Inflasi Desember 2012 tercatat 0,54%
A
A
A
Sindonews.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat terjadi inflasi sebesar 0,54 persen pada Desember 2012, atau terjadi kenaikan Indeks Harga Konsumen (IHK) dari 134,76 pada November 2012 menjadi 135,49 pada Desember 2012. Perkembangan harga berbagai komoditas pada Desember 2012 secara umum menunjukkan adanya kenaikan di 66 kota.
"Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2012 dan tingkat inflasi year on year (Desember 2012 terhadap Desember 2011) sebesar 4,30 persen," ujar Kepala BPS, Suryamin di kantornya, Jalan Raya Pasar Baru, Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks seluruh kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 1,59 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,29 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang 0,24 persen; kelompok kesehatan 0,18 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,05 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,26 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Desember 2012 antara lain: beras, daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, tarif angkutan udara, daging sapi, bawang merah, bayam, sawi hijau, kangkung, kentang, jeruk, nasi dengan lauk, rokok kretek filter, upah tukang bukan mandor, dan jam tangan. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: cabai merah dan minyak goreng.
Kelompok-kelompok komoditi yang pada Desember 2012 memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu: kelompok bahan makanan 0,37 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,04 persen; dan kelompok sandang 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen.
Menurut dia, dari kota-kota di Indonesia, ada kota yang mengalami inflasi. Sementara inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 2,57 persen dan Manokwari sebesar 1,89 persen. Sedangkan yang terendah di Kendari 0,02 persen. "Menurut komponen, inflasi terjadi dalam seluruh komponen pengeluaran, namun tidak terjadi deflasi," tambahnya.
"Tingkat inflasi tahun kalender (Januari–Desember) 2012 dan tingkat inflasi year on year (Desember 2012 terhadap Desember 2011) sebesar 4,30 persen," ujar Kepala BPS, Suryamin di kantornya, Jalan Raya Pasar Baru, Jakarta, Rabu (2/1/2013).
Inflasi terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh kenaikan indeks seluruh kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok bahan makanan 1,59 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,29 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,17 persen; kelompok sandang 0,24 persen; kelompok kesehatan 0,18 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,05 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,26 persen.
Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga pada Desember 2012 antara lain: beras, daging ayam ras, ikan segar, telur ayam ras, tarif angkutan udara, daging sapi, bawang merah, bayam, sawi hijau, kangkung, kentang, jeruk, nasi dengan lauk, rokok kretek filter, upah tukang bukan mandor, dan jam tangan. Sedangkan komoditas yang mengalami penurunan harga adalah: cabai merah dan minyak goreng.
Kelompok-kelompok komoditi yang pada Desember 2012 memberikan andil/sumbangan inflasi, yaitu: kelompok bahan makanan 0,37 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau 0,05 persen; kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar 0,04 persen; dan kelompok sandang 0,02 persen; kelompok kesehatan 0,01 persen; kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga 0,01 persen; dan kelompok transpor, komunikasi, dan jasa keuangan 0,04 persen.
Menurut dia, dari kota-kota di Indonesia, ada kota yang mengalami inflasi. Sementara inflasi tertinggi terjadi di Jayapura 2,57 persen dan Manokwari sebesar 1,89 persen. Sedangkan yang terendah di Kendari 0,02 persen. "Menurut komponen, inflasi terjadi dalam seluruh komponen pengeluaran, namun tidak terjadi deflasi," tambahnya.
(gpr)