Jero promosikan EBT di forum energi sedunia
A
A
A
Sindonews.com - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Jero Wacik telah mempromosikan penggunaan energi baru dan terbarukan (EBT) di World Energy Forum (WEF), Dubai, tahun lalu.
Pengembangan EBT merupakan salah satu isi rancangan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang dibuat Dewan Energi Nasional (DEN).
"Kalau DEN memberikan sesuatu, akan langsung saya bawa ke dunia. Saya sebagai Menteri ESDM Indonesia waktu itu membawa misi DEN. Saya katakan bahwa Indonesia tidak setuju dengan pemenuhan energi dunia melalui minyak," ugkap Jero dalam sambutannya pada acara Sidang DEN ke-9 di Kantornya, Jakarta, Selasa (29/1/2013).
Menurut Jero, ketergantungan pada minyak bumi sebagai sumber energi akan merusak lingkungan dalam jangka panjang. Inilah alasan penolakannya terhadap usulan negara-negara Timur Tengah dalam WEF.
"Kalau negara-negara penghasil minyak mengatakan begitu, silahkan. Tetapi harus ditemukan teknologi yang mengurangi CO2 karena risiko CO2 akan menghancurkn dunia kita sendiri," tukas dia.
Karena itu, pihaknya mengajukan usulan dalam sidang WEF untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dengan pengembangan EBT. "Kita tawarkan solusi lain, yaitu energi baru dan terbarukan. Sambil saya promosi waktu itu untuk promosi di bidang EBT," jelasnya.
Sebagai catatan, berdasarkan rancangan KEN, energi terbarukan diproyeksikan akan ditingkatkan peranannya dalam pemenuhan energi nasional dari 5,7 persen saat ini menjadi 29,7 persen pada 2025.
Pengembangan EBT merupakan salah satu isi rancangan Kebijakan Energi Nasional (KEN) yang dibuat Dewan Energi Nasional (DEN).
"Kalau DEN memberikan sesuatu, akan langsung saya bawa ke dunia. Saya sebagai Menteri ESDM Indonesia waktu itu membawa misi DEN. Saya katakan bahwa Indonesia tidak setuju dengan pemenuhan energi dunia melalui minyak," ugkap Jero dalam sambutannya pada acara Sidang DEN ke-9 di Kantornya, Jakarta, Selasa (29/1/2013).
Menurut Jero, ketergantungan pada minyak bumi sebagai sumber energi akan merusak lingkungan dalam jangka panjang. Inilah alasan penolakannya terhadap usulan negara-negara Timur Tengah dalam WEF.
"Kalau negara-negara penghasil minyak mengatakan begitu, silahkan. Tetapi harus ditemukan teknologi yang mengurangi CO2 karena risiko CO2 akan menghancurkn dunia kita sendiri," tukas dia.
Karena itu, pihaknya mengajukan usulan dalam sidang WEF untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi dengan pengembangan EBT. "Kita tawarkan solusi lain, yaitu energi baru dan terbarukan. Sambil saya promosi waktu itu untuk promosi di bidang EBT," jelasnya.
Sebagai catatan, berdasarkan rancangan KEN, energi terbarukan diproyeksikan akan ditingkatkan peranannya dalam pemenuhan energi nasional dari 5,7 persen saat ini menjadi 29,7 persen pada 2025.
(izz)