Energi terbarukan, sebuah jalan keluar

Senin, 30 April 2012 - 12:45 WIB
Energi terbarukan, sebuah jalan keluar
Energi terbarukan, sebuah jalan keluar
A A A
Sindonews.com - Persoalan krisis energi menjadi buah bibir yang tak pernah berkesudahan. Setiap kali harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi ingin dinaikkan, sektor energi alternatif menjadi wacana bagi penanggulangan.

Yani Witjaksono, Wakil Sekjen Masyarakat Energi Terbarukan Indonesia (METI), mengatakan bahwa isu kenaikan BBM selalu menjadi wacana hangat, tapi tak pernah tuntas penyelesaiannya. Ini dikarenakan suplai energi nasional masih didominasi energi fosil. Akibatnya, masyarakat menjadi bergantung dengan kebutuhan BBM yang kian tinggi setiap tahun. “Padahal, dampak negatif yang ditimbulkan energi fosil sangat besar, terutama merusak lingkungan dan memperburuk kesehatan manusia,” kata Yani kepada Seputar Indonesia (SINDO) beberapa waktu lalu.

Karena itu, perlu dikembangkan “Inisiatif Energi Bersih”sebagai upaya terpadu untuk mengamankan pasokan energi dan mengurangi emisi gas rumah kaca.Sebab,pengembangan energi bersih sangat menguntungkan karena polusi yang ditimbulkan sedikit. Salah satu energi ramah lingkungan tersebut adalah gas alam cair (liquefied natural gas/LNG) yang dikenal sebagai salah satu energi hijau karena menghasilkan polusi yang lebih sedikit.Gas alam ini juga menawarkan kepadatan energi yang sebanding dengan bahan bakar petrol dan diesel, apalagi potensi cadangan yang dimiliki Indonesia sangat besar.

Pradi Wigianto, Energy and Power System Consultant Frost & Sullivan mengatakan,cadangan gas alam cair di Indonesia cukup besar di dunia (baca: Aroma Gas Belum Menyebar). Dengan cadangan yang begitu besar, potensi untuk menarik investor dari negaranegara luar tentu akan tinggi. Selain LNG, ada energi alternatif yang memberi keuntungan secara ekonomis dibanding penggunaan minyak fosil, yaitu dengan pemanfaatan biogas. Gas ini dapat diperoleh dari sampah atau hasil limbah. Sistem penghasil biogas digunakan untuk memproses gas metana melalui bakteri atau dekomposer yang memecah biomassa pada lingkungan sekitar.

Gas metana yang dikumpulkan dan dimurnikan dapat dimanfaatkan sebagai bahan bakar kendaraan atau listrik. Jenis energi alternatif lain yang mampu terbebas dari emisi CO2 juga terdapat pada energi laut dalam.Ketua Asosiasi Energi Laut Indonesia (Aseli) Mukhtasor mengatakan, setidaknya ada tiga potensi energi laut yang bisa dikembangkan di Indonesia yaitu energi pasang surut, gelombang laut, dan panas laut. Salah satu keuntungan pemanfaatan sumber energi laut bisa dirasakan daerah-daerah yang dekat dengan lautan.Pasokan listrik di daerah mereka yang kerap terlambat bisa teratasi dengan mengoptimalkan energi ini.

Keuntungan lain, biayanya lebih murah dibanding penggunaan minyak dan diesel. Berdasarkan catatan Aseli, secara teoritis total sumber daya energi laut nasional sangat melimpah yakni mencapai 727 ribu MW (megawatt). Namun, potensi energi yang bisa dimanfaatkan penggunaan teknologi dan secara praktisnya untuk dikembangkan menjadi energi listrik baru sekitar 49 ribu MW. Setidaknya Indonesia memiliki harapan untuk jangka panjang jika mulai menindaklanjuti secara serius penciptaan energi alternatif. Energi baru terbarukan jika mendapatkan perhatian yang serius, tidak mustahil bisa menarik investasi.

Sebab, pola investasi pada sektor ini berjangka panjang dan potensi yang ada di bumi Indonesia begitu besar. Selain itu, perlu dicermati bahwa sektor energi ini merupakan energi masa depan. Ada banyak dampak positif yang bisa dimunculkan jika pemerintah mengambil langkah konkret untuk menjadikan energi terbarukan sebagai solusi nasional mengatasi krisis energi. Pertama, pemerintah mampu mengurangi konsumsi minyak nasional dan tidak banyak dipusingkan lagi soal kenaikan harga BBM bersubsidi.

Kedua, pemerintah juga akan membuka lapangan pekerjaan baru untuk optimalisasi proyek ini di wilayah teknis. “Pemanfaatan energi baru terbarukan juga bisa dikerjakan pemerintah untuk melakukan gerakan sosial di daerah-daerah terpencil dengan memakai pembangkit listrik minihidro untuk mengurangi konsumsi minyak dan memudahkan penduduk sekitar mendapatkan pasokan energi listrik,” ujar Mukhtasor. Oleh karena itu, pengembangan dan implementasi bahan bakar terbarukan yang ramah lingkungan perlu mendapatkan perhatian serius dari pemerintah.

Dengan keberadaan dan bermacam keuntungan pemanfaatan energi alternatif yang dimiliki Indonesia, mestinya optimalisasi untuk menciptakan “ruang” minimalis karbon dioksida sangat berpeluang besar. Lalu,pemerintah maupun masyarakat tidak lagi dipusingkan dengan wacana kenaikan BBM.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5160 seconds (0.1#10.140)