Pertamina akuisisi 32% saham Petrodelta
A
A
A
Sindonews.com - PT Pertamina (Persero) telah menandatangani Share Purchase Agreement (SPA) dengan Harvest Natural Resources Inc. (HNR), perusahaan migas yang tercatat (listed) di Bursa Saham New York, untuk mengakuisisi kepemilikan efektif 32 persen saham Petrodelta, S.A., Venezuela.
Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan dengan akuisisi ini Pertamina berharap dapat bekerjasama lebih erat dengan Petróleos de Venezuela, S.A. (PDVSA), perusahaan migas nasional milik Pemerintah Venezuela.
"Hal ini berguna mempercepat pengembangan cadangan milik Petrodelta yang substansial untuk manfaat bersama bagi seluruh pemegang saham," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Jumat (22/6/2012)
Saat ini, Karen menambahkan saham Petrodelta juga dimiliki oleh Corporación Venezolana del Petróleo, S.A. (CVP), anak perusahaan PDVSA, dengan kepemilikan efektif 60 persen, dan Vinccler O&G Tech, perusahaan lokal Venezuela, dengan kepemilikan saham efektif sebesar delapan persen.
Penyelesaian (closing) transaksi akan dilakukan setelah terpenuhinya beberapa prasyarat (conditions precedent, CP), yaitu persetujuan pemegang saham Pertamina, persetujuan pemegang saham HNR, serta persetujuan dari pemerintah Venezuela.
Sebagai informasi, Petrodelta adalah operator dan pemegang hak konsesi dari pemerintah Venezuela hingga tahun 2027 untuk mengeksplorasi, mengembangkan, memproduksikan, dan mengelola blok migas yang terdiri dari lapangan Uracoa, Bombal, Tucupita, El Salto, El Inseno dan Temblador, dengan keseluruhan cakupan wilayah seluas 1.000 kilometer persegi.
Berdasarkan sertifikasi dari Ryder Scott tahun 2012 sesuai dengan pedoman dari US Securities and Exchange Commission, lapangan Petrodelta mengandung cadangan terbukti dan mungkin (proven & probable, 2P) total sekitar 486 juta barrel ekuivalen minyak bumi (mmboe). Kandungan cadangan hidrokarbon tersebut lebih besar dibandingkan dengan cadangan Blok Cepu, yang merupakan penemuan terbesar di Indonesia selama 10 tahun terakhir.
"Akuisisi yang dilakukan Pertamina ini sejalan dengan strategi Pertamina untuk agresif dalam mengembangkan bisnis hulu di luar negeri serta mendukung visi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia," pungkasnya.
Direktur Utama Pertamina, Karen Agustiawan mengatakan dengan akuisisi ini Pertamina berharap dapat bekerjasama lebih erat dengan Petróleos de Venezuela, S.A. (PDVSA), perusahaan migas nasional milik Pemerintah Venezuela.
"Hal ini berguna mempercepat pengembangan cadangan milik Petrodelta yang substansial untuk manfaat bersama bagi seluruh pemegang saham," ungkapnya dalam keterangan tertulisnya kepada Sindonews, Jumat (22/6/2012)
Saat ini, Karen menambahkan saham Petrodelta juga dimiliki oleh Corporación Venezolana del Petróleo, S.A. (CVP), anak perusahaan PDVSA, dengan kepemilikan efektif 60 persen, dan Vinccler O&G Tech, perusahaan lokal Venezuela, dengan kepemilikan saham efektif sebesar delapan persen.
Penyelesaian (closing) transaksi akan dilakukan setelah terpenuhinya beberapa prasyarat (conditions precedent, CP), yaitu persetujuan pemegang saham Pertamina, persetujuan pemegang saham HNR, serta persetujuan dari pemerintah Venezuela.
Sebagai informasi, Petrodelta adalah operator dan pemegang hak konsesi dari pemerintah Venezuela hingga tahun 2027 untuk mengeksplorasi, mengembangkan, memproduksikan, dan mengelola blok migas yang terdiri dari lapangan Uracoa, Bombal, Tucupita, El Salto, El Inseno dan Temblador, dengan keseluruhan cakupan wilayah seluas 1.000 kilometer persegi.
Berdasarkan sertifikasi dari Ryder Scott tahun 2012 sesuai dengan pedoman dari US Securities and Exchange Commission, lapangan Petrodelta mengandung cadangan terbukti dan mungkin (proven & probable, 2P) total sekitar 486 juta barrel ekuivalen minyak bumi (mmboe). Kandungan cadangan hidrokarbon tersebut lebih besar dibandingkan dengan cadangan Blok Cepu, yang merupakan penemuan terbesar di Indonesia selama 10 tahun terakhir.
"Akuisisi yang dilakukan Pertamina ini sejalan dengan strategi Pertamina untuk agresif dalam mengembangkan bisnis hulu di luar negeri serta mendukung visi Pertamina untuk menjadi perusahaan energi kelas dunia," pungkasnya.
()