WIKA incar kontrak baru Rp400 miliar
A
A
A
Sindonews.com – PT Wijaya Karya Tbk (WIKA) mengincar sejumlah kontrak baru dari luar negeri pada tahun ini sebesar Rp400 miliar. Sekretaris Perusahaan WIKA Natal Argawan Pardede mengatakan, sejumlah kontrak baru yang diincar perseroan tersebut dari sejumlah negara di kawasan Asia Tenggara, Timur Tengah, dan Afrika.
“Nilai proyek di luar negeri pada tahun ini belum terlalu besar. Kami berharap kontrak baru dari luar negeri sekitar Rp300–400 miliar,” katanya di Jakarta kemarin. Kontrak-kontrak baru yang diincar WIKA di antarannya infrastruktur jalan maupun gedung.Adapun sejumlah negara yang diincar adalah Myanmar, Irak, dan Aljazair.Proyek di Myanmar masih dalam tahap pembicaraan bersama PT Semen Gresik Tbk (SMGR).
Dalam proyek di Myanmar ini WIKA bersama dengan SMGR,Pertamina dan BNI masuk melalui wadah yang difasilitasi pemerintah bernama Indonesia Incorporated. Menurut rencana, SMGR akan membangun pabrik semen di negara tersebut dan kontraktor pembangunan pabrik ini adalah WIKA.
Direktur Utama SMGR Dwi Sutjipto mengungkapkan, perseroan akan membangun pabrik berkapasitas 600 ribu ton di Myanmar. Perseroan menargetkan bisa membangun pabrik tersebut pada awal tahun depan, yang diharapkan bisa rampung dalam tiga tahun ke depan.
“Nilai proyek di luar negeri pada tahun ini belum terlalu besar. Kami berharap kontrak baru dari luar negeri sekitar Rp300–400 miliar,” katanya di Jakarta kemarin. Kontrak-kontrak baru yang diincar WIKA di antarannya infrastruktur jalan maupun gedung.Adapun sejumlah negara yang diincar adalah Myanmar, Irak, dan Aljazair.Proyek di Myanmar masih dalam tahap pembicaraan bersama PT Semen Gresik Tbk (SMGR).
Dalam proyek di Myanmar ini WIKA bersama dengan SMGR,Pertamina dan BNI masuk melalui wadah yang difasilitasi pemerintah bernama Indonesia Incorporated. Menurut rencana, SMGR akan membangun pabrik semen di negara tersebut dan kontraktor pembangunan pabrik ini adalah WIKA.
Direktur Utama SMGR Dwi Sutjipto mengungkapkan, perseroan akan membangun pabrik berkapasitas 600 ribu ton di Myanmar. Perseroan menargetkan bisa membangun pabrik tersebut pada awal tahun depan, yang diharapkan bisa rampung dalam tiga tahun ke depan.
()