Tata niaga impor hortikultura diperlukan
A
A
A
Sindonews.com - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Sumatera Utara (Sumut) menilai, tata niaga impor produk yang dihasilkan petani termasuk hortikultura harus segera diberlakukan pemerintah untuk melindungi petani dan juga ketergantungan impor.
”Harusnya tata niaga itu sudah lama ada. Ancaman barang impor bukan saja dirasakan petani tetapi juga pemerintah. Dimana neraca perdagangan mulai terancam defisit akibat serbuan barang impor,” kata Wakil Ketua Kadin Sumut, Hervian Taher, di Medan, kemarin.
Menurut dia, impor berbagai hasil pertanian seperti beras, kedelai, jagung, kentang dan hasil buah dan sayur lainnya sudah membuat petani di Indonesia khususnya Sumut enggan menekuni bisnis itu lagi.
Keengganan petani itu sangatlah wajar, karena masuknya barang impor membuat harga jual petani saat panen, menjadi anjlok. Di sisi lain, saat petani tidak lagi panen, barang impor juga masuk semakin besar dengan alasan sebagai stok.
”Itu membuat harga hasil pertanian petani anjlok saat panen, karena dengan dalih banyak stok pabrikan atau pedagang tidak membeli hasil petani,” paparnya. (ank)
”Harusnya tata niaga itu sudah lama ada. Ancaman barang impor bukan saja dirasakan petani tetapi juga pemerintah. Dimana neraca perdagangan mulai terancam defisit akibat serbuan barang impor,” kata Wakil Ketua Kadin Sumut, Hervian Taher, di Medan, kemarin.
Menurut dia, impor berbagai hasil pertanian seperti beras, kedelai, jagung, kentang dan hasil buah dan sayur lainnya sudah membuat petani di Indonesia khususnya Sumut enggan menekuni bisnis itu lagi.
Keengganan petani itu sangatlah wajar, karena masuknya barang impor membuat harga jual petani saat panen, menjadi anjlok. Di sisi lain, saat petani tidak lagi panen, barang impor juga masuk semakin besar dengan alasan sebagai stok.
”Itu membuat harga hasil pertanian petani anjlok saat panen, karena dengan dalih banyak stok pabrikan atau pedagang tidak membeli hasil petani,” paparnya. (ank)
()