Jutawan Asia lebih banyak dari Amerika

Kamis, 21 Juni 2012 - 08:50 WIB
Jutawan Asia lebih banyak dari Amerika
Jutawan Asia lebih banyak dari Amerika
A A A
Sindonews.com – Krisis ekonomi global memicu pergeseran kekayaan di dunia. Untuk pertama kalinya dalam sejarah, jumlah orang kaya di Asia melampaui Amerika Utara.

Menurut laporan kekayaan yang dirilis oleh perusahaan teknologi informasi Capgemini dari Prancis dan RBC Wealth Management, Kanada, tahun 2011 kawasan Asia-Pasifik memiliki 3,37 juta orang kaya,baik pria maupun wanita. Mereka memiliki kekayaan minimal USD1 juta yang diinvestasikan. Jumlah jutawan Asia tersebut meningkat 1,6 persen dibanding tahun 2010, terutama ditopang pertambahan orang kaya di China,Jepang, Thailand, Malaysia, dan Indonesia.

Secara gabungan, kekayaan jutawan di Asia-Pasifik mencapai USD10,7 triliun. Adapun jumlah jutawan di Amerika Utara mencapai 3,35 juta orang. Meski kalah secara jumlah, seluruh kekayaan di Amerika Utara masih tertinggi di dunia dengan kontribusi beberapa multijutawan, seperti investor asal Amerika Serikat (AS) Warren Buffet dan pendiri Microsoft Bill Gates.Total kekayaan para jutawan di Amerika Utara sebesar USD11,4 triliun.

Walau begitu, tingkat kekayaan di Amerika Utara turun dua kali lebih cepat sehingga membuat kawasan tersebut berada di posisi kedua dalam hal kepemilikan jutawan. Eropa berada di posisi ketiga dengan 3,17 juta orang kaya yang secara total memiliki kekayaan USD10,1 triliun. Bila mengacu negara,maka AS, Jepang, dan Jerman masih mendominasi jumlah orang kaya di dunia. Jika disatukan, jumlah orang kaya dari ketiga negara itu masih lebih dari separuh total orang kaya di dunia.

Tetapi angka kekayaan total mereka turun untuk kali pertama sejak perlambatan ekonomi dunia pada 2008. Di Inggris,yang memiliki seperlima jumlah jutawan dunia, kuantitas orang kaya turun 2,9 persen dari 454.300 menjadi 441.300. Di Jerman dan Prancis, jumlah mereka justru naik. Secara keseluruhan,kecuali Timur Tengah, gabungan kekayaan 11 juta orang di dunia turun 1,7 persen pada 2011 menjadi USD42 triliun. Kondisi tersebut terjadi karena ketidakstabilan pertumbuhan pasar keuangan akibat krisis utang zona euro.

Wakil Presiden Capgemini Jean Lassignardie mengatakan, isu Eropa tetap akan menjadi perhatian utama para investor. ”Penggerak tambahan seperti kinerja ekonomi di China, adanya permasalahan di pasar, serta perubahan kepemimpinan politik, dan keputusan kebijakan global, kesemuanya akan memainkan peran kunci dalam menentukan apakah tahun ini akan meningkat,” ujarnya dalam pernyataan resmi seperti dilansir The Guardian, Selasa 19 Juni 2012.

Beberapa pasar berkembang telah mengalami penurunan tingkat kekayaan, khususnya di India dan Hong Kong. Analis mendefinisikan “jutawan” sebagai orang yang memiliki dana setidaknya USD1 juta untuk diinvestasikan. Saat ini di seluruh dunia ada 9,9 juta orang kaya yang memiliki dana antara USD1 juta-USD5 juta. Kelompok tersebut tumbuh 1,1 persen. Sedangkan jumlah jutawan dengan kekayaan lebih dari USD30 juta turun 2,5 persen menjadi 100 ribu orang, dengan penurunan nilai kekayaan hampir lima persen.

Penurunan tersebut berkaitan dengan beberapa kepemilikan investasi yang berisiko tinggi seperti hedge fund, private equity, dan real estat. Lebih lanjut laporan kekayaan memaparkan, India merupakan negara yang paling parah mengalami penurunan ekuitas kapitalisasi pasar dan mata uangnya pada 2011. Ini akibat kurangnya keyakinan dalam proses politik dan lambatnya reformasi dalam negeri yang mengecewakan investor.

”Yang juga terhantam penurunan ekuitas pada 2011 adalah jutawan Singapura dan Polandia. Kedua negara tersebut mengalami dampak langsung dari krisis zona euro. Singapura mengalami penurunan ekspor, sementara Polandia pada sektor investasi asingnya,” papar laporan tersebut. George Lewis,Kepala RBC Wealth Management mengutarakan, kekayaan agregat dari individu berpenghasilan tinggi menurun secara keseluruhan karena volatilitas pasar.

”Saat ini hal yang sangat penting adalah untuk kali pertama pada tahun ini ada individu yang berpenghasilan tinggi di Asia-Pasifik dibandingkan wilayah lain.Akan tetapi kerugian di pasar utama seperti Hong Kong dan India menjelaskan bahwa kekayaan telah terkontraksi di Asia- Pasifik secara keseluruhan,” tuturnya.
()
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9001 seconds (0.1#10.140)