Peternak sapi tuntut harga susu dinaikkan
A
A
A
Sindonews.com - Peternak sapi menuntut pemerintah dan industri pengolah susu (IPS) menaikkan harga susu dari peternak. Sebab, harga susu di Indonesia saat ini terendah di Asean. Selain itu, harga yang berlaku saat ini merupakan perhitungan 2009 sebelum harga pakan naik.
Menurut Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi, harga ideal susu dari peternak sebesar Rp4.160. Harga tersebut, berdasarkan perhitungan biaya operasional peternak, keuntungan peternak dan koperasi. Saat ini, lanjut Dedi, harga susu berkisar antara Rp3.400-Rp4.000 per liter. Namun, sebagian besar susu dibeli dengan harga rendah.
"Sedangkan di Malaysia seharga Rp5.400, Thailand Rp5.200, Philipina Rp4.800 dan Vietnam Rp4.000," katanya saat berada di Universitas Brawijaya, Malang, Kemarin.
Dia mengaku, banyak peternak yang merugi terutama pada 2011 lalu yang menjadi masa sulit bagi peternak. Sebab, saat itu harga pakan naik hingga 20 persen sementara harga susu tetap dan produktifitas susu rendah.
Dedi menamahkan, produksi susu nasional saat ini rata-rata sekitar 19 juta liter per tahun atau hanya memenuhi 20 persen kebutuhan dalam negeri. Selebihnya dipenuhi impor susu dari Australia dan negara produsen susu lain. Ia sangsi swasembada pangan di Indonesia bisa terwujud jika tak ada langkah konkret.
Alasannya, untuk meningkatkan produktifitas susu dibutuhkan pakan yang bermutu. Sedangkan pakan berkualitas dijual dengan harga mahal. Karenanya, pemerintah harus memberikan stimulus kepada peternak agar tak bergantung terhadap susu impor.
Sebaliknya, Dedi yakin swasembada susu bisa terwujud Jika dikembangkan dan dikelola dengan baik sehingga bisa memasok kebutuhan susu dalam negeri. Menurutnya, pertumbuhan sapi di Indonesia cukup bagus. Bibit atau kelahiran anakan sapi perah setiap tahun mencapai 160 ribu ekor. "Hasil produksi susu sapi lokal sama dengan sapi impor," katanya.
Karena itu, GKSI menuntut pemerintah bersama perguruan tinggi, IPS dan peternak menghitung harga susu yang ideal, agar peternak sejahtera sehingga dapat meningkatkan produksi susu nasional.
Menurut Ketua Umum Gabungan Koperasi Susu Indonesia (GKSI), Dedi Setiadi, harga ideal susu dari peternak sebesar Rp4.160. Harga tersebut, berdasarkan perhitungan biaya operasional peternak, keuntungan peternak dan koperasi. Saat ini, lanjut Dedi, harga susu berkisar antara Rp3.400-Rp4.000 per liter. Namun, sebagian besar susu dibeli dengan harga rendah.
"Sedangkan di Malaysia seharga Rp5.400, Thailand Rp5.200, Philipina Rp4.800 dan Vietnam Rp4.000," katanya saat berada di Universitas Brawijaya, Malang, Kemarin.
Dia mengaku, banyak peternak yang merugi terutama pada 2011 lalu yang menjadi masa sulit bagi peternak. Sebab, saat itu harga pakan naik hingga 20 persen sementara harga susu tetap dan produktifitas susu rendah.
Dedi menamahkan, produksi susu nasional saat ini rata-rata sekitar 19 juta liter per tahun atau hanya memenuhi 20 persen kebutuhan dalam negeri. Selebihnya dipenuhi impor susu dari Australia dan negara produsen susu lain. Ia sangsi swasembada pangan di Indonesia bisa terwujud jika tak ada langkah konkret.
Alasannya, untuk meningkatkan produktifitas susu dibutuhkan pakan yang bermutu. Sedangkan pakan berkualitas dijual dengan harga mahal. Karenanya, pemerintah harus memberikan stimulus kepada peternak agar tak bergantung terhadap susu impor.
Sebaliknya, Dedi yakin swasembada susu bisa terwujud Jika dikembangkan dan dikelola dengan baik sehingga bisa memasok kebutuhan susu dalam negeri. Menurutnya, pertumbuhan sapi di Indonesia cukup bagus. Bibit atau kelahiran anakan sapi perah setiap tahun mencapai 160 ribu ekor. "Hasil produksi susu sapi lokal sama dengan sapi impor," katanya.
Karena itu, GKSI menuntut pemerintah bersama perguruan tinggi, IPS dan peternak menghitung harga susu yang ideal, agar peternak sejahtera sehingga dapat meningkatkan produksi susu nasional.
()