Nilai tukar petani Aceh anjlok
A
A
A
Sindonews.com - Kesejahteraan para petani di Provinsi Aceh tampaknya akan makin terpuruk. Hal ini setidaknya terlihat dari menurunnya Nilai Tukar Petani (NTP). Pada Maret 2012, NTP Aceh tercatat sebesar 104,54, atau turun sebesar 0,53 persen dibanding capaian bulan Februari lalu.
Tercatat pada Februari 2012, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh tercatat sebesar 105,08 naik sebesar 0,07 persen dibandingkan bulan Januari 2011.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Syeh Suhaimi mengatakan, turunnya NTP disebabkan anjloknya indeks yang diterima petani sebesar 0,19 persen pada bulan lalu, sedangkan indeks yang dibayar petani lebih tinggi yaitu mencapai 0,35 persen.
“Indeks diterima petani mengalami penurunan dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani,” kata dia di Banda Aceh, Senin (2/4/2012).
Penurunan ini juga dipengaruhi oleh turunnya NTP empat dari lima subsector perekonomian Aceh. Penurunan tertinggi terjadi pada subsector hortikultura sebesar 1,31 persen, disusul tanaman pangan 0,96 persen, peternakan 0,02 persen dan perikanan turun 0,18 persen. Hanya subsector perkebunan rakyat yang tumbuh tipis sebesar 0,31 persen.
Suhaimi berharap pemerintah khususnya instansi terkait, dapat mengambil langkah strategis untuk meningkatkan NTP yang secara langsung berpengaruh pada membaiknya kesejahteraan petani.
Calon kepala daerah yang bertarung di Pemilukada Aceh juga diminta untuk memiliki misi yang jelas untuk meningkatkan NTP. “Karena NTP ini, kami rasa sangat penting dalam rangka mensejahterakan petani. Realita sekarang NTP Aceh masih belum menggembirakan, ini harus menjadi perhatian bagi siapa saja yang terpilih menjadi pemimpin nantinya,” ujar Suhaimi. (ank)
Tercatat pada Februari 2012, Nilai Tukar Petani (NTP) Provinsi Aceh tercatat sebesar 105,08 naik sebesar 0,07 persen dibandingkan bulan Januari 2011.
Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Aceh Syeh Suhaimi mengatakan, turunnya NTP disebabkan anjloknya indeks yang diterima petani sebesar 0,19 persen pada bulan lalu, sedangkan indeks yang dibayar petani lebih tinggi yaitu mencapai 0,35 persen.
“Indeks diterima petani mengalami penurunan dibandingkan dengan indeks harga yang dibayar petani,” kata dia di Banda Aceh, Senin (2/4/2012).
Penurunan ini juga dipengaruhi oleh turunnya NTP empat dari lima subsector perekonomian Aceh. Penurunan tertinggi terjadi pada subsector hortikultura sebesar 1,31 persen, disusul tanaman pangan 0,96 persen, peternakan 0,02 persen dan perikanan turun 0,18 persen. Hanya subsector perkebunan rakyat yang tumbuh tipis sebesar 0,31 persen.
Suhaimi berharap pemerintah khususnya instansi terkait, dapat mengambil langkah strategis untuk meningkatkan NTP yang secara langsung berpengaruh pada membaiknya kesejahteraan petani.
Calon kepala daerah yang bertarung di Pemilukada Aceh juga diminta untuk memiliki misi yang jelas untuk meningkatkan NTP. “Karena NTP ini, kami rasa sangat penting dalam rangka mensejahterakan petani. Realita sekarang NTP Aceh masih belum menggembirakan, ini harus menjadi perhatian bagi siapa saja yang terpilih menjadi pemimpin nantinya,” ujar Suhaimi. (ank)
()