Bojonegoro, lumbung energi nasional
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Hatta Rajasa mengatakan, Bojonegoro ke depan akan menjadi lumbung energi nasional. Cadangan minyak mentah dan gas bumi di Bojonegoro akan memasok kebutuhan energi nasional.
“Bojonegoro ini akan menjadi lumbung energi nasional,” ujar Hatta Rajasa, di sela peresmian bendung gerak di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro, Rabu (2/5/2012).
Ia menuturkan, produksi minyak mentah secara nasional saat ini sekitar 900 ribu barel per hari. Pada 2013 nanti, kata Hatta, target produksi minyak mentah nasional yakni 1 juta barel per hari. “Produksi minyak mentah dan gas bumi itu akan dipenuhi dari Bojonegoro ini,” ujarnya.
Cadangan minyak mentah di perut bumi Bojonegoro diperkirakan sekitar 650 juta barel. Sedangkan, cadangan gas bumi di Bojonegoro sekitar 1,5 triliun kaki persegi.
Namun, Hatta mengingatkan agar pengelolaan minyak dan gas bumi di Bojonegoro tidak boleh mengesampingkan warga sekitar. Oleh karena itu, kata dia, lumbung energi di Bojonegoro itu juga akan dibarengi dengan lumbung pangan dan lumbung ternak.
Hatta menuturkan, industrialisasi minyak dan gas bumi di Bojonegoro akan membawa pertumbuhan ekonomi. Daerah di ujung paling barat Jawa Timur ini diperkirakan akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Timur.
Sementara itu menurut Field Public and Government Affairs Manager Mobil Cepu Limited (MCL), Rexy Mawardijaya, potensi minyak mentah dan gas bumi di lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, di Bojonegoro memang belum tergarap maksimal. “Potensi gas bumi di lapangan Jimbaran misalnya belum dieksploitasi,” ujar Rexy Mawardijaya.
Mobil Cepu Limited, anak perusahaan Exxon Mobil Corporation asal Amerika Serikat, mengelola potensi minyak dan gas bumi di lapangan Banyu Urip, di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro. Selain itu, menguasai sumur Kedungkeris di Kecamatan Kalitidu, dan sumur Alas Tuwo Barat dan sumur Alas Tuwo Timur di Kecamatan Dander dan Ngasem.
Saat ini produksi minyak mentah di lapangan Banyu Urip sekitar 21 ribu barel per hari. Pada saat puncak produksi pada 2013 nanti diprediksikan bisa mencapai 165 ribu barel per hari.
Selain MCL, di Bojonegoro juga ada lapangan Sukowati yang dikuasai oleh Joint Operating Body-Pertamina East Java (JOB-PPEJ) dan Pertamina Energi dan Produksi yang menguasai sumur Tiung Biru. (ank)
“Bojonegoro ini akan menjadi lumbung energi nasional,” ujar Hatta Rajasa, di sela peresmian bendung gerak di Desa Padang, Kecamatan Trucuk, Bojonegoro, Rabu (2/5/2012).
Ia menuturkan, produksi minyak mentah secara nasional saat ini sekitar 900 ribu barel per hari. Pada 2013 nanti, kata Hatta, target produksi minyak mentah nasional yakni 1 juta barel per hari. “Produksi minyak mentah dan gas bumi itu akan dipenuhi dari Bojonegoro ini,” ujarnya.
Cadangan minyak mentah di perut bumi Bojonegoro diperkirakan sekitar 650 juta barel. Sedangkan, cadangan gas bumi di Bojonegoro sekitar 1,5 triliun kaki persegi.
Namun, Hatta mengingatkan agar pengelolaan minyak dan gas bumi di Bojonegoro tidak boleh mengesampingkan warga sekitar. Oleh karena itu, kata dia, lumbung energi di Bojonegoro itu juga akan dibarengi dengan lumbung pangan dan lumbung ternak.
Hatta menuturkan, industrialisasi minyak dan gas bumi di Bojonegoro akan membawa pertumbuhan ekonomi. Daerah di ujung paling barat Jawa Timur ini diperkirakan akan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di Jawa Timur.
Sementara itu menurut Field Public and Government Affairs Manager Mobil Cepu Limited (MCL), Rexy Mawardijaya, potensi minyak mentah dan gas bumi di lapangan Banyu Urip, Blok Cepu, di Bojonegoro memang belum tergarap maksimal. “Potensi gas bumi di lapangan Jimbaran misalnya belum dieksploitasi,” ujar Rexy Mawardijaya.
Mobil Cepu Limited, anak perusahaan Exxon Mobil Corporation asal Amerika Serikat, mengelola potensi minyak dan gas bumi di lapangan Banyu Urip, di Desa Mojodelik, Kecamatan Ngasem, Bojonegoro. Selain itu, menguasai sumur Kedungkeris di Kecamatan Kalitidu, dan sumur Alas Tuwo Barat dan sumur Alas Tuwo Timur di Kecamatan Dander dan Ngasem.
Saat ini produksi minyak mentah di lapangan Banyu Urip sekitar 21 ribu barel per hari. Pada saat puncak produksi pada 2013 nanti diprediksikan bisa mencapai 165 ribu barel per hari.
Selain MCL, di Bojonegoro juga ada lapangan Sukowati yang dikuasai oleh Joint Operating Body-Pertamina East Java (JOB-PPEJ) dan Pertamina Energi dan Produksi yang menguasai sumur Tiung Biru. (ank)
()