Konsumsi rumah tangga & investasi jadi pendorong ekonomi
A
A
A
Sindonews.com - Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I/2012 diyakini di atas 6,3 persen. Masih tingginya konsumsi domestik dan derasnya arus investasi menjadi faktor pendorong utama.
Pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta Anthonius Tony Prasetiantono memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia sedikit melemah pada triwulan I tahun ini. Pelemahan tersebut disebabkan ketidakpastian kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Kendati demikian, secara keseluruhan,dia memproyeksikan pertumbuhannya tetap tinggi hingga menyentuh level 6,3 persen. “Saya duga ada sedikit pelemahan menjadi 6,3 persen. Gonjang- ganjing kenaikan harga BBM yang menimbulkan ketidakpastian menyebabkan konsumen mengurangi hasrat mengonsumsi,” tutur Prasentiantono saat dihubungi SINDO, akhir pekan lalu.
Selain ketidakpastian kenaikan harga BBM bersubsidi, Prasetiantono menengarai menurunnya daya beli konsumen juga disebabkan keluarnya peraturan baru, terkait uang muka atau down payment (DP).
Sebagaimana diketahui, Bank Indonesia dan Kementerian Keuangan pada 16 Maret lalu mengeluarkan peraturan baru terkait DP pembelian rumah dan kendaraan bermotor. DP atau uang muka bagi pembelian rumah dan apartemen ditetapkan minimal 30%, sementara untuk kendaraan bermotor sebesar 20 persen dari harga jual.
“Peraturan baru meningkatkan DP itu menyebabkan penundaan pembelian kendaraan, terutama sepeda motor. Ini bersifat sementara karena ke depannya masih prospektif,” ujar Prasetiantono.
Mantan kepala ekonomi BRI tersebut menuturkan, dari sejumlah faktor pendukung pertumbuhan, konsumsi rumah tangga masih menjadi pendorong utama disusul investasi. Sebaliknya, belanja modal pemerintah masih belum bisa diandalkan karena rendahnya penyerapan.
Berdasarkan data Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan, hingga triwulan I penyerapan belanja kementerian/lembaga (K/L) secara keseluruhan hanya mencapai 11,08 persen dari pagu yang dianggarkan.
Angka pasti kinerja perekonomian nasional selama triwulan I/2012 akan diketahui hari ini. Badan Pusat Statistik hari ini diagendakan mengumumkan angka pertumbuhan ekonomi Indonesia triwulan I/2012.
Selain itu, BPS juga akan mengumumkan indeks tendensi bisnis dan indeks tendensi konsumen triwulan I tahun ini serta keadaan ketenagakerjaan pada Februari 2012.
Kepala Ekonom BNI Ryan Kiryanto juga meyakini pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan I masih tetap tinggi di tengah lesunya perekonomian Amerika Serikat dan Eropa. Ryan bahkan optimistis laju pertumbuhan berada pada level 6,5 persen.
“Topangannya dari konsumsi domestik dan diperkuat dengan investasi serta ekspor dan impor,”papar Ryan dalam pesan pendeknya. Ryan memperkirakan konsumsi domestik menyumbang 50% dari total pertumbuhan,investasiberperan30%, danekspor impor sebesar 12%.Secara khusus, Ryan menggarisbawahi masih rendahnya peran pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi di triwulan I.
Sementara itu, Kepala Ekonom Danareksa Research Institute Purbaya Yudhi Sadewa memprediksi hingga kuartal I atau tiga bulan pertama tahun ini, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan tumbuh 6,28 persen. Pertumbuhan sebesar itu terutama didorong konsumsi atau belanja rumah tangga sekitar 5,02 persen. “Belanja rumah tangga tumbuh 5,02 persen, investasi 11,9 persen, sedangkan ekspor 4,77 persen,” ujar Purbaya. (bro)
()