Makassar Tene siap pasok gula di KTI
A
A
A
Sindonews.com - Direktur Utama PT Makassar Tene Abuan Halim mengaku siap menyuplai gula rafinasi di Kawasan Timur Indonesia (KTI) demi memenuhi kebutuhan gula di daerah tersebut.
Meski pihaknya mendapat sanksi pemotongan kuota impor gula mentah (raw sugar) dari Kementerian Perdagangan (Kemendag) dalam menyuplai gula tahun ini, namun pihaknya tetap optimistis pemerintah akan lebih memperhatikan rakyat dengan pemenuhan salah satu kebutuhan pokok itu. Apalagi bagi daerah yang menjadikannya bahan pokok kedua setelah beras seperti Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Selama ini Makassar Tene sudah sesuai dengan prosedur dalam melakukan suplai gula. Jadi selama ini tidak ada masalah,” katanya di Banjarmasin, kemarin.
Dalam melakukan suplai gula baik itu rafinasi harus mendapatkan rekomendasi terlebih dahulu dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) setempat.
Selain itu juga harus mendapat rekomendasi dari pemerintah di mana pabrik tersebut berada yakni di Sulawesi Selatan (Sulsel). Abuan mengaku,saat ini pihaknya tidak memiliki bahan baku dan suplai gula untuk daerah akibat pemotongan kuota itu. Namun pihaknya akan tetap berupaya agar bisa memenuhi kebutuhan gula masyarakat.
Diketahui, PT Makassar Tene yang merupakan satu-satunya pabrik gula di wilayah KTI mendapat pemotongan kuota impor raw sugar sebesar 50.000 ton per tahun.
Padahal sebelumnya Makassar Tene mendapat kuota impor 231.000 ton, sehingga dengan kuota yang ada saat ini, otomatis tidak mampu memenuhi masyarakat di Sulsel maupun di Kaltim. “Lebih dari 150.000 ton per tahun itu tidak cukup,” katanya.
Kepala Disperindag Kalsel Farida Wariansi mengungkapkan, penduduk Kalsel mencapai 3,6 juta jiwa dan hampir 70% dari jumlah itu menjadikan gula sebagai bahan pokok kedua mereka setelah beras.
“Jadi, gula itu di sini menjadi bahan yang sangat dibutuhkan karena setiap makanan pasti menggunakan gula,” katanya di kantornya kemarin.
Menurutnya, dengan kebutuhan yang sangat vital itu diharapkan kepada pihak-pihak terkait untuk memberikan perhatian terutama kepada pabrik gula, mengingat tidak ada pabrik gula di Banjarmasi. “Kami hanya butuh suplai dari luar Kalsel. Karena kami tidak punya pabrik dan tebu,” ujarnya.
Salah satu contoh betapa gula menjadi sangat penting dan menjadi bahan pokok warga adalah setiap masakan mereka harus menggunakan gula. Itu disebabkan karena air di daerah itu memiliki keasaman yang tinggi, sehingga untuk mengatasinya harus dengan gula.
Data yang dihimpun, kebutuhan gula industri (rafinasi) nasional 2,25 juta ton. Sementara kapasitas terpasang pabrik gula rafinasi saat ini mencapai 3,2 juta ton. Saat ini produksi pabrik gula rafinasi 2,25 juta ton. (bro)
()