November 2012, Inflasi tercatat 0,07%
Senin, 03 Desember 2012 - 11:27 WIB

November 2012, Inflasi tercatat 0,07%
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat inflasi November 2012 sebesar 0,07 persen. Sehingga secara kalender (Januari-November) tercatat 3,73 persen dan secara year on year (yoy) 4,32 persen.
"Inflasi komponen inti 0,14 persen, yoy 4,40 persen, memang sedikit lebih tinggi dari umum," kata Deputi Bidang Sosial Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/12/2012).
Sementara itu, inflasi dari harga diatur pemerintah 0,05 persen, dan secara yoy adalah 2,70 persen. Untuk yang bergejolak -0,11 persen dan yoy 5,78 persen.
Sasmito menyebutkan dari 66 kota IHK, 33 kota mencetak inflasi dan 33 kota lainnya deflasi.
Inflasi tertinggi adalah Manado 1,01 persen dan Pontianak 0,96 persen. Sedangkan yang terendah Jember 0,03 persen. Deflasi dicatat oleh Manokwari dengan -0,96 persen. "Jadi persis hampir deflasi dan mendekati nol karena sama," jelasnya.
Kelompok pengeluaran, andil dari bahan makanan masih cukup besar dengan -0,05 persen dan sandang 0,01 persen.
"Kalau sandang itu dipengaruhi emas, karena yang sebelumnya naik, sekarang sudah turun," pungkasnya.
"Inflasi komponen inti 0,14 persen, yoy 4,40 persen, memang sedikit lebih tinggi dari umum," kata Deputi Bidang Sosial Distribusi dan Jasa Sasmito Hadi Wibowo di Gedung BPS, Jakarta, Senin (3/12/2012).
Sementara itu, inflasi dari harga diatur pemerintah 0,05 persen, dan secara yoy adalah 2,70 persen. Untuk yang bergejolak -0,11 persen dan yoy 5,78 persen.
Sasmito menyebutkan dari 66 kota IHK, 33 kota mencetak inflasi dan 33 kota lainnya deflasi.
Inflasi tertinggi adalah Manado 1,01 persen dan Pontianak 0,96 persen. Sedangkan yang terendah Jember 0,03 persen. Deflasi dicatat oleh Manokwari dengan -0,96 persen. "Jadi persis hampir deflasi dan mendekati nol karena sama," jelasnya.
Kelompok pengeluaran, andil dari bahan makanan masih cukup besar dengan -0,05 persen dan sandang 0,01 persen.
"Kalau sandang itu dipengaruhi emas, karena yang sebelumnya naik, sekarang sudah turun," pungkasnya.
(gpr)