Kriteria investasi riil yang lain

Minggu, 13 Mei 2012 - 12:21 WIB
Kriteria investasi riil...
Kriteria investasi riil yang lain
A A A
Sindonews.com - Tidak dapat disangkal lagi bahwa dua kriteria utama untuk mengevaluasi sebuah proyek investasi aset riil adalah net present value (NPV) dan internal rate of return (IRR).

Sebagai bukti, Microsoft Excel mengenali fungsi NPV dan IRR (serta MIRR), tetapi tidak kriteria investasi lainnya. Demikian juga kalkulator finansial yang mempunyai tombol khusus untuk NPV dan untuk IRR, tetapi tidak untuk kriteria lainnya. Di urutan ketiga, kita mengenal periode payback.

Selain kriteria di atas, masih ada beberapa kriteria investasi lain yang juga banyak digunakan yaitu periode payback didiskontokan atau discounted payback, indeks profitabilitas, modified IRR atau MIRR, dan return rata-rata akuntansi. Walaupun kalah populer dengan tiga kriteria utama, ada baiknya Anda juga memahami keempat kriteria ini.

Periode Discounted Payback

Variasi lain dari kriteria periode payback adalah periode discounted payback. Kriteria investasi ini mengatasi masalah serius dalam kriteria payback dengan memperhitungkan nilai waktu dari uang. Tidak seperti periode payback¸ untuk menghitung periode discounted payback, kita memerlukan tingkat diskonto tertentu.

Jika periode discounted payback itu lebih cepat atau sama dengan batas periode discounted payback yang diterapkan, proyek diterima. Jika sebaliknya, proyek akan ditolak. Secara logika, periode discounted payback akan selalu lebih lama daripada periode payback. Sebagai ilustrasi, sebuah proyek dengan investasi awal Rp500 juta dan arus kas bersih tahunan Rp100 juta selama 10 tahun akan mempunyai periode payback selama lima tahun yaitu Rp500 juta/Rp100 juta.

Tetapi periode discounted payback dari proyek ini adalah 8,1 tahun atau sekitar 8 tahun 1 bulan, pada tingkat diskonto 12 persen per tahun. Karena itu, jika patokan periode payback dan periode discounted payback sama, suatu proyek yang diterima berdasarkan periode payback mungkin saja menjadi ditolak dengan kriteria periode discounted payback. Namun, semua proyek yang diterima berdasarkan discounted payback akan langsung diterima dengan kriteria periode payback.

Dengan kata lain, sebagai sebuah kriteria investasi, periode discounted payback lebih konservatif atau lebih ketat dalam menerima sebuah proyek.

Indeks Profitabilitas

Kriteria lain yang dapat digunakan untuk mengevaluasi investasi adalah indeks profitabilitas (IP). Indeks ini berusaha mengatasi salah satu kelemahan yang terkandung dalam NPV yaitu tidak dinyatakan secara relatif. IP menghitung rasio kas bersih yang akan diterima dibandingkan kas yang dikeluarkan. Sebuah proyek dengan investasi awal Rp500 juta yang menghasilkan present value (PV) dari arus kas sebesar Rp600 juta akan mempunyai NPV Rp100 juta dan IP 1,2 yaitu Rp600 juta/Rp500 juta.

Angka-angka yang digunakan dalam indeks profitabilitas adalah sama dengan yang digunakan dalam menghitung NPV yaitu PV dari arus kas dan investasi awal. Bedanya, dalam kriteria NPV, kita mengurangi PV dengan investasi awal (I0) untuk mendapatkan NPV. Sedangkan dalam IP, kita membagi PV itu dengan I0.

Dalam semua keadaan, jika tingkat diskonto sama, keputusan berdasarkan indeks profitabilitas akan selalu sama dengan keputusan menggunakan kriteria NPV. Jika NPV positif sehingga sebuah proyek diterima berarti PV lebih besar daripada I0. Karena itu, PV dibagi dengan I0 juga akan lebih besar dari 1. Keunggulan indeks profitabilitas daripada NPV adalah kriteria ini sudah dinyatakan relatif terhadap investasi awal.

Dengan NPV, kita sulit mengatakan apakah suatu proyek lebih menarik daripada proyek lainnya, karena belum dibandingkan dengan modal awal yang diperlukan. NPV sebesar Rp5 miliar yang dihasilkan dari investasi awal Rp100 miliar kalah menarik dibanding NPV Rp500 juta yang diperoleh dari modal Rp 2 miliar.

Modified IRR

Untuk mengatasi kelemahan kriteria periode payback, dikembangkan kriteria discounted payback. Demikian juga dengan IRR. Untuk mengatasi kelemahan kriteria IRR, kita mempunyai modified IRR. Ada beberapa cara berbeda untuk menghitung modified IRR atau MIRR, tetapi semuanya mempunyai kesamaan yaitu membuat arus kas yang tidak konvensional menjadi berpola konvensional yaitu ada investasi awal di muka dan arus kas positif di periode akhir.

Ketiga metode itu adalah metode diskonto, metode reinvestasi, dan gabungan dari metode diskonto dan reinvestasi. Metode terakhir adalah metode yang digunakan Excel untuk menghitung MIRR. Kelemahan utama kriteria MIRR adalah MIRR mengharuskan kita mempunyai tingkat diskonto tertentu.Jika kita memang dapat memperoleh tingkat diskonto yang relevan, mengapa kita tidak menggunakan kriteria NPV?

Karena adanya tingkat diskonto ini, MIRR yang diperoleh sejatinya bukan return yang sesungguhnya. Lebih parah lagi, MIRR yang didapat akan sangat terpengaruh pada tingkat diskonto yang digunakan. Maksudnya, jika kita menggunakan tingkat diskonto 14 persen MIRR berada di sekitar 14 persen, dan jika kita menggunakan 20 persen, MIRR pun berubah menjadi ± 20 persen. Tidak berlebihan jika pendukung IRR mengolok-olok MIRR sebagai meaningless IRR atau IRR yang tidak ada artinya.

Return Akuntansi

Sejauh ini, semua kriteria investasi yang sudah disebutkan menggunakan variabel arus kas sebagai input. Sebagai alternatif, walaupun tidak populer, kita dapat menggunakan variabel return dan investasi atau modal di laporan keuangan untuk menggantikan arus kas. Return rata-rata akuntansi (RRA) adalah laba bersih rata-rata dibagi nilai buku rata-rata. RRA mengandung dua kelemahan.

Pertama, RRA tergantung laba akuntansi yang penuh estimasi dan diskresi manajemen dan tidak mengandalkan aruskasyang tidak bisa bohong. Variabel laba akuntansi ini tidak sebaik variabel arus kas karena sangat rentan dengan kebijakan dan metode akuntansi yang digunakan. Kedua, kriteria ini mengabaikan nilai waktu dari uang. Return periode 5 diperlakukan sama seperti return periode 1. Tidak aneh jika banyak buku keuangan, untuk tidak membingungkan pembacanya, merasa tidak perlu menjelaskan alternatif ini. (ank)

BUDI FRENSIDY
Penasihat Investasi dan
Penulis Buku Matematika Keuangan

()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0619 seconds (0.1#10.140)