Maskapai BUMN tidak akan beli Sukhoi Superjet100
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Negara BUMN, Dahlan Iskan menyatakan pesawat jenis jet Sukhoi Superjet100 memang sangat diminati oleh perusahaan penerbangan di Indonesia. Pasalnya, dilihat dari letak geografis, pesawat dengan kapasitas 100 seat tersebut, sangat cocok.
"Mengapa para perusahaan penerbangan ini ingin membeli pesawat kelas ini. Hal ini dianggap Sukhoi sangat cocok bagi Indonesia yang negara kepulauan dengan jarak tempuh pendek, misalnya, di Surabaya-Yogya, Yogya-Bandung maupun Surabaya-Banjarmasin. Sehingga cocok untuk mengganti pesawat baling-baling," ujar Dahlan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (11/5/2012).
Selain itu, Dahlan menuturkan penggunaan pesawat itu sangatlah efisien dan efektif dibandingkan dengan pesawat dengan kapasitas terlalu besar, apalagi untuk jarak pendek.
Dua perusahaan penerbangan plat merah sebelumnya memang berencana untuk menambah armada sejenis itu. Namun, Dahlan memastikan, baik itu Garuda ataupun Merpati tidak akan membeli pesawat asal Rusia tersebut.
"Pesawat jenis 100 seat memang sangat diperlukan sekarang ini. Karena itu banyak perusaahan penerbangan yang memproduksi 100 seat. Tapi BUMN dalam hal ini Garuda dan Merpati sudah tidak akan beli lagi. Karena sudah beli," jelasnya.
Dahlan mengatakan, Garuda akan membeli 15 pesawat dari Kanada. Pembelian itu sudah sampai pada tahap tandatangan, sehingga tidak mungkin akan membeli Sukhoi. "Garuda itu sudah membeli pesawat seperti itu (Sukhoi) dari Kanada, jadi tidak mungkin lagi membeli Sukhoi karena sudah membeli 15. Itu kan sudah cukup," tambahnya.
"Merpati juga ingin membeli pesawat sejenis itu, tetapi Merpati incar yang dari Tiongkok. Kenapa dari Tiongkok? karena akan dikaitkan dengan offside 40 persen dari PT DI," lanjut Dahlan. (ank)
"Mengapa para perusahaan penerbangan ini ingin membeli pesawat kelas ini. Hal ini dianggap Sukhoi sangat cocok bagi Indonesia yang negara kepulauan dengan jarak tempuh pendek, misalnya, di Surabaya-Yogya, Yogya-Bandung maupun Surabaya-Banjarmasin. Sehingga cocok untuk mengganti pesawat baling-baling," ujar Dahlan saat ditemui di kantornya, Jakarta, Jumat (11/5/2012).
Selain itu, Dahlan menuturkan penggunaan pesawat itu sangatlah efisien dan efektif dibandingkan dengan pesawat dengan kapasitas terlalu besar, apalagi untuk jarak pendek.
Dua perusahaan penerbangan plat merah sebelumnya memang berencana untuk menambah armada sejenis itu. Namun, Dahlan memastikan, baik itu Garuda ataupun Merpati tidak akan membeli pesawat asal Rusia tersebut.
"Pesawat jenis 100 seat memang sangat diperlukan sekarang ini. Karena itu banyak perusaahan penerbangan yang memproduksi 100 seat. Tapi BUMN dalam hal ini Garuda dan Merpati sudah tidak akan beli lagi. Karena sudah beli," jelasnya.
Dahlan mengatakan, Garuda akan membeli 15 pesawat dari Kanada. Pembelian itu sudah sampai pada tahap tandatangan, sehingga tidak mungkin akan membeli Sukhoi. "Garuda itu sudah membeli pesawat seperti itu (Sukhoi) dari Kanada, jadi tidak mungkin lagi membeli Sukhoi karena sudah membeli 15. Itu kan sudah cukup," tambahnya.
"Merpati juga ingin membeli pesawat sejenis itu, tetapi Merpati incar yang dari Tiongkok. Kenapa dari Tiongkok? karena akan dikaitkan dengan offside 40 persen dari PT DI," lanjut Dahlan. (ank)
()