KTI, peluang eksplorasi besar namun beresiko tinggi
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (BP Migas) menuturkan, dalam melakukan eksplorasi dan produksi, dibutuhkan investasi yang padat modal dan resiko. Walaupun sulit, tetapi diperlukan keberadaan investor dari dalam maupun luar negeri.
Kawasan Timur Indonesia (KTI) merupakan wilayah yang memiliki resiko cukup tinggi. Dengan biaya investasi yang sangat besar, tidak dapat dipastikan dapat memperoleh hasil yang ekonomis.
"Sebagai gambaran, saat ini di kawasan Timur Indonesia terdapat 21 pemboran sumur eksplorasi yang belum berhasil menemukan hidrokarbon dalam jumlah ekonomis, padahal investasi sekitar USD1,3 miliar sudah dikeluarkan untuk kegiatan ini," ujar Wakil Kepala BP Migas Hardiono dalam siaran pers yang diterima Sindonews.com, Minggu (3/6/2012).
Dia menekankan, karena sumur-sumur ini terletak di Wilayah Kerja Eksplorasi, maka negara tidak berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan jika terjadi kerugian. "Angka yang sangat fantastis ini tidak menjadi tanggung jawab negara, akan tetapi sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor," tegasnya.
Sangat disayangkan memang, jika investasi mengalami kemacetan dan solusi lain pun tidak ditemukan. Padahal, menurut Hardiono saat ini penemuan cadangan pada bagian timur Indonesia menunjukkan volume cadangan yang lebih tinggi dari penemuan cadangan di bagian barat Indonesia.
“Peluang Indonesia untuk meningkatkan cadangan dan produksi di masa yang akan datang dititik beratkan pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan di Kawasan Timur Indonesia,” pungkasnya. (bro)
Kawasan Timur Indonesia (KTI) merupakan wilayah yang memiliki resiko cukup tinggi. Dengan biaya investasi yang sangat besar, tidak dapat dipastikan dapat memperoleh hasil yang ekonomis.
"Sebagai gambaran, saat ini di kawasan Timur Indonesia terdapat 21 pemboran sumur eksplorasi yang belum berhasil menemukan hidrokarbon dalam jumlah ekonomis, padahal investasi sekitar USD1,3 miliar sudah dikeluarkan untuk kegiatan ini," ujar Wakil Kepala BP Migas Hardiono dalam siaran pers yang diterima Sindonews.com, Minggu (3/6/2012).
Dia menekankan, karena sumur-sumur ini terletak di Wilayah Kerja Eksplorasi, maka negara tidak berkewajiban untuk mempertanggung jawabkan jika terjadi kerugian. "Angka yang sangat fantastis ini tidak menjadi tanggung jawab negara, akan tetapi sepenuhnya menjadi tanggung jawab investor," tegasnya.
Sangat disayangkan memang, jika investasi mengalami kemacetan dan solusi lain pun tidak ditemukan. Padahal, menurut Hardiono saat ini penemuan cadangan pada bagian timur Indonesia menunjukkan volume cadangan yang lebih tinggi dari penemuan cadangan di bagian barat Indonesia.
“Peluang Indonesia untuk meningkatkan cadangan dan produksi di masa yang akan datang dititik beratkan pada kegiatan eksplorasi dan pengembangan di Kawasan Timur Indonesia,” pungkasnya. (bro)
()