Berkebun ubi racun jadi pilihan petani OKU
A
A
A
Sindonews.com - Sebagian petani di Ogan Komering Ulu (OKU) Timur saat ini lebih memilih bercocok tanam ubi racun. Sebab, selain tak terlalu sulit menanamnya, nilai jual ubi racun juga cukup menjanjikan dan menguntungkan petani.
Sebelum harga ubi racun mahal, petani lebih memilih menanam tanaman palawija jenis jagung, kacang tanah, kacang hijau.
Sumanto, 80, warga Terukis, Kecamatan Martapura, OKU Timur, mengatakan, harapan mendapatkan keuntungan dan prospek dari menanam ubi racun lebih besar dibandingkan dengan bercocok tanam tanaman jenis lainnya. Tidak ada hama yang menyerang ubi racun sehingga tidak dibutuhkan racun untuk mengusir hama.
“Ketika kita panen, ubi racun bisa dijual ke pembeli dan untuk menjualnya tidak susah karena banyak pedagang pengepul yang siap membeli ubi racun,” katanya.
Selain itu, modal untuk menanam ubi racun ini tidak begitu besar, per hektarenya sampai musim panen tiba sekitar Rp4 juta–Rp6juta. Untuk 1 hektare lahan bisa menghasilkan 20–35 ton ubi racun. Harganya mencapai Rp8.000–Rp9.000 per kg.
”Jika sudah masuk musim panen, untuk menjualnya kita datangi pabrik nanti orang pabrik yang mendatangi lokasi kebun kita setelah harga disepakati lalu dilakukan pembayaran,” katanya.
Dia menegaskan, memang untuk menunjang supaya ubi racun tumbuh normal dibutuhkan pupuk yang cukup. Namun, kebutuhan pupuk untuk tanaman ubi racun tidak terlalu besar.
“Sebenarnya meskipun pupuknya tidak terlalu banyak tidak berpengaruh pada pertumbuhan ubi racun namun akan berpengaruh pada hasil produksi,” tukasnya.
Sementara itu, Yudianto, petani ubi racun di kawasan Kota Baru Martapura, mengatakan, memang keuntungan yang didapat dari menanam ubi racun lumayan besar. Selain itu, memelihara ubi racun sangat gampang, petani tidak perlu khawatir dengan serangan hama.
“Nanam ubi racun itu tidak sulit dan untungnya cukup besar sekarang banyak petani yang memanfaatkan lahan kosong untuk menanam ubi racun,” tandasnya. (bro)
()