Bank syariah perlu dukungan
A
A
A
Sindonews.com – Bank induk yang memiliki anak perusahaan bank syariah diminta tetap berkontribusi terhadap ekspansi bank syariah,agar penetrasi bank syariah lebih optimal.
Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah Edy Setiadi berharap,bank induk yang memiliki anak perusahaan bank syariah tidak begitu saja melepas tanggung jawab terhadap anak perusahannya. Bank induk,diharapkan tetap memberi kontribusi terhadap ekspansi bisnis bank syariah. Dukungan tersebut, bisa dilakukan dalam bentuk kerja sama pemasaran, tempat, atau modal usaha.
“Dari 10 bank syariah yang merupakan anak perusahaan bank konvensional, hanya beberapa bank saja yang telah berkontribusi 10 persen terhadap pendapatan perusahaan induknya. Sisanya, masih di bawah itu,” jelas Edy Setiadi di Bandung.
Menurut dia, perbankan syariah masih perlu mendapat dukungan, agar pangsa pasarnya lebih berkembang. Keterbasan produk bank syariah termasuk menjadi salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan market share.
Saat ini, produk perbankan syariah di Indonesia, tidak lebih dari 18 produk.Berbeda dengan Malaysia yang memiliki lebih dari 40 produk syariah.
Direktur Utama Bank BJB Syariah A. Riawan Amin mengatakan, bank-nya berencana melakukan host to host dengan Bank BJB, sebagai bank induk BJB Syariah. Upaya tersebut dilakukan agar ekspansi BJB Syariah lebih optimal. Hal itu perlu dilakukan, mengingat Bank BJB Syariah baru berdiri pada 2010 lalu.
Host to Host menurut Riawan, lebih efisien ketimbang pihaknya melakukan office channeling. Menurut dia, BJB Syariah belum optimal dalam ekspansi pasar. Hal itu, karena bank ini masih pada proses pengembangan. Sejak di didirkan pada 2010 lalu, BJB Syariah masih fokus memperkanlkan kepada masyarakat.
Dia pun belum terlalu memikirkan rencana Pemprov Jabar yang hendak menanamkan modal pada bank bentukan BJB tersebut. “Saat ini, yang paling penting adalah bagaimana BJB Syariah bisa sinergi dengan induknya,agar terjadi infrastruktur sharing,” katanya.
Direktur Eksekutif Departemen Perbankan Syariah Edy Setiadi berharap,bank induk yang memiliki anak perusahaan bank syariah tidak begitu saja melepas tanggung jawab terhadap anak perusahannya. Bank induk,diharapkan tetap memberi kontribusi terhadap ekspansi bisnis bank syariah. Dukungan tersebut, bisa dilakukan dalam bentuk kerja sama pemasaran, tempat, atau modal usaha.
“Dari 10 bank syariah yang merupakan anak perusahaan bank konvensional, hanya beberapa bank saja yang telah berkontribusi 10 persen terhadap pendapatan perusahaan induknya. Sisanya, masih di bawah itu,” jelas Edy Setiadi di Bandung.
Menurut dia, perbankan syariah masih perlu mendapat dukungan, agar pangsa pasarnya lebih berkembang. Keterbasan produk bank syariah termasuk menjadi salah satu penyebab lambatnya pertumbuhan market share.
Saat ini, produk perbankan syariah di Indonesia, tidak lebih dari 18 produk.Berbeda dengan Malaysia yang memiliki lebih dari 40 produk syariah.
Direktur Utama Bank BJB Syariah A. Riawan Amin mengatakan, bank-nya berencana melakukan host to host dengan Bank BJB, sebagai bank induk BJB Syariah. Upaya tersebut dilakukan agar ekspansi BJB Syariah lebih optimal. Hal itu perlu dilakukan, mengingat Bank BJB Syariah baru berdiri pada 2010 lalu.
Host to Host menurut Riawan, lebih efisien ketimbang pihaknya melakukan office channeling. Menurut dia, BJB Syariah belum optimal dalam ekspansi pasar. Hal itu, karena bank ini masih pada proses pengembangan. Sejak di didirkan pada 2010 lalu, BJB Syariah masih fokus memperkanlkan kepada masyarakat.
Dia pun belum terlalu memikirkan rencana Pemprov Jabar yang hendak menanamkan modal pada bank bentukan BJB tersebut. “Saat ini, yang paling penting adalah bagaimana BJB Syariah bisa sinergi dengan induknya,agar terjadi infrastruktur sharing,” katanya.
()