan 2013. Selain perkebunan, capex juga akan digunakan untuk penambahan kapasitas ban. Sebesar Rp1,53 triliun telah terpenuhi dari hasil rights issue.
Sementara, sisanya sekitar Rp500 miliar akan menggunakan pinjaman bank. Saat ini,menurut dia, ada beberapa lembaga keuangan asing dan lokal yang telah menawarkan pinjaman. Perseroan masih akan melihat mana yang dianggap menguntungkan.
Managing Research PT Indosurya Asset Management Reza Priyambada mengatakan, rencana ekspansi perseroan ke perkebunan karet merupakan bagian dari sinergi bisnis dari hulu ke hilir. Adanya karet produksi sendiri akan menghemat pengeluaran untuk bahan baku di masa mendatang.
()