Pemberian kompensasi BBM belum sepakat

Kamis, 15 Maret 2012 - 14:40 WIB
Pemberian kompensasi...
Pemberian kompensasi BBM belum sepakat
A A A
Sindonews.com - Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI hingga kini belum menemui kata sepakat perihal cara kompensasi yang akan diberikan terkait dengan kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi. Belum ditemui kesepakatan tersebut mengenai cara pemberiannya yang berupa uang tunai kepada masyarakat yang tidak mampu atau teknik lain.

Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung memaparkan, beberapa pekan terakhir terlihat adanya perbedaan antar fraksi mengenai perbedaan mendasar dalam pemberian kompensasi dari kenaikan harga BBM.

"Ada perbedaan yang mendasar, terutama hal yang berkaitan dengan bagaimana kompensasi kepada masyarakat. Jadi kalau apa yang diajukan oleh pemerintah tetap sama, saya yakin mungkin pembahasan di Banggar maupun nanti di komisi-komisi dan juga di Paripurna pasti berjalan dengan alot," jelas Pramono kepada wartawan di Gedung DPR RI, Senayan, Jakarta, Kamis (15/3/2012).

Oleh karena itu, pimpinan DPR berinisatif untuk melakukan penyamaan dengan pimpinan anggaran terutama masalah waktu, agar bisa menyelesaikan tepat pada waktunya, itu yang akan jadi materi rapat. Pimpinan yang membahas APBNP sebagai agenda utamanya.

Menurut Pramono, pemerintah seharusnya memiliki kajian mengenai pemberian kompensasi dalam prespektif yang dihadapinya.

"Kalau saya sebagai pimpinan DPR dari Fraksi PDIP tentunya sikapnya sudah jelas, yang penting adalah bila pemerintah tetap akan menaikkan, maka kompensasi yang diberikan kepada masyarakat itu lah yang menjadi hal yang secara gamblang disampaikan pemerintah kepada DPR," terangnya.

Dilanjutkannya saat ini akan ada sekira Rp25 triliun kompensasi untuk masyarakat tidak mampu.

"Jika bentuknya masih sama dengan sebelumnya (BLT), saya yakin pasti akan mengalami pembahsaan yang alot dan panjang, karena partai-partai bahkan yang di dalam setgab sendiri mereka kan berpikiran bahwa ini yang paling diuntungkan adalah pemerintah dalam hal ini partai pemerintah," simpulnya. (ank)
()
Berita Terkini
Kejar Pertumbuhan Ekonomi...
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Butuh Konektivitas Andal
1 jam yang lalu
Dampak Perang Dagang,...
Dampak Perang Dagang, DPR Dorong Impor Gas Penuhi Kebutuhan Industri
3 jam yang lalu
3 Fakta Menarik Singapore...
3 Fakta Menarik Singapore Airlines, Beri Bonus Fantastis 8 Kali Gaji dalam Setahun
4 jam yang lalu
Benahi Truk ODOL, Aptrindo:...
Benahi Truk ODOL, Aptrindo: Jangan Sampai Omon-omon, Harus Ada Roadmap Jelas
4 jam yang lalu
Sanksi AS Gagal Runtuhkan...
Sanksi AS Gagal Runtuhkan Moskow, Rusia Catat Pertumbuhan Ekonomi 4,1%
5 jam yang lalu
Scooter Prix dan Pertamina...
Scooter Prix dan Pertamina Mandalika Racing Series Bisa Menjadi Katalisator Ekonomi
5 jam yang lalu
Infografis
Wilayahnya Berdekatan,...
Wilayahnya Berdekatan, Negara-negara Ini Belum Serang Israel di 2024
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved