BCCF tumbuhkan kreativitas 5 kampung di Bandung
A
A
A
Sindonews.com – Bandung Creative City Forum (BCCF) mengajak lima daerah di Kota Bandung untuk tetap menumbuhkan potensi dan kreativitas dengan menjalankan program Kampung Kreatif 2012.
“Kampung Kreatif 2012 adalah salah satu kegiatan BCCF, yakni akupuntur kota yang bertujuan untuk mewujudkan Bandung sebagai kota kreatif dengan menumbuhkan lima wilayah,” kata Direktur Eksekutif BCCF Vicky Satari saat konferensi pers Kampung Kreatif 2012 di Simpul Space# 2, Jalan Purnawarman, Kota Bandung, kemarin.
Vicky menuturkan, kelima daerah tersebut adalah Cicadas, Leuwipanjang, Cicukang- Ciroyom, Dago Pojok, dan Tamansari. Lima daerah ini dipilih tidak hanya sekadar strategis dan memiliki potensi, tapi juga dinilai bisa berdampak baik terhadap profil Kota Bandung.
Wilayah Tamansari akan dilakukan program penataan ruang berupa mural atap, podium bambu, dan urban farming. Di Leuwipanjang yang memiliki visi kampung wisata zikir memiliki potensi industri kaca mata,keripik jamur,keripik tempe,siomay,sabun,serta usaha konveksi.
“Untuk program kampung-kampung kreatif, kami dibantu pula oleh komunitas kampus dalam pengelolaan dan pembelajaran mengenai ekonomi, lingkungan, dan lainnya,”ucap Vicky. Sementara itu, pendiri Rumah Kreatif Tabo Rahmat Jabaril mengatakan, dengan adanya kampung kreatif diharapkan dapat membangun kesadaran serta semangat dari masyarakat untuk berkreasi.
Tentunya dengan hal tersebut dinilai Rahmat akan mengubah masa depan mereka. “Kampung kreatif ini bisa digunakan sebagai pembelajaran untuk melestarikan budaya setempat agar tidak punah,” katanya.
Ratna Yulia,warga Cicukang, menyambut baik program Kampung Kreatif ini. Apalagi dengan adanya kegiatan tersebut, kreativitas masya-rakatnya kian terasah dan berkembang. Seperti kerajinan dengan memanfaatkan limbah yang dibuat menjadi bros dengan bentuk aneka buahbuahan.
“Daerah kami juga memiliki potensi kuliner berupa jajanan kampung dari olahan tepung kanji antara lain cipuk, cilok ,seblak,dan masih banyak lagi,” ungkapnya. Dia mengharapkan dengan kondisi wilayah padat penduduk dan berdekatan dengan rel kereta api, suasana kampungnya bisa disulap menjadi indah. “Selain itu kami juga memiliki industri konveksi kaos dan celana,” ungkapnya.
Selain daerah Cicukang- Ciroyom, kreativitas yang tidak kalah untuk dikembangkan adalah Cicadas yang memiliki potensi ekonomi eksiting, yaitu seniman musik atau pengamen serta perajin miniatur gitar.
“Kampung Kreatif 2012 adalah salah satu kegiatan BCCF, yakni akupuntur kota yang bertujuan untuk mewujudkan Bandung sebagai kota kreatif dengan menumbuhkan lima wilayah,” kata Direktur Eksekutif BCCF Vicky Satari saat konferensi pers Kampung Kreatif 2012 di Simpul Space# 2, Jalan Purnawarman, Kota Bandung, kemarin.
Vicky menuturkan, kelima daerah tersebut adalah Cicadas, Leuwipanjang, Cicukang- Ciroyom, Dago Pojok, dan Tamansari. Lima daerah ini dipilih tidak hanya sekadar strategis dan memiliki potensi, tapi juga dinilai bisa berdampak baik terhadap profil Kota Bandung.
Wilayah Tamansari akan dilakukan program penataan ruang berupa mural atap, podium bambu, dan urban farming. Di Leuwipanjang yang memiliki visi kampung wisata zikir memiliki potensi industri kaca mata,keripik jamur,keripik tempe,siomay,sabun,serta usaha konveksi.
“Untuk program kampung-kampung kreatif, kami dibantu pula oleh komunitas kampus dalam pengelolaan dan pembelajaran mengenai ekonomi, lingkungan, dan lainnya,”ucap Vicky. Sementara itu, pendiri Rumah Kreatif Tabo Rahmat Jabaril mengatakan, dengan adanya kampung kreatif diharapkan dapat membangun kesadaran serta semangat dari masyarakat untuk berkreasi.
Tentunya dengan hal tersebut dinilai Rahmat akan mengubah masa depan mereka. “Kampung kreatif ini bisa digunakan sebagai pembelajaran untuk melestarikan budaya setempat agar tidak punah,” katanya.
Ratna Yulia,warga Cicukang, menyambut baik program Kampung Kreatif ini. Apalagi dengan adanya kegiatan tersebut, kreativitas masya-rakatnya kian terasah dan berkembang. Seperti kerajinan dengan memanfaatkan limbah yang dibuat menjadi bros dengan bentuk aneka buahbuahan.
“Daerah kami juga memiliki potensi kuliner berupa jajanan kampung dari olahan tepung kanji antara lain cipuk, cilok ,seblak,dan masih banyak lagi,” ungkapnya. Dia mengharapkan dengan kondisi wilayah padat penduduk dan berdekatan dengan rel kereta api, suasana kampungnya bisa disulap menjadi indah. “Selain itu kami juga memiliki industri konveksi kaos dan celana,” ungkapnya.
Selain daerah Cicukang- Ciroyom, kreativitas yang tidak kalah untuk dikembangkan adalah Cicadas yang memiliki potensi ekonomi eksiting, yaitu seniman musik atau pengamen serta perajin miniatur gitar.
()