Wamen ESDM wafat saat di atas tandu
A
A
A
Sindonews.com - Wakil Menteri ESDM Widjajono Partowidagdo wafat saat mendaki dan akan menaklukkan Gunung Tambora, Nusa Tenggara Barat (NTB). Almarhum meninggal di atas tandu saat akan dibawa turun evakuasi dari gunung.
"Dalam Perjalanan turun, dibawa dengan tandu dan didalam perjalanan beliau meninggal," ujar istri Wamen ESDM Ninasapti Triaswati di rumah duka, Jalan Ciragil, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (21/4/2012).
Ditambahkan Ninasapti, pihak keluarga mendapat kabar wafatnya almarhum saat sudah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten. Sebab, kabar awal yang diterima keluarga, almarhum masih kritis di Gunung Tamboro dan akan dievakuasi ke Bali.
"Kami mendapat berita duka waktu berada di bandara, kalau suami saya sudah meninggal dunia jadi saya kembali lagi kerumah," tambahnya.
Berdasarkan pantauan di rumah duka, pihak keluarga sudah mulai mempersiapkan kedatangan jenazah yang dikabarkan akan sampai sekira pukul 22.00 WIB dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Seperti diketahui, almarhum diduga meninggal karena kekurangan zat asam saat sampai di pos satu di Gunung Tambora siang ini. Widjajojo berangkat ke Gunung Tambora pada Jumat 20 April 2012 sekira pukul 14.00 Wita. Saat di pos satu itu lah, dia merasakan mengeluh kesakitan dan jantungnya bergerak cepat.
Buruknya cuaca dan tebalnya kabut, semakin membuat sang profesor ITB ini kesulitan mendapatkan perawatan pertama rumah sakit. Tebalnya kabut mengakibatkan helikopter yang akan melakukan evakuasi tak bisa turun. Alhasil, sang profesor dievakuasi dengan jalur darat.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, almarhum sempat mendapat pertolongan dini oleh Dokter Windy dari Rumah Sakit (RS) Sumbawa. Namun dari hasil pemeriksaan tersebut belum diketahui kepastian penyebab kematian Widjajono. (san)
"Dalam Perjalanan turun, dibawa dengan tandu dan didalam perjalanan beliau meninggal," ujar istri Wamen ESDM Ninasapti Triaswati di rumah duka, Jalan Ciragil, Kebayoran Baru, Jakarta Selatan, Sabtu (21/4/2012).
Ditambahkan Ninasapti, pihak keluarga mendapat kabar wafatnya almarhum saat sudah tiba di Bandara Internasional Soekarno-Hatta (Soetta) Tangerang, Banten. Sebab, kabar awal yang diterima keluarga, almarhum masih kritis di Gunung Tamboro dan akan dievakuasi ke Bali.
"Kami mendapat berita duka waktu berada di bandara, kalau suami saya sudah meninggal dunia jadi saya kembali lagi kerumah," tambahnya.
Berdasarkan pantauan di rumah duka, pihak keluarga sudah mulai mempersiapkan kedatangan jenazah yang dikabarkan akan sampai sekira pukul 22.00 WIB dari Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur.
Seperti diketahui, almarhum diduga meninggal karena kekurangan zat asam saat sampai di pos satu di Gunung Tambora siang ini. Widjajojo berangkat ke Gunung Tambora pada Jumat 20 April 2012 sekira pukul 14.00 Wita. Saat di pos satu itu lah, dia merasakan mengeluh kesakitan dan jantungnya bergerak cepat.
Buruknya cuaca dan tebalnya kabut, semakin membuat sang profesor ITB ini kesulitan mendapatkan perawatan pertama rumah sakit. Tebalnya kabut mengakibatkan helikopter yang akan melakukan evakuasi tak bisa turun. Alhasil, sang profesor dievakuasi dengan jalur darat.
Sebelum menghembuskan nafas terakhirnya, almarhum sempat mendapat pertolongan dini oleh Dokter Windy dari Rumah Sakit (RS) Sumbawa. Namun dari hasil pemeriksaan tersebut belum diketahui kepastian penyebab kematian Widjajono. (san)
()