280 tabung LPG 3 Kg terjual dalam 1,5 jam
A
A
A
Sindonews.com - Operasi pasar (OP) seiring minimnya ketersediaan LPG 3 kilogram (kg) di sejumlah kecamatan yang ada di Kabupaten Kudus rupanya sangat diminati warga. Dalam waktu sekitar 1,5 jam, ratusan tabung LPG bersubsidi tersebut ludes diserbu warga.
Dalam beberapa hari terakhir, warga yang ada di kecamatan yakni Mejobo, Jekulo dan Dawe kesulitan mencari LPG 3 kg. Semisal ada, harganya bisa mencapai Rp17 ribu–Rp19 ribu per tabung. Padahal normalnya, harga LPG bersubsidi tersebut berkisar antara Rp14 ribu–Rp15 ribu.
Jajaran Pertamina, Hiswana, dan Pemkab Kudus menggelar OP di salah satu ruas jalan yang ada di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Saat OP yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, LPG 3 kg yang dibawa hanya ½ leading order (LO) yakni sebanyak 280 tabung.
Berdasar pengamatan, warga langsung mendekati mobil bak terbuka yang membawa ratusan tabung LPG 3 kg tersebut. Maklum saja, untuk tiap tabung LPG 3 kg konsumen hanya membayar Rp13 ribu.
Karena harganya murah, puluhan warga pun langsung mengerubungi mobil bak terbuka tersebut. Tak tanggung-tanggung, tiap warga tidak hanya membawa satu atau dua tabung saja, namun ada juga yang membawa lebih dari itu.
“Ini ada tetangga yang titip tabung. Jadi sekalian saja saya bawa,” kata salah seorang warga Desa Jekulo, Leni, di Kudus, Selasa (5/2/2013).
Salah seorang warga lainnya, Aminah, mengaku kesulitan mendapat LPG 3 kg dalam beberapa hari terakhir. Ia pernah membeli satu tabung LPG 3 kg, dengan harga Rp18 ribu. Bahkan kerabatnya yang tinggal di Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo, membeli satu tabung LPG 3 kg dengan harga Rp20 ribu.
“Memang belinya tidak di agen, tapi di toko pengecer. Harganya mahal mungkin karena itu sudah berpindah-pindah tangan,” jelasnya.
Karena peminatnya banyak, pihak panitia pun akhirnya membatasi jumlah tabung yang boleh dibeli warga. Tiap warga hanya boleh membeli maksimal tiga tabung saja. Meski begitu, dalam waktu sekitar 1,5 jam ratusan tabung LPG bersubsidi tersebut langsung ludes dibeli warga.
“Tapi sepertinya yang membeli ini bukan hanya warga biasa. Tapi ada juga pengecer. Mereka ini beli tapi nanti untuk dijual lagi,” kata anggota Hiswana Migas Kudus, David.
Kasi Perdagangan pada Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus Sofyan Duhri mengatakan OP tidak hanya digelar di Jekulo saja, namun juga di Kecamatan Mejobo dan Dawe. Untuk tiap kecamatan, dijatah 280 tabung LPG 3 kg.
Menurut Sofyan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan ketersediaan LPG 3 kg di tiga kecamatan tersebut minim. Yakni karena saat musim penghujan ini, tingkat pemakaian LPG 3 kg memang tinggi.
Selain itu, ternyata pengguna LPG bersubsidi tersebut tidak hanya konsumen rumah tangga saja, namun ada juga sejumlah pemilik peternakan ayam yang ada di Kudus. Dan faktor terakhir, karena saat ini industri level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) khususnya yang bergerak di bidang kuliner juga kian banyak di Kudus.
“Jadi tingkat permintaannya tinggi. Kalau LPG 3 kg ditimbun oleh pihak tertentu saya kira tidak ada indikasi ke arah sana,” jelasnya.
Terkait persoalan ini, kata Sofyan, pihaknya berencana mengajukan tambahan alokasi LPG untuk Kabupaten Kudus. Alokasi tahun 2012, Kudus hanya dijatah 5.221.348 tabung LPG 3 kg.
Dan rencananya pihaknya akan mengajukan tambahan hingga 15 persen dari alokasi awal. Atau jika disetujui nanti jatah LPG 3 kg untuk Kudus tahun 2013 ini, sebanyak 6.004.293 tabung. “Draf sudah kita siapkan. Tinggal kirim dan semoga saja disetujui,” tandasnya.
Dalam beberapa hari terakhir, warga yang ada di kecamatan yakni Mejobo, Jekulo dan Dawe kesulitan mencari LPG 3 kg. Semisal ada, harganya bisa mencapai Rp17 ribu–Rp19 ribu per tabung. Padahal normalnya, harga LPG bersubsidi tersebut berkisar antara Rp14 ribu–Rp15 ribu.
Jajaran Pertamina, Hiswana, dan Pemkab Kudus menggelar OP di salah satu ruas jalan yang ada di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus. Saat OP yang dimulai sekitar pukul 10.00 WIB, LPG 3 kg yang dibawa hanya ½ leading order (LO) yakni sebanyak 280 tabung.
Berdasar pengamatan, warga langsung mendekati mobil bak terbuka yang membawa ratusan tabung LPG 3 kg tersebut. Maklum saja, untuk tiap tabung LPG 3 kg konsumen hanya membayar Rp13 ribu.
Karena harganya murah, puluhan warga pun langsung mengerubungi mobil bak terbuka tersebut. Tak tanggung-tanggung, tiap warga tidak hanya membawa satu atau dua tabung saja, namun ada juga yang membawa lebih dari itu.
“Ini ada tetangga yang titip tabung. Jadi sekalian saja saya bawa,” kata salah seorang warga Desa Jekulo, Leni, di Kudus, Selasa (5/2/2013).
Salah seorang warga lainnya, Aminah, mengaku kesulitan mendapat LPG 3 kg dalam beberapa hari terakhir. Ia pernah membeli satu tabung LPG 3 kg, dengan harga Rp18 ribu. Bahkan kerabatnya yang tinggal di Desa Bulungcangkring, Kecamatan Jekulo, membeli satu tabung LPG 3 kg dengan harga Rp20 ribu.
“Memang belinya tidak di agen, tapi di toko pengecer. Harganya mahal mungkin karena itu sudah berpindah-pindah tangan,” jelasnya.
Karena peminatnya banyak, pihak panitia pun akhirnya membatasi jumlah tabung yang boleh dibeli warga. Tiap warga hanya boleh membeli maksimal tiga tabung saja. Meski begitu, dalam waktu sekitar 1,5 jam ratusan tabung LPG bersubsidi tersebut langsung ludes dibeli warga.
“Tapi sepertinya yang membeli ini bukan hanya warga biasa. Tapi ada juga pengecer. Mereka ini beli tapi nanti untuk dijual lagi,” kata anggota Hiswana Migas Kudus, David.
Kasi Perdagangan pada Dinas Perdagangan dan Pengelolaan Pasar Kabupaten Kudus Sofyan Duhri mengatakan OP tidak hanya digelar di Jekulo saja, namun juga di Kecamatan Mejobo dan Dawe. Untuk tiap kecamatan, dijatah 280 tabung LPG 3 kg.
Menurut Sofyan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan ketersediaan LPG 3 kg di tiga kecamatan tersebut minim. Yakni karena saat musim penghujan ini, tingkat pemakaian LPG 3 kg memang tinggi.
Selain itu, ternyata pengguna LPG bersubsidi tersebut tidak hanya konsumen rumah tangga saja, namun ada juga sejumlah pemilik peternakan ayam yang ada di Kudus. Dan faktor terakhir, karena saat ini industri level usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) khususnya yang bergerak di bidang kuliner juga kian banyak di Kudus.
“Jadi tingkat permintaannya tinggi. Kalau LPG 3 kg ditimbun oleh pihak tertentu saya kira tidak ada indikasi ke arah sana,” jelasnya.
Terkait persoalan ini, kata Sofyan, pihaknya berencana mengajukan tambahan alokasi LPG untuk Kabupaten Kudus. Alokasi tahun 2012, Kudus hanya dijatah 5.221.348 tabung LPG 3 kg.
Dan rencananya pihaknya akan mengajukan tambahan hingga 15 persen dari alokasi awal. Atau jika disetujui nanti jatah LPG 3 kg untuk Kudus tahun 2013 ini, sebanyak 6.004.293 tabung. “Draf sudah kita siapkan. Tinggal kirim dan semoga saja disetujui,” tandasnya.
(gpr)