Biaya operasional pembangkit Jawa-Bali dipangkas Rp10 T

Selasa, 24 April 2012 - 18:17 WIB
Biaya operasional pembangkit Jawa-Bali dipangkas Rp10 T
Biaya operasional pembangkit Jawa-Bali dipangkas Rp10 T
A A A
Sindonews.com - PT Pembangkit Jawa Bali (PJB), anak usaha PT PLN (Persero), berupaya menurunkan konsumsi BBM dan diganti dengan gas. Menurut Direktur Utama PT PJB Susanto Purnomo tahun ini, konsumsi BBM dikurangi sebesar satu juta liter. Sebelumnya, konsumsi BBM untuk PJB mencapai 1,5 Juta kiloliter dan akan diturunkan menjadi 500 ribu kiloliter.

"Otomatis biaya untuk BBM dapat ditekan sebesar Rp10 triliun. Dari Rp15 triliun menjadi Rp5 triliun," kata Susanto kepada wartawan di Surabaya, Selasa (24/4/2012).

Ia menjelaskan, konsumsi gas untuk pembangkit di Jawa Timur sangat fluktuatif tergantung pasokan. Sementara dalam tiga tahun kedepan konsumsi gas akan mengalami kenaikan. Hal itu karena ada sumber pasokan gas baru dari lapangan migas di Pulau Kangean yang kemudian dikelola oleh PT Kangean Energy.

Lebih jauh ia menyatakan, seluruh pembangkit di Jawa sebenarnya sudah siap untuk tidak menggunakan BBM. Namun karena keterbatasan pasokan gas maka beberapa pembangkit terpaksa menggunakan BBM. Di Jawa sendiri ada dua pembangkit yang masih menggunakan BBM, yakni Unit Pembangkitan (UP) Gresik dan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Muara Tawar di Bekasi Jawa Barat.

Senior Manager Humas & CSR PT PJB kantor Pusat, Mohammad Munir menambahkan, problem pengurangan konsumsi BBM untuk pembangkit bukan karena mesin pembangkit tersebut. Sebab, seluruh mesin pembangkit terpasang dua pembangkit yang didesain menggunakan gas.

Kata Munir, keinginan pemerintah agar seluruh pembangkit di Jawa tidak menggunakan BBM per Juni 2012 sudah dapat diikuti. "Keinginan pemerintah agar seluruh pembangkit di Jawa tidak menggunakan BBM per Juni 2012 sebenarnya bisa saja kita penuhi asal pasokan gas tersedia," tukasnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3631 seconds (0.1#10.140)