PDAM tak klaim kerugian ke PT Jasa Tirta
A
A
A
Sindonews.com - Limbah industri yang mencemari air Kali Surabaya beberapa hari terakhir membuat biaya produksi PDAM Surya Sembada mengalami pembengkakan yang besar. Meskipun rugi, PDAM tidak akan meminta ganti ke PT Jasa Tirta selaku pengelola Kali Surabaya yang selama ini menjadi bahan baku mutu air produksi PDAM.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Surya Sembada Ashari Mardiono menuturkan, kenaikan biaya produksi air bersih oleh PDAM sejak limbah industri mencemari Kali Surabaya terus membebani. Namun hal itu bukan poin utama yang signifikan untuk dikomplainkan ke pihak Jasa Tirta.
“Tapi kami tak ingin lagi ada kejadian yang sama. Pencemaran air yang dipakai bahan baku air PDAM begitu menganggu pelanggan,” ujar Ashari, Rabu (6/6/2012).
Ia melanjutkan, surat komplain PDAM ke PT Jasa Tirta berisi konsistensi penyediaan air sungai sebagai baku mutu air produksi PDAM. Penyediaan baku mutu yang memadai ke depan jangan sampai tercemari lagi oleh limbah industri.
Ashari menyebutkan, buruknya kualitas air Kali Surabaya akan sangat mempengaruhi kualitas produksi air yang membuat citra layanan PDAM menjadi minor di mata pelanggan.
Sekarang ini, katanya, pelanggan PDAM sudah ribuan yang tidak mau dirugikan dan menuntut pelayanan terbaik. Bila baku mutu air produksi kualitasnya buruk akibat tercemari limbah, maka PDAM tidak akan mungkin bisa memberikan pelayan terbaik untuk para pelanggannya. Sebaliknya, PDAM akan dihujani komplain dari para pelanggannya ketika kualitas air terus memburuk.
Ia juga menjelaskan, Setelah tercemarinya air kali Surabaya, kualitas air produksi PDAM menurun hingga tidak layak untuk di konsumsi. Saat ini, Air Produksi PDAM sudah berangsur pulih dan layak dikomsumsi, meski kualitasnya masih tidak sebaik sebelumnya.
Sekretaris Dewan Pelanggan PDAM Darmantoko menuturkan, harusnya pengawasan pencemaran limbah bisa dilakukan secara terpadu. Baik itu dari pemprov maupun pemkot.
“Tentu aparat dari kepolisian juga harusnya ikut untuk mengawasi. Biar kejadian yang sama tak terulang,” ujarnya.
Setiap hari, produksi air dari Jasa Tirta ke PDAM itu 7 juta liter per detik. PDAM sekarang ini melakukan produksi lima juta liter per detik. Makanya kebutuhan air begitu mendesak untuk segera diperbaiki.
“Kadang perlu penindakan yang tegas dari kepolisian. Biar ini memunculkan efek jera bagi perusahaan yang nakal,” tegasnya.
Direktur Utama (Dirut) PDAM Surya Sembada Ashari Mardiono menuturkan, kenaikan biaya produksi air bersih oleh PDAM sejak limbah industri mencemari Kali Surabaya terus membebani. Namun hal itu bukan poin utama yang signifikan untuk dikomplainkan ke pihak Jasa Tirta.
“Tapi kami tak ingin lagi ada kejadian yang sama. Pencemaran air yang dipakai bahan baku air PDAM begitu menganggu pelanggan,” ujar Ashari, Rabu (6/6/2012).
Ia melanjutkan, surat komplain PDAM ke PT Jasa Tirta berisi konsistensi penyediaan air sungai sebagai baku mutu air produksi PDAM. Penyediaan baku mutu yang memadai ke depan jangan sampai tercemari lagi oleh limbah industri.
Ashari menyebutkan, buruknya kualitas air Kali Surabaya akan sangat mempengaruhi kualitas produksi air yang membuat citra layanan PDAM menjadi minor di mata pelanggan.
Sekarang ini, katanya, pelanggan PDAM sudah ribuan yang tidak mau dirugikan dan menuntut pelayanan terbaik. Bila baku mutu air produksi kualitasnya buruk akibat tercemari limbah, maka PDAM tidak akan mungkin bisa memberikan pelayan terbaik untuk para pelanggannya. Sebaliknya, PDAM akan dihujani komplain dari para pelanggannya ketika kualitas air terus memburuk.
Ia juga menjelaskan, Setelah tercemarinya air kali Surabaya, kualitas air produksi PDAM menurun hingga tidak layak untuk di konsumsi. Saat ini, Air Produksi PDAM sudah berangsur pulih dan layak dikomsumsi, meski kualitasnya masih tidak sebaik sebelumnya.
Sekretaris Dewan Pelanggan PDAM Darmantoko menuturkan, harusnya pengawasan pencemaran limbah bisa dilakukan secara terpadu. Baik itu dari pemprov maupun pemkot.
“Tentu aparat dari kepolisian juga harusnya ikut untuk mengawasi. Biar kejadian yang sama tak terulang,” ujarnya.
Setiap hari, produksi air dari Jasa Tirta ke PDAM itu 7 juta liter per detik. PDAM sekarang ini melakukan produksi lima juta liter per detik. Makanya kebutuhan air begitu mendesak untuk segera diperbaiki.
“Kadang perlu penindakan yang tegas dari kepolisian. Biar ini memunculkan efek jera bagi perusahaan yang nakal,” tegasnya.
()