Pendapatan PLN Jabar-Banten Rp2,4 T/bulan
A
A
A
Sindonews.com - PT PLN (Persero) Distribusi Jabar dan Banten mencatat kenaikan pendapatan dari Rp2,2 triliun di 2011 menjadi Rp2,4 triliun per bulan di 2012. Kenaikan pendapatan dipicu kenaikan konsumsi listrik pelanggan rumah tangga dan industri.
General Manager PLN Jabar dan Banten Denny Pranoto menjelaskan, selama kuartal I 2012 konsumsi listrik di Jabar meningkat 11,21 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2011.
"Sampai dengan April 2012, konsumsi listrik di Jabar-Banten mencapai 14 juta megawatt hour (MWh). Meningkat dari konsumsi listrik periode yang sama tahun lalu sebesar 13,3 juta MWh," kata Denny Pranoto di Bandung, Jumat (1/6/2012).
Peningkatan konsumsi juga jauh lebih tinggi dari 2010 ke 2011 yang hanya enam persen. Pencapaian peningkatan konsumsi listrik di Jabar, ditopang masuknya industri Jepang dan Korea di kawasan industri Karawang.
Apalagi, sebagian besar industri menggunakan layanan premium, dengan harga lebih tinggi dari tarif PLN untuk industri. Ekspansi industri ke Jabar, diharapkan menyokong peningkatan konsumsi listrik sebesar 10 persen sampai akhir tahun 2012.
Saat ini, dari sekitar 9,7 juta pelanggan rumah tangga dan industri, 2.000 pelanggan industri telah konsumsi listriknya mencapai 7,9 juta MWh. Ada kenaikan konsumsi listrik industri sebesar 7,2 persen dari sebelumnya sebesar 7,4 juta MWh. "Saya berharap, pemakaian listrik industri meningkat. Ini akan mendongkrak pendapatan kami," timpal dia.
Bagi dia, peningkatan konsumsi listrik industri ini menunjukkan pertumbuhan usaha. PLN Jabar Banten sendiri memiliki cadangan pasokan sampai dengan 45 ribu KWh. Sehingga, sangat mencukupi untuk kebutuhan industri.
Selain industri, pelanggan rumah tangga juga menunjukkan peningkatan konsumsi. Yaitu naik sebesar 9,63 persen dari 4,3 juta MWh menjadi 4,7 juta MWh. Adapun jumlah pelanggan rumah tangga di Jabar-Banten tercatat sebanyak 8 juta pelanggan.
Namun demikian, PLN Jabar Banten mengharapkan pelanggan rumah tangga melakukan penghematan listrik. Terutama di saat beban puncak. Di saat beban puncak, konsumsi listrik mencapai 6.555 megawatt. Setara dengan sepertiga beban puncak di Jawa-Bali yang tertinggi sebesar 6.557 megawatt.
"Kami berharap ada peran aktif masyarakat menghemat listrik. Karena saat beban puncak, kami menggunakan bahan bakar minyak. Cost untuk itu besar sekali," imbuh dia. (bro)
()