Memperkuat inovasi kemitraan

Senin, 18 Juni 2012 - 10:31 WIB
Memperkuat inovasi kemitraan
Memperkuat inovasi kemitraan
A A A
Sindonews.com - Para CEO di dunia memandang kerja sama merupakan instrumen bisnis yang penting untuk menguatkan keberadaan perusahaan. Untuk mewujudkannya, selain memanfaatkan jejaring sosial, para CEO juga akan menggunakan strategi jalinan kemitraan eksternal.

Seorang Chief Executive Officer (CEO) dituntut memiliki sejumlah strategi untuk memajukan perusahaan yang dipimpinnya.Memperkuat inovasi kemitraan menjadi salah satu strategi yang banyak digunakan. Hal inilah yang disampaikan Country Manager Global Business Services IBM Indonesia Widita P Sardjono ketika memberikan penjelasan tentang hasil studi terbaru IBM (IBM CEO Study 2012), Rabu 13 Juni 2012.

Menurut dia, saat ini selain tren kolaborasi bisa diciptakan melalui teknologi jejaring sosial, lebih lengkap apabila upaya mewujudkannya juga dihubungkan dengan jalinan kemitraan eksternal. “Karena kolaborasi berbasis kemitraan eksternal saat ini sedang menjadi tren dan mengalami masa kejayaan,” kata Widita kepada SINDO. Menurut catatan IBM,lebih dari dua per tiga CEO di dunia (69 persen) berencana menjalin kemitraan secara ekstensif.Kerja sama dipandang penting untuk menguatkan keberadaan perusahaan.

Jumlah angka persentase CEO di negara-negara ASEAN bahkan lebih tinggi. Ada sekitar 79 persen CEO di kawasan ASEAN yang memasukkan strategi kolaborasi kemitraan ke dalam strategi inovasi inti mereka. Widita mengatakan, fokus kolaborasi kemitraan yang ada di benak para CEO saat ini meliputi tiga hal yaitu kolaborasi internal yang melibatkan pemberdayaan karyawan secara baik, kolaborasi pelanggan (customer) melalui jejaring sosial, dan kolaborasi kemitraan berbasis partnership.

Fokus kolaborasi internal bertujuan membentuk tenaga kerja generasi mendatang agar lebih kompeten. Dalam hal ini perusahaan bisa berperan aktif dalam melakukan perekrutan dan mempekerjakan orangorang secara optimal dalam lingkungan berbasis tim yang terbuka. Di saat yang sama, pemimpin perusahaan juga harus membangun dan memupuk berbagai praktik yang mendukung karyawan untuk meraih sukses seperti merangsang pengembangan berbagai tim yang tidak konvensional, mempromosikan sejumlah teknik pembelajaran dari pengalaman, dan mendukung penggunaan jaringan karyawan bernilai tinggi.

Melihat kenyataan yang seperti itu, sebuah perusahaan dan tentu para CEO butuh sikap keterbukaan lebih luas. Mereka harus mencari karyawan yang mau bekerja dalam lingkungan seperti ini.Mereka membutuhkan karyawan yang mampu terus memperbarui diri. Para karyawan harus merasa nyaman jika terjadi perubahan dan dituntut belajar cepat dari orang lain. Karena itu,kata Widita,jika para CEO berhasil menerapkan ketiga strategi kolaborasi ini, kemungkinan besar perusahaan yang mereka pimpin bisa berjalan lebih baik.

Dari lima CEO di Indonesia yang menjadi target penelitian IBM, semuanya bahkan menggunakan ketiga strategi kolaborasi dengan baik. Strategi yang paling memungkinkan bagi para CEO,di mana segala kebutuhan perusahaan terkoneksi dengan mitra, jaringan, dan para karyawannya, memfokuskan strategi kolaborasi kemitraan adalah cara jitu memajukan perusahaan.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.4806 seconds (0.1#10.140)