OJK jangan jadi panti jompo

Sindonews.com - Peran Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang nantinya mengawasi sektor keuangan di Indonesia menurut Indonesian Corruption Watch (ICW) sebaiknya diisi oleh sosok muda agar kedepannya pengawasannya menjadi lebih baik.

"Jangan sampai OJK nantinya menjadi panti jompo atau diisi oleh para pensiunan. Harusnya di sini diisi oleh orang-orang muda yang masih memiliki semangat yang tinggi," ungkap Koordinasi ICW Danang W kala ditemui dalam cara konferensi pers Mencermati Proses Calon Komisioner OJK, Jakarta, Selasa (10/4/2012).

Menurutnya, ke-14 nama yang disebut-sebut lolos ke tahap selanjutnya, cenderung akan mengalami masa pensiun dan mayoritas nama yang lolos berasal dari tempat tertentu seperti contohnya PT Bank Mandiri Tbk (BMRI).

"Yang sebaiknya akan pensiun, lebih baik pensiun saja. Kan negara juga pasti memberi uang pensiun," paparnya.

"Ini Otoritas Jasa Keuangan, atau Otoritas Jasa Kawan-kawanku? Ada tiga orang yang pernah di Bank Mandiri, dimana kita tahu Pak Agus Marto bekas dirut Bank Mandiri," pungkasnya.

Saat ini beredar nama yang dikabarkan masuk dalam 14 anggota calon DK OJK yang diusulkan kepada presiden. Mereka adalah Achjar Iljas (mantan Deputi Gubernur BI), Hekinus Manao (Direktur Eksekutif Bank Dunia), I Wayan Agus Mertayasa (Direktur Pelaksana Bank Mandiri), Kusumaningtuti Sandriharmy Soetiono (mantan Kepala Kantor Perwakilan BI di New York), Mulia P Nasution (mantan Sekjen Kemenkeu), dan Muliaman Hadad (Deputi Gubernur BI).

Lalu ada Nelson Tampubolon (Mantan Direktur Direktorat Internasional BI), Nurhaida (Ketua Bapepam-LK), Ogi Prastomiyono (Direktur Compliance Human Capital Bank Mandiri), Peter Benyamin Stok (Komisaris Utama BNI/Mantan Dirut Bank Niaga), Rijani Tirtoso (Executive vice president coordinator internal audit Bank Mandiri), Riswinandi (Wakil Direktur Bank Mandiri), Sahala Lumban Gaol (Staf Ahli Bidang Kebijakan Publik Kementerian BUMN), dan Yunus Husein (mantan Ketua PPATK). (ank)