Senat AS dibantu FAA periksa Boeing 787 Dreamliner
A
A
A
Sindonews - Komite Senat Amerika Serikat akan mengadakan sidang pekan mendatang, untuk memeriksa penerbangan AS bersama lembaga regulator penerbangan sipil (Federal Aviation Administration/FAA) terkait masalah teknologi baterai lithium-on pada pesawat Boeing 787 Dreamliner.
Seperti diketahui, pemerintah AS, Jepang dan Prancis tengah menyelidiki dua kasus terpisah, di mana sistem baterai lithium-ion di pesawat baru itu gagal. Salah satu baterai memicu kebakaran yang memaksa pesawat diparkir di Boston, AS. Sementara kasus lainnya memaksa pendaratan darurat di Jepang.
Akibat insiden tersebut, pihak berwenang di seluruh dunia memutuskan menghentikan sementara semua penerbangan Boeing 787, yang saat ini sudah beroperasi sebanyak 50 pesawat.
Dreamliner, yang dibaderol USD207 juta ini adalah pesawat terbaru di dunia, yang diklaim lebih ringan, irit dan canggih. Pesawat tersebut memiliki desain karbon-komposit dengan kekuatan listrik lebih besar dari pesawat lain.
"Tentu saja isu-isu sertifikasi FAA akan menjadi kunci dari pendengaran keselamatan pengawasan penerbangan kami," ujar salah seorang staf komite senat bidang komersial, sains dan transportasi, seperti dilansir Reuters, Rabu (23/1/2013).
Komite Senat sudah merencanakan melakukan "pengawasan substansial dan agresif" dari keselamatan penerbangan selama kuartal pertama. Sekarang mereka akan melihat lebih dekat Boeing 787 dibantu pihak FAA.
Hingga kini, masih belum jelas apa yang menyebabkan kegagalan pada sistem baterai Boeing 787 Dreamliner. FAA sementara menduga kegagalan baterai akibat bahan kimia yang mudah terbakar.
Seperti diketahui, pemerintah AS, Jepang dan Prancis tengah menyelidiki dua kasus terpisah, di mana sistem baterai lithium-ion di pesawat baru itu gagal. Salah satu baterai memicu kebakaran yang memaksa pesawat diparkir di Boston, AS. Sementara kasus lainnya memaksa pendaratan darurat di Jepang.
Akibat insiden tersebut, pihak berwenang di seluruh dunia memutuskan menghentikan sementara semua penerbangan Boeing 787, yang saat ini sudah beroperasi sebanyak 50 pesawat.
Dreamliner, yang dibaderol USD207 juta ini adalah pesawat terbaru di dunia, yang diklaim lebih ringan, irit dan canggih. Pesawat tersebut memiliki desain karbon-komposit dengan kekuatan listrik lebih besar dari pesawat lain.
"Tentu saja isu-isu sertifikasi FAA akan menjadi kunci dari pendengaran keselamatan pengawasan penerbangan kami," ujar salah seorang staf komite senat bidang komersial, sains dan transportasi, seperti dilansir Reuters, Rabu (23/1/2013).
Komite Senat sudah merencanakan melakukan "pengawasan substansial dan agresif" dari keselamatan penerbangan selama kuartal pertama. Sekarang mereka akan melihat lebih dekat Boeing 787 dibantu pihak FAA.
Hingga kini, masih belum jelas apa yang menyebabkan kegagalan pada sistem baterai Boeing 787 Dreamliner. FAA sementara menduga kegagalan baterai akibat bahan kimia yang mudah terbakar.
(dmd)