Perkebunan karet lebih menguntungkan dari sawit

Selasa, 15 Mei 2012 - 14:59 WIB
Perkebunan karet lebih menguntungkan dari sawit
Perkebunan karet lebih menguntungkan dari sawit
A A A
Sindonews.com - Perkebunan kelapa sawit telah menjadi andalan sejumlah daerah di Indonesia saat ini, khususnya di kawasan Sumatera dan Kalimantan. Namun banyak yang belum menyadari jika perkebunan karet mampu memberi keuntungan hingga lima kali lebih besar dari sawit.

"Hampir lima kali lipat sebenarnya keuntungan produksi karet dibandingkan sawit per hektarnya. Namun karena faktor cuaca, tentunya hasil karet belum bisa dimaksimalkan," ungkap Sekretaris Eksekutif Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara Edy Ikhsan kala ditemui di ruang kerjanya, Selasa (15/5/2012).

Dia juga menerangkan kapasitas produksi maksimum setiap hektare (ha) lahan sawit sekira 25 ton tandan buah segar per tahun. Dengan harga rata-rata per kilogram (kg) TBS sekira Rp1.300 per kg, maka maksimum pendapatan yang diperoleh petani mencapai Rp32,5 juta per ha.

Sementara karet, memiliki kapasitas produksi maksimum 450 kg per bulan, dengan harga rata-rata karet kering mencapai Rp30 ribu, maka pendapatan petani bisa mencapai lima kali lebih banyak dibandingkan sawit, diangka Rp162 juta. Namun akibat cuaca yang sangat mempengaruhi produksi, maka diperkirakan hanya sekira tiga kali lipat saja.

Edy menambahkan, dari sisi kualifikasi lahan, karet sama baiknya dengan sawit. Dia menjelaskan, karet bisa ditanam di hampir seluruh jenis tanah. Bahkan untuk kontur tanah yang tak bisa ditanami sawit, karet masih bisa tumbuh dengan baik.

"Di kemiringan 45 derajat pun karet ini masih bisa ditanam, dan hasilnya juga tak kalah produktif dengan di lahan datar," tambahnya.

Menurutnya perkebunan karet juga sangat strategis untuk dikembangkan dan menjadi penggerak roda perekonomian utama Sumatera Utara. Karena dengan komposisi 80 persen perkebunan sawit merupakan perkebunan rakyat, maka kemajuan industri di sektor ini akan juga secara langsung mensejahterakan masyarakat.

"Sekarang kan 80 persennya perkebunan rakyat, beda dengan sawit yang mayoritas dikuasai perkebunan pemerintah dan korporasi besar. Jadi kalau perkebunan karet ini berkembang, rakyat pasti sejahtera. Asalkan ada kepastian harga," tukas dia. (ank)
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7371 seconds (0.1#10.140)