Minyak dunia geopolitik & pasokan dorong harga tinggi
A
A
A
Sindonews.com – Tanda-tanda tentatif dari pemulihan ekonomi Amerika Serikat (AS) telah meningkatkan harga minyak mentah dunia dalam beberapa bulan terakhir. Selain itu, risiko geopolitik dan pasokan juga telah mendorong tingginya harga emas hitam tersebut.
Para analis mengatakan, pemerintah di seluruh dunia saat ini harus mengambil tindakan untuk mengatasi tingginya harga minyak. Namun, analis mengungkapkan kemungkinan langkahlangkah yang diambil tidak akan cukup. ”Hal tersebut karena minyak mentah telah diperdagangkan sekitar USD105 per barel sejak Februari lalu, yang berdampak pada pemulihan ekonomi AS dan melemahnya perekonomian China dan Eropa,” ujar para analis seperti dilansir AFP, Jumat 6 April 2012 malam waktu setempat.
Sementara itu, minyak mentah brent north sea di London diperjualbelikan sebesar USD125 per barel. Hal tersebut menyulitkan para pelaku bisnis global. Menurut analis,tingginya harga minyak mentah juga disebabkan gangguan pasokan minyak di Kolombia dan Sudan Selatan, serta embargo Uni Eropa pada minyak Iran yang akan diberlakukan pada Juli mendatang. Hal tersebut mengarah ke spekulasi bahwa AS, Inggris, Prancis, dan Jepang bersedia untuk segera melepas saham strategis minyaknya dalam upaya menurunkan harga.
Pada saat yang sama,industri minyak AS terus meminta pemerintah untuk selanjutnya membuka eksplorasi pasar domestik. Analis mengungkapkan, konsensusnya adalah bahwa harga minyak akan tetap tinggi dalam jangka pendek sampai jangka menengah dan hal itu menambah kekhawatiran akan naiknya harga minyak mentah yang dapat membahayakan pemulihan ekonomi global.
Di bagian lain,Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa dana kekayaan Iran bisa mencapai USD55 miliar pada Maret 2013, jika harga minyak mentah tetap tinggi. ”Dengan mempertimbangkan pergerakan kenaikan harga minyak, dana pembangunan nasional Iran dapat mencapai USD55 miliar pada Maret 2013,” ungkap kantor berita pemerintah Iran, mengutip pernyataan Ahmadinejad.
Para analis mengatakan, pemerintah di seluruh dunia saat ini harus mengambil tindakan untuk mengatasi tingginya harga minyak. Namun, analis mengungkapkan kemungkinan langkahlangkah yang diambil tidak akan cukup. ”Hal tersebut karena minyak mentah telah diperdagangkan sekitar USD105 per barel sejak Februari lalu, yang berdampak pada pemulihan ekonomi AS dan melemahnya perekonomian China dan Eropa,” ujar para analis seperti dilansir AFP, Jumat 6 April 2012 malam waktu setempat.
Sementara itu, minyak mentah brent north sea di London diperjualbelikan sebesar USD125 per barel. Hal tersebut menyulitkan para pelaku bisnis global. Menurut analis,tingginya harga minyak mentah juga disebabkan gangguan pasokan minyak di Kolombia dan Sudan Selatan, serta embargo Uni Eropa pada minyak Iran yang akan diberlakukan pada Juli mendatang. Hal tersebut mengarah ke spekulasi bahwa AS, Inggris, Prancis, dan Jepang bersedia untuk segera melepas saham strategis minyaknya dalam upaya menurunkan harga.
Pada saat yang sama,industri minyak AS terus meminta pemerintah untuk selanjutnya membuka eksplorasi pasar domestik. Analis mengungkapkan, konsensusnya adalah bahwa harga minyak akan tetap tinggi dalam jangka pendek sampai jangka menengah dan hal itu menambah kekhawatiran akan naiknya harga minyak mentah yang dapat membahayakan pemulihan ekonomi global.
Di bagian lain,Presiden Iran Mahmoud Ahmadinejad mengatakan bahwa dana kekayaan Iran bisa mencapai USD55 miliar pada Maret 2013, jika harga minyak mentah tetap tinggi. ”Dengan mempertimbangkan pergerakan kenaikan harga minyak, dana pembangunan nasional Iran dapat mencapai USD55 miliar pada Maret 2013,” ungkap kantor berita pemerintah Iran, mengutip pernyataan Ahmadinejad.
()