Pemerintah dorong pemanfaatan gas pada transportasi
A
A
A
Sindonews.com - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dan Pemerintah Daerah sepakat untuk memajukan penggunaan Bahan Bakar Gas (BBG) dikarenakan minimnya pemanfaatan gas bumi pada sektor transportasi. Hal tersebut juga guna mengendalikan pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi dan menyelamatkan APBN 2012.
"Pemanfaatan gas bumi untuk sektor transportasi belum maksimal terutama karena kurangnya pasokan gas, yang terkendala infrastruktur," ujar Menteri ESDM Jero Wacik, dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin (23/4/2012).
Komitmen pemerintah ini ditandai dengan dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman gas bumi untuk sektor transportasi dengan produsen gas serta penyiapan infrastruktur.
Lanjutnya, akan dialokasi gas bumi sebesar 35,5 MMSCFD ditujukan pada daerah Jabodetabek. Dimana gas dipasok dari PT Pertamina EP, Medco E&P Indonesia, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ, PT Perusahaan Gas Negara (Persero Tbk) dan JOBP Talisman Jambi-Merang.
Kemudian alokasi juga ditujukan untuk daerah Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo dipasok dari PHE West Madura Offshore dan Santos dengan volume gas sebesar 10,2 MMSCFD. "Selanjutnya, Palembang dipasok oleh SP2J dan Pertamina EP dengan Total volume gas sebesar 2,2 MMSCFD," jelasnya.
Pemerintah, juga rencananya akan membangun infrastruktur gas bumi yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, DKI Jakarta, serta SPBG akan dibangun di Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tanggerang Selatan, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik dan Surabaya.
"SPBG LGV akan dibangun terutama di daerah-daerah yang tidak tersedia alokasi gas bumi dan infrastruktur pipa gas seperti Bandung, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta," tuturnya.
Selanjutnya akan dibagikan juga 25.500 unit konverter kit kepada kendaraan dinas dan angkutan umum. "Program ini dapat menghemat 0,3 juta KL BBM atau subsidi BBM sekitar Rp1,5 triliun," tandasnya. (ank)
"Pemanfaatan gas bumi untuk sektor transportasi belum maksimal terutama karena kurangnya pasokan gas, yang terkendala infrastruktur," ujar Menteri ESDM Jero Wacik, dalam konferensi pers di Kantornya, Jakarta, Senin (23/4/2012).
Komitmen pemerintah ini ditandai dengan dilakukannya penandatanganan nota kesepahaman gas bumi untuk sektor transportasi dengan produsen gas serta penyiapan infrastruktur.
Lanjutnya, akan dialokasi gas bumi sebesar 35,5 MMSCFD ditujukan pada daerah Jabodetabek. Dimana gas dipasok dari PT Pertamina EP, Medco E&P Indonesia, PT Pertamina Hulu Energi ONWJ, PT Perusahaan Gas Negara (Persero Tbk) dan JOBP Talisman Jambi-Merang.
Kemudian alokasi juga ditujukan untuk daerah Surabaya, Gresik, dan Sidoarjo dipasok dari PHE West Madura Offshore dan Santos dengan volume gas sebesar 10,2 MMSCFD. "Selanjutnya, Palembang dipasok oleh SP2J dan Pertamina EP dengan Total volume gas sebesar 2,2 MMSCFD," jelasnya.
Pemerintah, juga rencananya akan membangun infrastruktur gas bumi yaitu Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG) di Surabaya, Gresik dan Sidoarjo, DKI Jakarta, serta SPBG akan dibangun di Kota Bekasi, Kota Depok, Kota Tanggerang Selatan, Kota Bogor, Kabupaten Bogor, Kabupaten Sidoarjo, Kabupaten Gresik dan Surabaya.
"SPBG LGV akan dibangun terutama di daerah-daerah yang tidak tersedia alokasi gas bumi dan infrastruktur pipa gas seperti Bandung, Bali, Daerah Istimewa Yogyakarta," tuturnya.
Selanjutnya akan dibagikan juga 25.500 unit konverter kit kepada kendaraan dinas dan angkutan umum. "Program ini dapat menghemat 0,3 juta KL BBM atau subsidi BBM sekitar Rp1,5 triliun," tandasnya. (ank)
()