Harga produk elektronik naik 5%

Kamis, 15 Maret 2012 - 12:12 WIB
Harga produk elektronik naik 5%
Harga produk elektronik naik 5%
A A A


Sindonews.com - Harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi belum resmi naik, tapi harga produk elektronik di pasaran sudah terkena imbasnya. Bahkan saat ini harga elektronik sudah mengalami kenaikan sekitar 5 persen.

“Harga (elektronik) sudah naik sampai 5 persen. Itu tidak terlepas dari rencana kenaikan harga BBM,” kata pemilik Atlanta Elektronik Semarang, Santoso Kurniadi, Rabu 14 Maret 2012.

Santoso memperkirakan, kenaikan harga elektronik itu tidak akan berlangsung lama. Dalam jangka waktu satu hingga dua bulan, harganya akan kembali lagi seperti semula. Prediksi itu berkaca pada pengalaman sebelumnya saat terjadi kenaikan harga BBM.

“Memang kenaikan itu nanti tidak lama, kalau harganya tinggi terus maka tidak kuat. Harganya pasti turun lagi,” katanya.

Meski sudah mengalami kenaikan, lanjut dia, ada beberapa produk yang harganya justru menurun. Harga turun terutama pada produk yang stok barangnya masih cukup banyak.

“Stok di gudang barangnya cukup banyak, bagaimana caranya barang ini keluar dan cepat laku, makanya harga justru diturunkan,” ungkap Santoso.

Kenaikan harga menjelang kenaikan harga BBM sekarang ini semakin menurunkan daya beli konsumen terhadap kebutuhan elektronik. “Itu pasti menurunkan penjualan elektronik,” keluhnya.

Terlebih lagi selama tiga bulan terakhir yaitu Januari–Maret biasanya penjualan elektronik juga cenderung mengalami penurunan signifikan. Kondisi ini lebih pada pengaruh musim hujan.

“Kalau awal tahun ini sampai Maret penjualannya masih rendah. Itu lantaran faktor cuaca musim penghujan yang berdampak pada penjualan seperti produk AC. Kalau produk televisi memang tidak turun tapi cenderung stabil,” tambahnya.

Sementara itu, General Manager PT Teka Buana David Tjhan menuturkan, kondisi pasar elektronik sekarang ini tidak berpengaruh terhadap rencana bisnisnya tahun ini. Alasannya, segmentasi pasar produk Teka ialah kalangan menengah ke atas yang ekonominya tergolong mampu. “Karena produk kita sebagian besar produk premium,” tutur David. (bro)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4288 seconds (0.1#10.140)