Pertumbuhan kredit perbankan tumbuh 24,9%
A
A
A
Sindonews.com - Stabilitas sistem perbankan Indonesia dinilai tetap terjaga dan disertai dengan fungsi intermediasi yang semakin baik dalam mendukung pembiayaan perekonomian. Hal ini, tercermin dari pertumbuhan kredit yang hingga akhir Maret 2012 mencapai 24,9 persen (year-on-year/yoy) dengan Loan Deposit Ratio (LDR) sebesar 80,2 persen.
"Sistem perbankan Indonesia masih terjaga, ini ditunjukkan sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang berada jauh di atas minimum delapan persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross di bawah lima persen," ungkap Kepala Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo dalam siaran persnya, di Jakarta, Kamis (10/5/2012).
BI juga mencatat kredit investasi dan kredit modal kerja tumbuh cukup tinggi, yaitu masing-masing sebesar 30,1 persen dan 25,9 persen, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kapasitas perekonomian. "Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh sebesar 20,5 persen," tukas dia.
Sebeumnya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) menetapkan tingkat suku bunga BI (BI Rate) tetap ditahan di kisaran 5,75 persen. Hal ini dilakukan lantaran inflasi pada April yang tinggi.
BI juga memprediksi tekanan inflasi ke depan diprakirakan terkendali. Hal ini tercermin dari kenaikan harga hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) BI sampai dengan minggu ke-2 Mei 2012 yang relatif lebih rendah dari pola historisnya.
"Ekspektasi inflasi dinilai masih relatif tinggi dan nilai tukar rupiah cenderung melemah sebagai akibat ketidakpastian perekonomian global," ungkapnya. (ank)
"Sistem perbankan Indonesia masih terjaga, ini ditunjukkan sebagaimana tercermin pada tingginya rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio/CAR) yang berada jauh di atas minimum delapan persen dan terjaganya rasio kredit bermasalah (Non Performing Loan/NPL) gross di bawah lima persen," ungkap Kepala Departemen Perencanaan Strategis dan Hubungan Masyarakat Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo dalam siaran persnya, di Jakarta, Kamis (10/5/2012).
BI juga mencatat kredit investasi dan kredit modal kerja tumbuh cukup tinggi, yaitu masing-masing sebesar 30,1 persen dan 25,9 persen, sehingga diharapkan dapat meningkatkan produksi dan kapasitas perekonomian. "Sementara itu, kredit konsumsi tumbuh sebesar 20,5 persen," tukas dia.
Sebeumnya dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia (BI) menetapkan tingkat suku bunga BI (BI Rate) tetap ditahan di kisaran 5,75 persen. Hal ini dilakukan lantaran inflasi pada April yang tinggi.
BI juga memprediksi tekanan inflasi ke depan diprakirakan terkendali. Hal ini tercermin dari kenaikan harga hasil Survei Pemantauan Harga (SPH) BI sampai dengan minggu ke-2 Mei 2012 yang relatif lebih rendah dari pola historisnya.
"Ekspektasi inflasi dinilai masih relatif tinggi dan nilai tukar rupiah cenderung melemah sebagai akibat ketidakpastian perekonomian global," ungkapnya. (ank)
()