Impor China makin merajalela

Senin, 09 April 2012 - 12:13 WIB
Impor China makin merajalela
Impor China makin merajalela
A A A
Sindonews.com - Serbuan produk impor China ke Jawa Tengah awal tahun ini semakin merajalela. Nilai impor Negeri Tirai Bambu itu juga tertinggi dibandingkan negara lain.

Padahal, biasanya impor China ke Jateng hanya menduduki peringkat kedua setelah Arab Saudi yang selalu menempati peringkat pertama. Namun, pada Januari 2012, impor China mencapai USD259,00 juta atau menguasai sekitar 21,77 persen dari total impor ke Jateng sebesar USD1.189,53 juta.

Jumlah ini sudah mengalahkan Arab Saudi, yang hanya sebesar USD240,40 juta atau sekitar 20,21 persen dari total impor Jateng. Nilai impor China tersebut meningkat tajam dibandingkan Januari 2011 yang hanya sebesar USD94,49 juta.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Jateng, Frans Kongi menuturkan, peningkatan impor China itu semakin menunjukkan bahwa semua pihak tidak bisa membatasi produk China begitu saja.

”Era globalisasi seperti sekarang ini membuat kita mesti bersaing dengan mereka (produk China), namun pemerintah harus menggalakan konsumen untuk pakai produk yang sudah berstandar nasional (SNI),” kata dia, kemarin.

Frans mengaku tidak mengetahui apakah upaya pemerintah dalam menertibkan produk yang belum berlabel SNI dilakukan atau tidak. Namun, dia meyakini banyak produk impor, termasuk dari China yang beredar belum memenuhi ketentuan yang berlaku. Karena itu,Frans Kongi meminta pemerintah untuk terus mengampanyekan ke masyarakat agar mencintai produl lokal.”

Kampanye memakai produk daam negeri harus terus dilakukan, seperti halnya yang dilakukan di Jepang, ”ujarnya. Secara kualitas, kata dia, produk lokal tidak kalah dengan produk impor dari China. ”Kualitas produk kita nggakkalah dengan mereka (China),hanya saja harga produk impor lebih murah dari kita,” katanya.

Kondisi itu, kata Frans, karena industri di China efisiensinya lebih baik dibandingkan dengan industri lokal. Termasuk dengan biaya produksinya yang lebih murah, karena seperti listrik harganya juga lebih murah. ”Infrastruktur di China juga lebih bagus, sehingga produktivitasnya juga lebih baik dibandingkan kita,” tandasnya.

Kabid Statistik Distribusi BPS Jateng, Jam Jam Zamachsyari mengatakan, dominasi impor dari China ke Jateng yang cukup terasa adalah pada produk elektronik dan alat-alat permesinan. ”Meski begitu yang mesti diantisipasi kedepannya adalah barang tekstil yang dimana impor tekstil dari China juga sudah banyak jumlahnya,” ungkapnya.

Impor produk tekstil dari China ini perlu mendapatkan perhatian serius bagi Jateng, karena kondisi ini bisa mengancam industri tekstil lokal. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0449 seconds (0.1#10.140)