Raup untung dari bisnis boneka anatomi

Jum'at, 06 April 2012 - 14:04 WIB
Raup untung dari bisnis...
Raup untung dari bisnis boneka anatomi
A A A
Sindonews.com - Menjadi mahasiswa/i sekaligus berwirausaha memang cukup banyak saat ini. Para generasi muda tersebut ternyata mampu menciptakan inovasi-inovasi yang ternyata sangat laku di pasaran. Bahkan tak sedikit dari mereka, yang sudah menjadi jutawan di usia yang terbilang belia.

Manggar Sari, Yunara Ningrum Nasution dan Syifa Fauziah merupakan tiga mahasiswi yang mencoba peruntungan tersebut. Kuliah di Fakultas Keperawatan, Universitas Indonesia, memberanikan diri untuk masuk ke pasar bisnis dengan sebuah inovasi unik. Heuphoria, adalah nama usaha yang diangkatnya. Dengan mengandalkan produk knowledge atau biasa mereka sebut boneka anatomi.

"Produk knowledge ya, jadi kita punya produk utamanya itu boneka anatomi, jadi boneka yang punya organ dalam tubuhnya," ungkap Syifa Fauziah saat ditemui Sindonews beberapa waktu lalu di Jakarta.

Syifa memegang peranan marketing dalam usaha tersebut. Kepada Sindonews, dia menceritakan alasan tiga sahabat ini memilih produk tersebut.

"Boneka diperuntukan buat edukasi ya. Edukasi kesehatan buat anak-anak yang biasaya dibawah usia 12 tahun. Anak-anak TK, SD, kan biasanya belum bisa berpikir secara abstrak, dia kan lebih bisanya konkret ya. Misalnya hati terus ada nyata gitu, nah kalau misalnya ibu guru kan kadang-kadang di sekolah SD maupun TK kan enggak ada yang namanya laboratorium biologi ya. Jadi kadang-kadang ngejelasinya, oh ya nak ini paru-paru , kalau ini jantung, itu kan belum punya medianya. Nah kita pengennya hadir untuk jadi prasarana untuk sekolah nya gitu, jadi konkretlah ketika ibunya ngejelasin ini jantungnya kayak gini, nyata gitu mereka lebih bisa menangkap gitu," papar mahasiswi tingkat akhir itu.

Secara nyata, dia memperlihatkan, dalam boneka tersebut memang terdapat beberapa organ penting, seperti paru-paru, jantung, hati, lambung, usus besar dan usus halus. Salah satu keunikan yang diangkat dalam boneka tersebut, adalah bentuk boneka yang memang sebelumnya juga tidak ada diciptakan sebelumnya. "Kita punya brand sendiri dong mas, enggak mau ikutin yang udah ada. Masa kita bikin tom and jerry kan enggak mungkin," tambahnya.

Usaha ini diungkapkann Syifa dirintis dari bulan Juni 2011 dimana saat itu mereka sudah memasuki semester 7 pada perkuliahan. Dengan modal gabungan sebesar Rp15 juta, sekarang mereka secara stabil sudah menghasilan Rp2,5 juta sampai dengan Rp3 juta per bulan. Satu boneka versi besar di kenakan harga Rp200 ribu dan versi kecil Rp100 ribu dan semakin kecil lagi seharga Rp65 ribu.

Sedangkan untuk proses pemasaran, Syifa menjelaskan bahwa mereka mengandalkan media jejaring sosial dan beberapa reseller yang terdapat di berbagai kota besar di Indonesia.

"Pemasaran lewat jejaring sosial, seperti FB, Twitter, blog, yahoo trus kita juga lewat reseller , jadi kita ada di Magelang, Yogyakarta, Kudus, paling jauh itu ada di Palembang, bandung juga. kemudian lewat sekolah tadi ya SD sama TK , Jabodetabek terus ini lewat, biasanya sekolah-sekolah kan. Suka ngadain pembagian rapor, kita biasanya ngadain bazar , kayak bazar-bazar kayak gitu juga," tuturnya.

Pada produksi, mereka masih mengandalkan pabrik. Setelah membuat desain, mereka order ke pabrik dengan batas minimum order 100 pcs untuk yang besar dan 50 untuk yang kecil. Lama produksi berkisar antara 2-3 minggu.

Sampai dengan saat ini, kendala terberat yang mereka hadapi adalah pembagian waktu antara kuliah dan bisnis. Namun karena sekarang sudah melewati tahapan skripsi, Syifa menegaskan bahwa mereka akan kembali fokus dan mulai berinvasi dan merencanakan kematangan usahanya.

"Oh iya di tahun ini, kita punya target pengen punya outlet besar, toko di kawasan Margonda, Depok .Karena memang kita punya domisili disitu ya , biar bisa controlling juga, jadi pengennya disana,"pungkasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0769 seconds (0.1#10.140)